Virus Corona di Bontang
Perlukah Rapid Tes Bagi Pendatang di Tugu Selamat Datang Bontang? Simak Ulasan Tim Gugus Covid-19
Proses rapid test jadi upaya skrining awal deteksi penyebaran virus Corona atau covid-19 di Kota Bontang Provinsi Kalimantan Timur
Penulis: Muhammad Fachri Ramadhani | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG - Proses rapid test jadi upaya skrining awal deteksi penyebaran virus Corona atau covid-19 di Kota Bontang Provinsi Kalimantan Timur.
Pemeriksaan rapid test massal dilakukan sejak status Bontang KLB pada Maret lalu, hingga Juni 2020 saat ini. Hampir sepuluh ribu kali pemeriksaan rapid dilakukan.
Kendati demikian, banyak pihak yang meragukan penggunaan alat rapid test baik pemberian pemerintah pusat maupun pengadaan yang menggunakan anggaran covid-19 Bontang tepat sasaran.
Pemilihan orang-orang yang disasar selama ini acak. Hanya berpegangan pada lokasi ramai saja.
Sorotan sempat dilontarkan beberapa anggota DPRD Bontang, mengapa rapid test tak dilakukan di pintu masuk Kota Bontang, Kalimantan Timur.
Baca Juga: Kementerian Agama Terbitkan Panduan Layanan Menikah di Situasi New Normal Covid-19
Baca Juga: Cara Atasi Trauma Hilangkan Rasa Sedih ala Psikolog, Berangkat dari Curhatan Wanita Gagal Menikah
Sebab, dari hampir seluruh kasus positif yang ada di Bontang terjangkit sebelum mereka masuk ke Kota Bontang, Kalimantan Timur.
Artinya, pendatang yang masuk ke Bontang berpotensi jadi pembawa virus tersebut di Bontang. Membaca hal itu, pemerintah ambil kebijakan bahwa pengetatan pintu masuk tetap dilaksanakan sampai saat ini. Kendati saat ini kenormalan baru dilaksanakan sejak awal Juni lalu.
Dari pantauan TribunKaltim.co di Tugu Selamat Datang, memang benar setiap kendaraan tak ada yang lolos dari thermo gun petugas.
Namun, pengetatan seharusnya tak senormatif itu. Berharap warga penuh kesadaran melapor ke PSC juga merupakan hal yang berat.
Bila dilakukan rapid test di Tugu Selamat Datang, setidaknya Tim Gugus lebih cepat memutus mata rantai penyebaran. Terutama yang berasal dari luar kota bahkan provinsi.
Merespon hal tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bontang, dr Bahauddin mengaku bakal melakukan kajian soal penerapan rapid test di Tugu Selamat Datang Bontang.
“Itu butuh kajian dan persiapan yang matang,” katanya kepada TribunKaltim.co.
Pertimbangan kondusfitas arus lalu lintas harus dipikirkan. Tak serta merta langsung diterapkan. Lantaran proses pemeriksaan rapid test meski relatif singkat, namun tetap memakan waktu.
Baca Juga: Hasil Rapid Test Hafiz Quran dan Takmir Masjid Al-Ansor di Tenggarong Kukar, Ada 69 Orang
Baca Juga: PHRI Tarakan Pikirkan Nasib Hotel yang tak Ada Kerjasama Karantina Kasus Covid-19, Begini Solusinya
Apalagi mengingat akses masuk ke Bontang hanya satu. Dalam bayangannya apabila dilakukan rapid test maszal menggunakan sistem drive thru, bakal menyebabkan antrean panjang di jalan.
“Jelas mengganggu lalu lintas dan mobilitas warga yang melintas di jalan,” katanya.
Bahauddin meyakinkan bahwa setiap penduduk luar kota yang masuk Bontang, selalu terpantau pihaknya.
Petugas jaga sudah mengerti apabila ada pengendara yang berasal dari luar daerah, diimbau untuk lapor PSC. Apabila masuk dengan rombongan, akan ada laporan lebih lanjut ke PSC Kota Bontang.
"Data-data orang luar yang masuk ke Bontang kita pegang. Setiap hari kami terima laporan," tuturnya.
Untuk diketahui, dari data Tim Gugus covid-19 sebanyak 9,950 kali pemeriksaan rapid test dilakukan di Bontang, Kalimantan Timur. Terdiri dari 2,474 rapid test Dinkes, sisanya 7,476 dilakukan oleh perusahaan di Kota Bontang.
“Ini masalah teknis saja. Tapi kalau untuk rapid massal sudah berjalan, di tempat-tempat keramaian yang rawan atau berpotensi tinggi terjadi penularan covid-19,” tuturnya.
Baca Juga: Pelaksanaan Nikah di Kukar Melonjak Jelang New Normal, Ada 134 Pasangan Siap Ijab Kabul
Baca Juga: PPDB di Kabupaten Kutai Timur Dimulai 29 Juni, Berikut Jalur-jalur Penerimannya
Baca Juga: Sempat Menentang, Pedagang Sembako Akhirnya Pasrah Ditempatkan di Lantai 3 Pasar Tamrin Bontang
Pemberitaan sebelumnya, Ketua Fraksi Gerindra, Etha Rimba Paembonan meminta Tim Gugus covid-19 melakukan rapid test di pintu masuk Kota Bontang. Bagi setiap pendatang yang melintas, langsung dirapid test di sana.
Dengan anggaran penanganan covid-19 hingga Rp149 miliar. Etha merasa bukanlah hal yang sulit dilakukan demi keamanan warga Bontang.
"Pendatang langsung dirapid test, jadi kalau tahu hasilnya, langsung dapat penanganan khusus. Dikarantina sambil menunggu hasil swab," tuturnya.
Hingga saat ini Tugu Selamat Datang Bontang masih dijaga petugas Terpadu lintas institusi.
"Ini covid-19 ini human to human, karena penyebaran manusia maka yang dijaga manusianya bukan maskernya, bukan jaraknya. Kita mau ngumpul tidak masalah yang penting bisa menjaga," ujarnya.
( TribunKaltim.co/Fachri )