Manager ESD PT KPC Pernah Isolasi Mandiri, Tidur di Kamar Terpisah dan Punya Alat Makan Sendiri
Manager External PT Kaltim Prima Coal (KPC), Yordhen Ampung pernah menjalani isolasi mandiri di rumah
TRIBUNKALTIM.CO,SANGATTA - Pandemi Virus Corona atau covid-19 masih berlangsung di Sangatta, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur.
Meski sudah banyak yang sembuh dan aktifitas warga tengah menuju normal, namun protokol kesehatan tetap harus dijalankan.
Bicara covid-19, Manager External PT Kaltim Prima Coal (KPC), Yordhen Ampung, punya cerita menarik.
Ia sempat menjalani isolasi mandiri di rumah atas inisiatif keluarga di rumah.
Cerita ini dibagikan pada Tribunkaltim.co, yang menyambanginya di kantor External PT KPC di Sangatta, Kabupaten Kutai Timur, untuk menyerahkan sertifikat The Most Loyal Advertising Client in Tribun Kaltim bagi PT KPC, Rabu (3/6/2020).
Kejadiannya sendiri sudah cukup lama. Saat santer-santernya Indonesia dilanda wabah covid-19, namun aktifitas warga untuk bepergian dan berkumpul belum dilakukan secara tegas.
Baca Juga
Kabar Duka Tenaga Medis, Dokter Wuhan yang Kulitnya Menghitam Karena Virus Corona Berpulang
Setelah Pandemi Virus Corona Mereda, Ini Rekomendasi Tempat Wisata Gratis di Jakarta untuk Liburan
Bukan Kategori Foodborne Disease, BPOM Tegaskan Virus Corona Tidak Ditularkan via Makanan
Namun, untuk PT KPC, aturan isolasi mandiri bagi mereka yang bepergian sudah mulai diterapkan.
Kebetulan, seorang rekan kerja yang baru saja melakukan perjalanan ke luar kota, diminta isolasi mandiri oleh klinik perusahaan, karena menunjukkan gejala batuk sepulang bepergian.
Sesampai di rumah, tak sengaja ia keceplosan pada sang istri. Menceritakan tentang rekan kerja yang harus isolasi mandiri.
Sang istri yang memiliki background kesehatan, langsung khawatir. Karena suaminya, banyak melakukan kontak dengan rekan kerja tersebut.
Sang istri pun meminta Yordhen melakukan isolasi mandiri di rumah. Isolasi mandirinya cukup unik karena tetap turun kerja tapi ketika berada di rumah selalu menjaga jarak dengan anggota keluarga.
“Selama dua minggu, saya tidur di kamar yang terpisah dari istri dan anak-anak. Melihat anak-anak, tapi tidak boleh dekat, apalagi bercengkrama seperti biasa.
Makan pun, diberi tempat makan yang berbeda. Diantar ke kamar yang tak ada orang lain boleh masuk. Jadi betul-betul jaga jarak.
Isolasi di rumah sendiri seperti ini walaupun atas inisiatif sendiri ternyata tetap menyedihkan hati karena terasa seperti dijauhi dan memiliki penyakit menular yang sangat membahayakan,” ungkapnya.
Itu isolasi mandiri yang dilakukan atas inisiatif sendiri. Ia mengaku membayangkan orang-orang yang harus isolasi mandiri, dengan status pemeriksaan rapid test, reaktif.
Tak hanya keluarga, tetangga pun ikut menjauh. Apalagi, saat itu alat rapid test belum ada. Jadi hanya bisa isolasi mandiri saja.
Meski demikian, ayah dua anak ini mengaku ada untungnya juga menjalani isolasi di rumah. Karena konsumsi harian yang disediakan sang istri, benar-benar makanan sehat dan bergizi.
“Bahkan istri sampai mencari informasi melalui internet, makanan apa yang bagus untuk mencegah covid-19. Jadi, buah-buahan yang sebelumnya tidak pernah ada, selama isolasi, ada. Istri saya juga bilang, lupakan dulu kolestrol. Makan saja semua. Tapi, ya hanya dua minggu selama isolasi itu saja,” ungkapnya.
Saat ini, menuju normal di Kutai Timur, PT KPC sudah tidak lagi memberlakukan sistem WFH atau shift kerja bagi jajaran staff External Relations. Yordhen pun sudah kembali bekerja seperti biasa dalam kondisi sehat.
“Jadi, saya isolasi mandiri dua minggu, tidak ada gejala apa-apa. Setelah dua minggu, ya kembali seperti biasa,” ujarnya.(*)
Baca Juga
Bisakah Virus Corona Menular Melalui Hubungan Badan? Geger Temuan Covid-19 dalam Sperma
Mengapa Surabaya Jadi Zona Hitam Covid-19, Penjelasan Khofifah dan Risma soal Sebaran Virus Corona
Jelang New Normal, Jokowi Tiba-tiba Akui Pemerintah Belum Bisa Kendalikan Virus Corona, Ada Apa?