Kabar Artis

Anji Manji Sebut Pengadilan Tidak Selalu Berujung Keadilan, Singgung Kasus Penyerang Novel Baswedan?

Musisi Anji Manji turut tergugah dengan ramainya pembicaraan soal tuntutan satu tahun oleh Jaksa Penuntut Umum terhadap pelaku penyiraman air keras

Instagram/@duniamanji
Musisi Anji Manji 

TRIBUNKALTIM.CO - Anji Manji sebut Pengadilan tidak selalu berujung keadilan, apakah Manji juga sedang membahas kasus penyerang Novel Baswedan?

Seperti diketahui saat ini sedang ramainya pembicaraan soal tuntutan satu tahun oleh Jaksa Penuntut Umum ( JPU) terhadap pelaku penyiraman air keras penyidik senior KPK, Novel Baswedan.

Tuntutan satu tahun yang diberikan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) kepada dua terdakwa penyiram air keras Rahmat Kadir Mahulette dan Rony Bugis yang menyebabkan mata kiri Novel Baswedan buta permanen memang masih menjadi perbincangan hangat di kalangan publik.

Jaksa Penuntut Umum ( JPU) menilai keduanya terbukti melakukan penganiayaan terencana yang mengakibatkan luka-luka berat.

 Jadwal Acara TV Hari Ini Sabtu 13 Juni, Indosiar SCTV TRANS RCTI GTV ANTV: Film India dan Box Office

 Pemicu Klaster Baru Pasein Covid-19 di Balikpapan, Waktu Dekat Ini Kampung Baru akan Disterilkan

 BTS Ulang Tahun ke-7, Video Pesta Anniversary Puncak BTS Festa 2020 untuk ARMY Tayang di YouTube

 Akhir Drakor The King: Eternal Monarch Episode 16, Lee Gon Buka Seluruh Gerbang Semesta Demi Tae Eul

"Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Rahmat Kadir Mahulette dengan pidana selama 1 tahun dengan perintah supaya terdakwa tetap ditahan," kata JPU yang membacakan tuntutan Rahmat, dalam sidang yang digelar di PN Jakarta Utara, Kamis (11/6/2020) kemarin.

Rahmat dianggap terbukti melakukan penganiayaan dengan perencanaan dan mengakibatkan luka berat pada Novel karena menggunakan cairan asam sulfat atau H2SO4 untuk menyiram penyidik senior KPK itu.

Sedangkan, Rony yang juga dituntut hukuman satu tahun penjara dianggap terlibat dalam penganiayaan karena ia membantu Rahmat dalam melakukan aksinya.

Atas perbuatannya itu, Rahmat dan Rony dinilai telah melanggar Pasal 353 Ayat (2) KUHP jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP tentang penganiayaan berat yang direncanakan terlebih dahulu.

JPU menilai kedua terdakwa tidak memenuhi unsur-unsur dakwaan primer soal penganiayaan berat dari Pasal 355 Ayat (1) KUHP jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP.

Alasannya, cairan yang disiram Rahmat tidak disengaja mengenai mata Novel. Padahal, menurut JPU, cairan itu awalnya diarahkan ke badan Novel.

"Terdakwa hanya akan memberikan pelajaran kepada saksi Novel Baswedan dengan melakukan penyiraman air keras ke Novel Baswedan tapi di luar dugaan ternyata mengenai mata Novel Baswedan yang menyebabkan mata kanan tidak berfungsi dan mata kiri hanya berfungsi 50 persen saja artinya cacat permanen sehingga unsur dakwaan primer tidak terpenuhi," tambah jaksa.

Dalam surat tuntutan disebutkan motif kedua terdakwa adalah tidak suka atau membenci Novel Baswedan karena dianggap telah mengkhianati dan melawan institusi Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri).

Anji Manji Pastikan Tetap Kritis: Selebtweet Aja Blunder, Apalagi Presiden
Anji Manji Pastikan Tetap Kritis: Selebtweet Aja Blunder, Apalagi Presiden (Instagram DuniaManji)

"Seperti kacang pada kulitnya, karena Novel ditugaskan di KPK padahal dibesarkan di institusi Polri, sok hebat, terkenal dan kenal hukum sehingga menimbulkan niat terdakwa untuk memberikan pelajaran kepada Novel dengan cara membuat Novel luka berat," ungkap jaksa.

Dalam pertimbangannya, JPU menilai hal yang memberatkan bagi kedua terdakwa adalah mencedarai institusi Polri.

Sedangkan, hal yang meringankan adalah keduanya mengakui perbuatan, kooperatif selama persidangan, dan telah mengabdi sebagai anggota Polri.

Meski tanpa menyebut kasus dengan jelas, Anji menyebut bahwa Pengadilan tidak selalu berujung keadilan.

Hal ini dituliskan Anji dalam akun Twitternya, Sabtu (13/6/2020).

Alih-alih menjadi tempat untuk mencari keadilan, Anji menyebut, Pengadilan justru terkadang bisa menghasilkan lelucon.

"Pengadilan tidak selalu berujung keadilan. Terkadang malah menghasilkan lawakan," tulis Anji dikutip Wartakotalive.com, Sabtu (13/6/2020).

Sebelumnya, Anji menanggapi pertanyaan dari pengikutnya tentang bagaimana sosok presiden yang sebelumnya dia dukung dan pilih pada pemilihan presiden 2019 lalu.

"Keputusan mas Anji pilih "orang baik" benar Salah mas? Hmmmm," tanya seorang pengikutnya.

Anji pun menanggapi santai pertanyaan warganet itu.

Anji menyebutkan, bahwa keputusan memilih presiden baginya tidak ada yang salah.

Ia pun menganggap wajar kalau presiden melakukan blunder dalam kepemimpinannya.

"Presiden, maksudnya? Keputusan memilihnya buat saya benar sekali.

Kalau dalam memerintah Beliau kadang blunder, dan saya pun mengkritiknya, bukan berarti keputusan saya menjadi salah.

Selebtweet aja blunder, apalagi Presiden."

Seperti diketahui, pada Pilpres 2019 lalu, pemilik nama Erdian Aji Prihartanto memberikan dukungan untuk Joko Widodo.

Anji Manji mengunggah video IGTV di Instagramnya pada Kamis (11/4/2019).

Di keterangan videonya, Anji mengaku tak dibayar oleh siapapun.

"PENCITRAAN @jokowi DI MATA ANJI. 2014 - 2019

Saya tidak dibayar untuk membuat video ini.

Saya juga bukan Artis yang masuk dalam sebuah Partai, yang punya ‘kewajiban’ bersuara sesuai dengan Partai yang mengusungnya.

Ini murni dari hati dan pemikiran saya. Tanpa brief tanpa dikte.
Selamat memilih,

Teman-teman. Ingat, berbeda itu biasa. Tidak perlu bermusuhan

JADILAH PEMILIH YANG MENANG," tulis Anji di keterangan videonya.

Di dalam videonya, diakui Anji, 5 tahun lalu di Pilpres 2014 silam, ia memilih Prabowo sebagai presiden karena dianggap tegas.

"Di Pilpres 2014 saya milih Prabowo. Sejujurnya saat itu saya diliputi keraguan."

"Saya bingung menentukan siapa yang cocok untuk memimpin Indonesia."

"Ketegasan Prabowo atau kemerakyatan Jokowi."

"Saya merasa apapun bisa dicitrakan," ujar Anji di videonya.

Anji juga menjelaskan, meski di Pilpres 2014, Jokowi menang, ia menerimanya dengan ikhlas dan hidupnya terus berlanjut tanpa mengungkit kekalahan Prabowo terus menerus.

Ia juga mengucapkan selamat kepada Jokowi dan Jusuf Kalla yang memenangkan Pilpres 2014 silam.

Seiring berjalannya waktu, Anji yang kerap diundang untuk menyanyi ke berbagai daerah pun menyaksikan secara langsung kinerja sang Presiden.

"Sebagai musisi, saya berkeliling Indonesia untuk menghibur masyarakat,"

"Saya bertemu ribuan orang dan ribuan keadaan. Kebetulan, saya adalah musisi beruntung yang mendapat kerpercayaan untuk menjadi duta merek rokok, untuk melakukan tur ke desa-desa," ungkap Anji.

 Novel Baswedan Sebut Firasat Terbukti Benar, Sesuatu di Tahap Penyidikan hingga Awal Sidang Diungkit

 Dua Penyiram Air Keras Hanya Dituntut 1 Tahun, Novel Baswedan: Kebobrokan Dipertontonkan tanpa Malu

 Mantan Komisioner KPK Puji Novel Baswedan Tangkap Nurhadi, BW Tulis Bravo Binggo

"Saya sering bertanya, bagaimana keadaan desa di era pemerintahan Jokowi? 95% menjawab 'Bagus sekali'."

"Programnya mendukung desa untuk lebih maju. Mereka merasa diperhatikan."

"Desa adalah kenyataan, kota adalah pertumbuhan. Apa yang terjadi di desa, menggambarkan wajah negara. Itu menurut saya," jelasnya.

"Pandangan saya tentang Pak Jokowi berubah. Ternyata beliau memang bekerja untuk membenahi negara ini. Saya mendengar langsung dari orang-orang yang dianggap sebagai kelas bawah, bukan orang kota yang dianggap kelas menengah atau mereka yang berada di kelas mewah."

"Saya harus mengakui bahwa saya salah. Ternyata, citra memasyarakat Jokowi selama kampanye, bukan sesuatu yang dipaksakan," imbuhnya.

Ikuti >>>> Update Kabar Artis

(*) 

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Dulu Dukung Jokowi, Anji Manji Pastikan Tetap Kritis: Selebtweet Aja Blunder, Apalagi Presiden, https://wartakota.tribunnews.com/2020/06/13/dulu-dukung-jokowi-anji-manji-pastikan-tetap-kritis-selebtweet-aja-blunder-apalagi-presiden?page=all.

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved