Resensi Buku
Luncurkan Biografi Bima di Timur Borneo, Syafruddin Kisahkan Sang Anak Bawang Penakluk Karang Paci
Luncurkan Biografi Bima di Timur Borneo, Syafruddin Kisahkan Sang Anak Bawang Penakluk Karang Paci
Hal inilah yang hendak disampaikan Syafruddin, anggota DPRD Kaltim yang berhasil menjadi anggota legislatif selama dua periode (2014 dan 2019).
Syafruddin moncer mengantarkan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mendapat 5 kursi.
Raihan yang fenomenal mengingat sebelumnya PKB cuma menduduki 3 kursi. Padahal sebagai politisi muda, ia sering dianggap anak bawang dan tak pernah diperhitungkan.
Hal itu justru menjadi keuntungannya karena saat berjuang ia tak memiliki beban. Alhasil, ia pun berhasil menaklukkan gedung DPRD Kaltim yang terletak di Karang Paci.
Kendati demikian, untuk meraih kesuksesan itu, selalu ada perjalanan yang berliku.
Ia mengakui masa kecil hingga awal dewasa tak mudah karena terlahir miskin.
Namun seperti kata M Hanif Dhakiri, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi 2014-2019 yang memberikan komentar dalam buku ini: masa lalu boleh tak indah karena kita memang tak bisa mengendalikannya. Tapi masa depan sepenuhnya di tangan kita sendiri. Siapkah kita menemputnya dengan keberanian dan kerja keras?
Mewariskan Cerita Perjuangan kepada Anak-Cucu
Membuat biografi diakui Syafruddin sebenarnya merupakan keinginan yang sederhana.
Bukan untuk pamer atau merasa sudah menjadi besar dengan pencapaiannya sekarang.
“Saya hanya ingin mewariskan cerita perjuangan kepada anak-cucu saya, bahwa hidup itu keras dan penuh perjuangan untuk mencapai sesuatu,” ujar Syafruddin.
Ia juga tak ingin agar generasi penerusnya justru mendengar kisah perjuangannya dari orang lain.
Sebelum terbit Bima di Timur Borneo, ada buku pertama yang berjudul Tegar Melawan Badai pada 2010, ditulis Herman A Hasan.
Saat itu sebenarnya ia ingin mengenang kilas balik pasca-kalah pemilu legislatif (pileg) 2009 saat PKB tak berhasil meraih satu kursi pun di DPRD Kaltim.
Padahal pada 2004, PKB bisa menempatkan tiga wakilnya di Karang Paci.