Wanita Hamil 9 Bulan Ditinggal di Samarinda, SR: Tolong Jangan Cari Suami Saya, Donatur Urung Cari
Wanita hamil 9 bulan ditinggalkan di Samarinda, namun SR meminta agar tak perlu mencari suaminya, donatur urungkan niat mencari suami SR di Malang
TRIBUNKALTIM.CO - Meski nasibnya pilu, wanita yang hamil 9 bulan dan ditinggalkan di Samarinda tak ingin suaminya dicari, donatur yang bantu persalinan, urungkan niat mencari suami SR di Malang.
SR, wanita yang hamil 9 bulan dan ditinggalkan suami yang pamit pulang kampung lalu hilang tanpa kabar ini pasrah tak ingin suaminya dicari.
Sempat frustasi biaya persalinan dan bergantung hidup dari tetangga, SR mendapatkan sejumlah bantuan, SR bersyukur dan tak ingin suaminya dicari.
Seperti dikutip dari kompas.com, bantuan untuk SR (38), seorang istri hamil sembilan bulan yang ditinggal suaminya di Samarinda, Kalimantan Timur, terus berdatangan.
Bantuan tersebut berupa uang, sembako, perlengkapan bayi, tanggungan biaya persalinan, hingga tawaran adopsi anak.
“Hari ini kami antar daster buat ibunya, popok, bedak, sabun mandi, dan pakaian untuk kebutuhan bayinya.
• Wanita Hamil 9 Bulan Ditinggalkan di Samarinda, Suami Siri Pulang Kampung lalu Hilang tanpa Kabar
• Ditinggal Mantan Menikah, Begini Pembalasan Wanita Ini, Kerja Sama dengan Nenek hingga Bikin Cerai
• Kena Batunya, Pria Tipu Tukang Ojol yang Minta Antar ke Solo Lalu Ditinggal Kabur, Ditolak Keluarga
• Janji Ceraikan Istri dan Nikahi Korban, Sopir Truk di Blitar Setubuhi Siswi SMA hingga Hamil
Bantuan terus mengalir, insya Allah cukup untuk kebutuhan setelah lahir,” ungkap Ketua Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak (TRC-PPA) Kaltim Rina Zainun yang mendampingi SR kepada Kompas.com, Jumat (5/6/2020).
Selain bantuan pakaian, sembako, dan uang, ada juga tawaran adopsi datang dari para donatur. Namun, dirinya tak memperbolehkan, termasuk SR sendiri.
“Banyak yang mau adopsi bayi itu setelah lahir, tapi kami enggak mau. Karena garis seorang ibu, biar bagaimana pun tetap pelihara sendiri anaknya,” terang dia.
Tak hanya itu, sudah ada empat yayasan juga menawarkan diri untuk menampung SR dan bayinya setelah lahir.
Dari keempat yayasan tersebut, kata Rina, SR sudah memutuskan untuk tinggal di Yayasan Yatim Berkah Syariah di Samarinda Sebrang setelah melahirkan.
“Jadi kebutuhan selanjutnya bisa tercukupi,” tutur Rina.
Hingga saat ini, donasi terus berdatangan seiring dengan informasi kondisi SR yang memprihatinkan tersebar luas di Samarinda dan Kaltim.
“Apa pun permasalahan yang sedang menimpa dia dan suaminya, kalau kami tidak melihat persoalan rumah tangga mereka.
Yang jelas, kita bantu dia karena dia adalah seorang perempuan dan calon ibu yang harus dibantu agar dia bisa melahirkan dengan selamat,” tutup Rina.
Imam Sopingi, donatur yang menanggung biaya persalinan SR, mengaku iba dengan kondisi SR hingga tergerak hati untuk membantu menanggung semua biaya persalinan.
“Awalnya melihat postingan di media sosial. Saya baca kondisi ibu itu sangat memprihatinkan.
Kondisi hamil suami enggak ada, uang enggak ada, keluarga juga enggak ada,” kata dia saat dihubungi Kompas.com secara terpisah.
Sejak itu, Imam berusaha menghubungi akun yang mengunggah soal SR di media sosial dan akhirnya mengunjungi SR di sebuah rumah kontrakan di Jalan Damanhuri, Samarinda.
“Kami sudah bawa dia cek satu kali ke Klinik Bidan Aminah di Jalan Merdeka. Dari situ, kami belanja sembako. Setelah itu saya bilang, urusan biaya persalinan saya yang tanggung,” terang pria dengan sapaan Cak Imam ini.
“Rencana besok, kami cek terakhir kondisi bayi dan ibunya, sudah sembilan bulan delapan hari. Rencananya, kami akan titip saja di bidan sampai melahirkan,” sambung dia.
Untuk keberadaan suaminya, Cak Imam bahkan sudah meminta tolong rekannya untuk mencari alamat suami sesuai yang disampaikan SR di Malang, Jawa Timur.
“Tapi, ibunya (SR) tidak mau. Dia bilang, tolong jangan cari suami saya. Saya ikhlas. Akhirnya batal.
Padahal, saya sudah minta orang carikan suaminya, biar bisa lihat kondisi istrinya,” kata dia.
Diberitakan sebelumnya, SR ditinggalkan suaminya sejak 8 Mei 2020.
Saat pergi, suaminya meminta izin pulang kampung ke Malang, Jawa Timur.
Namun, sudah tak ada kabar sejak 25 Mei 2020 hingga saat ini.
Karena tak ada kabar dan kiriman uang apa pun, SR bergantung makan dari tetangga kontrakan.
Kadang ia merasa malu dan harus menahan lapar seharian.
Belum lagi usia kehamilan yang tinggal menunggu hari kelahiran.
“Saya sempat frustrasi. Tapi, sekarang sudah banyak bantuan, saya sangat berterima kasih,” kata SR saat ditemui di rumah kontrakan di Jalan Damanhuri, Samarinda, Rabu (3/6/2020).
Perantau dari Malang
SR dan suaminya berasal dari Malang, Jawa Timur.
Mereka bertemu di Samarinda saat sama-sama merantau. SR sempat bekerja sebagai pembantu di rumah makan.
Sedangkan sang suami bekerja serabutan.
Mereka berdua kemudian menikah secara siri pada tahun 2018.
Karena hamil, SR memutuskan tidak bekerja dan fokus pada kehamilannya.
“Kami sama-sama anak yatim piatu. Sama-sama dari Malang, Jatim. Kami ketemu di sini (Samarinda),” kata dia.
Namun nasib berkata lain.
Saat hamil tua dan menjelang persalinan, sang suami malah menghilang setelah pamit pulang kampung ke Malang.
Sambil menangis, SR bercerita sejak 25 Mei 2020, ia tak lagi mendengar kabar suaminya.
Ia mengaku sempat frustasi karena tak ada biaya untuk persalinan yang tinggal menunggu hari.
“Saya tidak mau menjelekkan suami atau ini itu. Yang penting sekarang saya cari uang buat lahiran dan fokus untuk bayi saya,” kata dia.
(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ibu Hamil 9 Bulan yang Ditinggal dan Bergantung Tetangga: Tolong Jangan Cari Suami Saya", https://samarinda.kompas.com/read/2020/06/06/07000091/ibu-hamil-9-bulan-yang-ditinggal-dan-bergantung-tetangga-tolong-jangan-cari?page=all#page2.
Penulis : Kontributor Samarinda, Zakarias Demon Daton
Editor : Khairina