Virus Corona

Temuan Baru, Peneliti Jerman Deteksi Virus Corona Dalam ASI, Penjelasan Lengkap untuk Ibu Menyusui

Temuan baru, peneliti Jerman deteksi virus Corona dalam ASI, bagaimana sebaiknya ibu menyusui, ini penjelasan lengkapnya

Editor: Amalia Husnul A
Ilustrasi canva/tribunkaltim
Ilustrasi. Ada temuan baru, peneliti Jerman deteksi virus Corona dalam ASI, bagaimana sebaiknya ibu menyusui, ini penjelasan lengkapnya. 

Berikut beberapa dampak pandemi covid-19 terhap ibu hamil dan menyusui.

1. Kesulitan pemeriksaan rutin

Adapun dampak dari pandemi covid-19 ini terhadap ibu hamil, kata Sisca, adalah kesulitan mendapatkan fasilitas kesehatan dan melakukan pemeriksaan rutin terkait kondisi kehamilannya.

Hal itu disebabkan oleh fasilitas kesehatan yang banyak diprioritaskan untuk penanganan pasien covid-19, dan saat mengunjungi fasilitas kesehatan ada kekhawatiran dari tertular virus.

2. Menjadi ragu menyusui

Kendati demikian, hingga saat ini belum ada bukti yang menunjukkan ibu hamil yang terinfeksi covid-19 bisa menularkan kepada bayi yang dikandungnya.

"Di sisi lain, ibu menyusui, terlebih yang terkonfirmasi covid-19, menjadi ragu untuk memberikan ASI eksklusif pada bayinya," kata dia.

Padahal, ASI eksklusif merupakan nutrisi penting yang sangat dibutuhkan bayi dan berpengaruh besar pada proses tumbuh kembangnya.

Oleh sebab itu, terkait kekhawatiran kondisi ibu hamil dan menyusui terhadap bayinya ini, Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO ) dan UNICEF telah menegaskan, ASI ekslusif aman diberikan pada bayi dan tetap diberikan meskipun ibunya terkonfirmasi positif covid-19.

Sisca berkata, penularan covid-19 pada bayi melalui pemberian ASI eksklusif juga bisa dicegah dengan protokol penggunaan masker, cuci tangan dan melakukan disinfeksi.

3. Kecemasan psikologis

Sisca juga menyebutkan dampak covid-19 terhadap ekonomi maupun sosial dapat menimbulkan kecemasan yang berpengaruh pada psikologis ibu hamil dan menyusui.

Ibu yang baru melahirkan sangat mungkin akan mengalami baby blues syndrome dan post-partum depression yang umumnya diakibatkan oleh masalah psikologis.

"Hal tersebut tentu memengaruhi terkendalanya pemberian ASI eksklusif akibat produksi ASI yang dihasilkan," ujar dia.

Berdasarkan data dari WHO dan UNICEF pada tahun 2018, secara global menunjukkan tingkat pemberian ASI eksklusif cukup rendah yaitu hanya 41 persen.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved