Virus Corona

China Tolak Klaim Penelitian Harvard Terkait Awal Mula Virus Corona di Wuhan, Sebut Temuan Konyol

China langsung bereaksi tolak klaim Penelitian Harvard terkait awal mula Virus Corona alias covid-19 di Wuhan, sebut temuan konyol

Editor: Cornel Dimas Satrio Kusbiananto
aa.com
China Tolak Klaim Penelitian Harvard Terkait Awal Mula Virus Corona di Wuhan, Sebut Temuan Konyol 

TRIBUNKALTIM.CO - Mendadak China langsung bereaksi tolak klaim Penelitian Harvard terkait awal mula Virus Corona alias covid-19 di Wuhan, sebut temuan konyol.

Baru-baru ini China dihebohkan dengan beredarnya laporan hasil penelitian Harvard Medica School yang membongkar awal mula mewabahnya Virus Corona di Wuhan.

Bahkan Penelitian tersebut menemukan, kasus covid-19 di Wuhan sebenarnya sudah terdeteksi sejak Agustus 2019.

Temuan tersebut sekaligus membantah klaim China yang menyatakan kasus Virus Corona mengejutkan Wuhan pada November 2019 silam.

Foto Satelit Ini Diklaim Bukti China Bohong Soal Corona, Keanehan di 5 RS Sudah Terlihat September

Tuding China Tutupi Fakta Virus Corona, Amerika Serikat Bongkar Hasil Analisa Satelit di Wuhan

Pesawat China Mendekat Setelah Pesawat Jet Amerika Serikat Melintas, Militer Taiwan Ikut Bereaksi

Tak terima dengan hasil penelitian Harvard, China melempar balasan.

Kali ini China menyerang hasil penelitian Harvard tersebut dengan istilah konyol.

China menolak adanya laporan yang mengatakan bahwa covid-19 telah merebak sejak musim panas tahun lalu.

Sebuah penelitian menemukan adanya peningkatan aktivitas lalu lintas di lingkungan Rumah Sakit Wuhan Agustus 2019.

Pejabat pemerintah China menyangkal adanya laporan yang mereka sebut sebagai laporan konyol itu.

Sanggahan itu keluar satu hari setelah penelitian menunjukkan adanya peningkatan aktivitas lalu lintas di luar Rumah Sakit Wuhan akhir musim panas tahun lalu.

Ditambah adanya peningkatan pencarian kata kunci 'gejala mirip Virus Corona ' di internet di China sebelum musim gugur sebagaimana dilansir Daily Mail.

Itu tentu jauh lebih awal dari apa yang diperkirakan sebelumnya.

Namun, Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying menolak hasil temuan penelitian itu.

Melalui rapat pers singkat dia berkata, "Saya pikir itu konyol, sangat konyol, memiliki konklusi seperti itu berdasarkan pengamatan yang dangkal seperti volume lalu lintas."

Studi penelitian itu dilakukan oleh Harvard Medical School yang dipimpin Dr John Brownstein, yang menganalisis citra satelit komersial.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved