Virus Corona
Rumah Ibadah Dibuka saat New Normal, Bikin Dokter Berdebar-debar, Ada Potensi Covid-19 Meluas
rumah ibadah dibuka saat new normal, bikin Dokter berdebar-debar, covid-19 berpotensi meluas andai langgar protokol kesehatan
TRIBUNKALTIM.CO - Secara resmi, Menteri Agama Fachrul Razi telah mengeluarkan Surat Edaran tentang rumah ibadah dibuka saat new normal, bikin Dokter berdebar-debar, covid-19 berpotensi meluas.
Menyambut era new normal atau tatanan kelaziman baru, rumah ibadah akan secara bertahap dibuka kembali untuk kegiatan ibadah.
Hal ini sudah diresmikan Pemerintah melalui Surat Edaran yang diterbitkan Menteri Agama Fachrul Razi.
Di tengah pandemi Virus Corona ( covid-19 ) yang masih mewabah di Indonesia, Dokter spesialis paru Dokter. Fariz Nurwidya justru resah terkait rumah ibadah dibuka saat new normal.
Dokter Fariz mengatakan bahwa ada potensi penularan covid-19 di rumah ibadah yang tidak akan bisa terdeteksi.
Dikutip dari acara APA KABAR INDONESIA MALAM, Minggu (31/5/2020), awalnya Dokter Fariz menjelaskan bahwa rumah ibadah adalah tempat yang berpotensi menjadi sumber penyebaran covid-19.
• Akhirnya Rumah Ibadah Dibuka, Menteri Agama Fachrul Razi Terbitkan Surat Edaran, Bakal Berbeda
• Isi Lengkap Surat Edaran Menteri Agama Fachrul Razi Terkait Pembukaan Rumah Ibadah di Masa Corona
• Jokowi Mulai Umumkan Kebijakan New Normal, Kapan Rumah Ibadah Dibuka? Menteri Agama Sebut Perlu Ini
"Terus terang memang sampai hari ini rumah ibadah memainkan peranan yang penting dalam mencegah pertambahan kasus baru," kata Dokter Fariz.
"Tentu saja kita dokter berdebar-debar bagaimana hasil dari relaksasi di rumah ibadah ini," sambungnya.
Di sisi lain, Dokter Fariz juga menyinggung soal surat edaran dari Menteri Agama Fachrul Razi terkait status aman dari covid-19 sebagai syarat dibukanya kembali rumah ibadah.
Menurut Dokter Fariz semuanya akan kembali ke masyarakat untuk bisa disiplin menerapkan pola hidup bersih sehat ( PHBS) untuk meminimalisir penularan covid-19.
"Pada akhirnya memang semua anggota jamaah itu harus benar-benar sadar terhadap PHBS," ujar dia.
Ia kemudian menyinggung masih ditemukannya pelanggaran protokol penanganan covid-19 yang masih ditemukan di Masjid.
"Sudah ada catatan misalnya Masjid yang melakukan salat Jumat tapi jamaahnya tidak mengenakan masker, kemudian tidak melakukan distancing," papar dia.
"Edukasi kita harus lebih masif," tambahnya.
Dokter Fariz mempertanyakan seberapa ketat hal yang akan dipertimbangkan sebelum rumah ibadah kembali dibuka, mulai dari syarat pengetesan PCR atau rapid test terhadap jamaahnya.
Ia mengkhawatirkan bahwa ketika rumah ibadah kembali dibuka akan ada potensi penularan covid-19 yang tidak mampu terdeteksi.
Sebab jamaah yang diperbolehkan beribadah berpotensi menjadi orang tanpa gejala (OTG).
"Kita benar-benar berhadapan dengan penyakit yang karakter dasarnya itu adalah mayoritas penderita," kata Dokter Fariz.
"Dengan relaksasi ini berarti membuka risiko untuk terjadinya stealth transmission, jadi virus yang bertransimisi, beredar di bawah radar."
"Karena ditularkan melalui anggota jamaah yang tidak memiliki gejala," tandasnya.
Sebelumnya, dikutip dari Kompas.com, Rabu (27/5/2020), Fachrul mengatakan rumah ibadah akan dibuka secara bertahap.
"Kami membuat konsep umum, secara bertahap kegiatan ibadah di rumah ibadah dibuka kembali dengan menerapkan prosedur tatanan baru, new normal yang telah dinyatakan Pak Presiden pada 15 Mei 2020," kata Fachrul usai rapat kabinet, Rabu (27/5/2020).
Langkah tersebut diambil untuk mengobati rasa rindu masyarakat yang ingin kembali beribadah di rumah ibadahnya masing-masing.
• Rumah Ibadah di Berau Dibuka Kembali, Bupati: Harus Tetap dengan Protokol Kesehatan
Lihat videonya mulai menit awal:
Dokter Erlina Tak Setuju Masjid Buka
Sebelumnya, Juru Bicara RSUP Persahabatan Dokter Erlina Burhan menyatakan dirinya tidak setuju Masjid kembali buka.
Meskipun telah ditegaskan akan ada aturan untuk melakukan protokol kesehatan, Dokter Erlina ragu protokol akan dilakukan oleh setiap orang yang beribadah di tempat ibadah.
Dikutip dari acara APA KABAR INDONESIA MALAM, Kamis (28/5/2020), awalnya Dokter Erlina menjelaskan apabila dipandang dari sisi kesehatan, dirinya tidak setuju wacana pembukaan Masjid.
"Saya semata-mata dari segi kesehatan," kata dia.
Dokter Erlina mengkhawatirkan penularan covid-19 akan semakin meluas.
"Kalau tempat ibadah dibuka itu kalau menurut saya identik dengan keramaian," ujarnya.
"Dan keramaian identik dengan transimisi penyakit covid."
"Jadi kalau saya ditanya, saya tidak setuju," tegas Dokter Erlina.
Ia lalu mengungkit soal pasar dan mall yang kembali ramai saat dibuka.
Wanita kelahiran padang itu menyoroti bahwa ada warga yang tidak mengindahkan protokol penanganan covid-19 ketika pasar kembali dibuka.
Melihat kelalaian tersebut, Dokter Erlina khawatir penularan akan semakin besar apabila tetap dibiarkan.
"Buat saya ini miris karena saya tahu bahwa penularan itu lewat interaksi orang yang dekat, yang jaraknya kurang dari satu meter," terang Dokter Erlina.
Di sisi lain Dokter Erlina tidak menutupi kemungkinan rumah ibadah dibuka selama masyarakat bisa disiplin patuh melaksanakan protokol kesehatan.
"In one condition (dalam satu kondisi) apakah masyarakat sudah cukup tertib, cukup disiplin atau mempersiapkan diri melakukan hal yang dicanangkan itu," kata dia.
Dokter spesialis paru itu mengatakan idealnya adalah pelonggaran PSBB dilakukan secara berkala.
"Jadi saya merasa bahwa kita jangan loncat dari PSBB yang demikian disiplin, tiba-tiba longgar, jadi harus ada masa transisi mempersiapkan masyarakat, mempersiapkan juga pemerintah untuk bisa menyelenggarakan apa-apa yang ditulis," ujar dia.
Kemudian Dokter Erlina juga mempertanyakan apakah masyarakat benar-benar bisa disiplin melakukan protokol kesehatan saat salat ke Masjid.
"Siapa yang menjamin itu dilakukan? Apalagi Masjid ini banyak," tandasnya.
• Rumah Ibadah Akan Kembali Dibuka, Ketua MUI Samarinda Sebut Pemkot Jangan Gegabah
Lihat videonya mulai menit awal:
(TribunWow.com/Anung)
(*)
Ikuti >>> Update Virus Corona