Berita Nasional Terkini

PDIP Tanggapi Pernyataan Ahmad Ali Soal Jokowi yang Disebut Dimanfaatkan Mantan Partai

PDIP merespons pernyataan Ketua Harian DPP PSI, Ahmad Ali, yang menyebut Jokowi hanya dimanfaatkan oleh mantan partainya.

Editor: Heriani AM
KOMPAS.COM/Fristin Intan Sulistyowati
EKS PRESIDEN JOKOWI - Presiden ke-7 Jokowi, pada Senin (13/10/2025). PDIP merespons pernyataan Ketua Harian DPP PSI, Ahmad Ali, yang menyebut Jokowi hanya dimanfaatkan oleh mantan partainya. (KOMPAS.COM/Fristin Intan Sulistyowati) 

Ringkasan Berita:
  • PDIP menepis tudingan Ketua Harian PSI Ahmad Ali yang menyebut Jokowi hanya dimanfaatkan partai, dengan menyatakan Ali tak paham sejarah hubungan Jokowi–PDIP.
  • PDIP menilai pernyataan Ali hanya upaya mencari panggung dan merendahkan dialog publik.
  • Guntur Romli bahkan menduga serangan Ali ke PDIP berkaitan dengan kasus KPK yang tengah membelitnya.

 

TRIBUNKALTIM.CO - PDIP merespons pernyataan Ketua Harian DPP PSI, Ahmad Ali, yang menyebut bahwa Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi), hanya dimanfaatkan oleh mantan partainya.

Pernyataan ini disampaikan Ahmad Ali saat memberikan arahan dalam Rakorwil DPW PSI Sulawesi Tenggara di Kendari, Jumat (21/11/2025).

Menurut Ahmad Ali, Jokowi tidak pernah dihargai oleh PDIP setelah menjabat sebagai presiden, meski sebelumnya partai itu memanfaatkan posisinya untuk kepentingan politik.

Ia juga menyinggung peran Jokowi dalam memuluskan karier putranya, Kaesang Pangarep, di partai politik lain.

PDIP menilai pernyataan Ahmad Ali sebagai bentuk ketidaktahuan sejarah hubungan Jokowi dan partai.

Baca juga: Politisi Muda PDIP Kutai Barat Yelmianus Handian Selalu Ringan Tangan Bantu Warga

Ketua DPP PDIP, Andreas Hugo Pareira, menegaskan mayoritas masyarakat sudah memahami sejarah tersebut, dan menyebut pernyataan itu sekadar upaya mencari panggung politik.

"Beliau (Jokowi) kemudian di partainya yang dulu diklaim sebagai partainya, tapi tidak pernah dihargai di sana. Hanya dimanfaatkan di tempat di partainya, digunakan jabatannya untuk kepentingan partainya. 

"Dipaksa untuk mendorong dia, siapa yang memaksa? Rakyat Indonesia yang memaksa partainya tersebut untuk kemudian mencalonkan dia menjadi gubernur. Kemudian mencalonkan dia menjadi presiden. Dan diperas, dimanfaatkan, dijadikan jabatannya dia untuk membesarkan dan menebalkan kantong mereka," katanya, dikutip dari Tribun Timur.

Pernyataan itu disampaikan Ahmad Ali buntut PDIP menuding Jokowi menjadi pihak yang menuduh tanpa dasar terhadap mantan Wali Kota Solo itu pada Pilpres 2024.

Selain itu, dia juga menyoroti soal Kaesang Pangarep bisa menjadi Ketua Umum PSI karena adanya peran Jokowi.

Kaesang merupakan putra bungsu dari Jokowi. Menurut Ahmad Ali, tak jadi masalah ketika orang tua memikirkan dan menitipkan putranya ke salah satu partai politik (parpol).

"Dan setelah selesai jabatannya, kemudian dituduh macam-macam. Apakah salah kalau kemudian beliau juga memikirkan putra-putranya? Apakah kemudian akan menitipkan kader-kadernya, anak-anaknya, saudara-saudaranya, kader-kadernya, di partai? Yang sedangkan beliau sendiri, ketika menjabat jadi presiden, tidak pernah dihargai," tandas dia.

Baca juga: Kata-kata Ribka Tjiptaning soal Soeharto yang Bikin Dirinya Dipolisikan, PDIP Pasang Badan

Tak Tahu Sejarah Jokowi dan PDIP

Ketua DPP PDIP, Andreas Hugo Pareira, mengatakan pernyataan Ahmad Ali itu membuktikan bahwa dirinya tidak memahami sejarah antara Jokowi dan PDIP.

"Ya itu artinya dia tidak tahu sejarah. (Sejarah apa?) Sejarah Jokowi di partai," katanya kepada Tribunnews.com.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved