Bayar Rp 17 Juta per Bulan, Nagita Mengeluh Tegangan Kerap Turun, Kata PLN Soal Listrik Rumah Raffi

TRIBUNKALTIM.CO - Bayar listrik Rp 17 juta per bulan, Nagita Slavina mengeluh tegangan listrik yang kerap turun, ini kata PLN soal listrik di rumah Raffi Ahmad.

Artis Nagita Slavina mengeluhkan pembelian token listrik di rumahnya yang mencapai Rp 1 juta hanya dalam dua hari.

Bukan hanya soal pembelian token, istri Raffi Ahmad juga mengeluhkan mengenai tegangan di rumahnya yang sering anjlok.

Dikutip dari kompas.com, sebelumnya diberitakan, sering turun tegangan listrik di rumahnya, Nagita Slavina akhirnya melaporkan hal itu pada petugas Perusahaan Listrik Negara ( PLN ).

Nagita Slavina yang sedang membuat adonan kue harus terhenti beberapa kali karena listrik di rumahnya mati.

Padahal, menurut Nagita Slavina, tegangan listrik yang ada saat ini harusnya cukup untuk satu rumah.

• Nagita Slavina Pertama Kali Bawa Motor, Ngotot Minta Dibelikan Harga Rp 340 Juta, Kata Raffi Ahmad

• Beli Part Mobil Formula 1 Sean Gelael, Raffi Ahmad Tak Bawa Uang Cash, Barang Nagita Jadi Jaminan

• Kakak Billy Syahputra Kesal pada Raffi Ahmad Soal Prank Rumah Olga Dijual, Nagita Slavina Bela Suami

• Warga Jangan Lupa Kirim Foto Meteran Listrik PLN via WhatsApp, Hari Ini Terakhir

"Menurut akal, daya saya segini mah cukup. Di rumah mama saja yang rumahnya lebih gede enggak sampai begini ( anjlok )," keluh Nagita Slavina pada petugas PLN yang datang ke rumahnya.

Lewat tayangan Janji Suci Trans TV Official, Nagita Slavina juga mengeluhkan jumlah uang yang harus dia bayar padahal listrik selalu turun.

"Masak sejuta dua hari coba," ucap Nagita Slavina.

Oleh karenanya, Nagita Slavina merasa yakin kalau ada instalasi listrik yang tidak tepat di rumah Raffi Ahmad itu.

Akhirnya, Nagita Slavina meminta solusi agar listrik di rumahnya tidak terus-terusan anjlok yang akan berakibat merusak alat elektronik rumahnya.

"Gimana caranya enggak ngejepret mulu. Malu masak tiap ada tamu ngejepret," ujar Nagita Slavina kepada petugas PLN yang datang ke rumahnya.

Kemudian, petugas PLN yang datang mengatakan bakal memeriksa instalasi listrik di rumah Nagita Slavina dan Raffi Ahmad.

Menanggapi keluhan tersebut, Manager PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Ciputat Sigit Arimurti mengatakan, tagihan listrik di rumah Raffi Ahmad bisa mencapai Rp 1 juta untuk dua hari atau kurang lebih Rp 17 juta per bulan masih berada dalam batas wajar.

Pasalnya, di rumah pasangan artis itu banyak peralatan elektronik yang digunakan.

“Tingginya biaya yang dikeluarkan oleh pelanggan atas nama Raffi Ahmad dengan daya listrik 33.000 VA atau 33 kVA dikarenakan beban pemakaian listrik atau konsumsi listrik yang tinggi juga.

Bisa jadi dikarenakan banyak peralatan elektronik atau penggunaan beberapa alat elektronik dengan daya yang besar,” ujar Sigit dalam keterangan tertulisnya, Rabu (3/6/2020).

Sementara itu, terkait keluhan listrik yang sering turun, menurut Sigit dikarenakan alat bernama MCB (Miniature Circuit Breaker) pada panel listrik pelanggan overload, karena pembagian beban listrik yang tidak merata.

Namun, pihaknya tak bisa memperbaiki hal tersebut.

Sebab, batas kewenangan PLN untuk pasokan listrik pelanggan hanya sampai ke kWh meter.

Dia pun menyarankan ke pasangan Raffi Ahmad dan Nagita Slavina untuk menghubungi instalator resmi yang tersertifikasi dan terdaftar dalam Asosiasi Kontraktor Listrik untuk melakukan perbaikan pada instalasi rumah pelanggan.

Sebelumnya, Raffi Ahmad pernah mengatakan Denny Cagur bayar listrik lebih murah darinya.

Di kanal YouTube milik Raffi Ahmad dan Nagita Slavina, Rans Entertainment terkuak cerita Denny Cagur dan istri, Santi Widihastuti yang bikin ayah Rafathar kaget. 

Rupanya Raffi Ahmad kaget dengan tagihan listrik di rumah Denny Cagur yang jauh lebih murah dibandingkan rumahnya. 

Diketahui, Denny Cagur punya rumah mewah seluas hampir 2 ribu meter.

Meski begitu, tagihan listrik di rumah Denny Cagur terbilang lebih murah dibandingkan rumah Raffi Ahmad.

Suami Nagita Slavina menyebut uang yang dikeluarkan Denny Cagur untuk membayar tagihan listrik tak terlalu boros.

Denny Cagur mengaku sangat jarang mengecek biaya listrik per bulan rumah mewahnya.

Begitu juga dengan sang istri, Santi Widihastuti.

Pasalnya, biaya listrik per bulan rumahnya sudah otomatis langsung dibayar melalui debit Denny Cagur.

"Gue itu orangnya gamau ribet, masalah lstrik, telepon, internet, segala macem dari awal udah gue setting auto debet ke rekening,"

"Jadi gue gak bayar listrik," sambung Denny Cagur.

Sehingga Denny Cagur tak pernah melihat berapa besar biaya per bulan yang dikeluarkan untuk listrik.

Namun ia mengingat terakhir setahun lalu melihat tagihan listrik.

"Gua pernah liat listrik gue sebulan nih setahun lalu lah, gue cek sekitar Rp 7 juta - Rp 8 juta doang," kata Denny Cagur.

"Hah? Rumah segini Rp 8 juta doang?" tanya Raffi Ahmad tak percaya.

"Iya ada lift, ada kolam renang," sambung Denny Cagur.

Raffi Ahmad masih tak percaya rumah mewah Denny Cagur dengan segala fasilitasnya membayar tagihan listrik sebesar Rp 8 juta sebelum.

Ia bahkan membandingkan tagihan listrik di rumah Andaranya.

"Kita berapa sayang sebulan? Rp 20 juta, ini rumah segede gini Rp 8 juta?" ucap Raffi Ahmad.

Rupanya Denny Cagur mempunyai siasat agar listrik di rumah mewahnya itu bisa lebih hemat.

Hal itu karena, suami Santi Widihastuti ini membeli barang-barang yang hemat listrik.

"Gua antisipasi semua lampu dan listrik gue pilih yang lebih hemat, bahkan gue pernah Rp 6 juta," katanya.

"Hah? Percaya gak guys?" ucap Raffi Ahmad masih tak percaya.

"Iya kita pas mau pasang-pasang cari yang hemat energi," sambung Santi.

"Iya yang tadi gue bilang, kita agak mahal diawal untuk beli lampu-lampu dan segala macem tapi ke sininya terasa hemat," ucap Denny Cagur.

Ikuti >>> Update Kabar Artis

(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tagihan Listrik Rumah Raffi Ahmad Rp 17 Juta Per Bulan, Ini Kata PLN", https://money.kompas.com/read/2020/06/03/210100826/tagihan-listrik-rumah-raffi-ahmad-rp-17-juta-per-bulan-ini-kata-pln?page=all#page2.
Penulis : Akhdi Martin Pratama
Editor : Erlangga Djumena