Virus Corona
Sama dengan Pemkot, DPRD Juga tak Ingin Surabaya PSBB Lagi, Minta Jajaran Risma Beli Alat Ini
Sama dengan Pemerintah Kota ( Pemkot ), DPRD juga tak ingin Surabaya PSBB lagi, daripada PSBB lagi, DPRD minta jajaran Risma beli alat ini
"Kita bisa melihat sepertinya masyarakat tidak paham mengenai tata cara isolasi mandiri yang benar, sehingga penularan dalam keluarga juga menjadi faktor yang besar" ucap Josiah.
Menurut Josiah, Pemkot Surabaya harus berhati-hati dengan para Orang Tanpa Gejala (OTG) yang justru berpeluang besar menularkan Covid 19.
Sehingga tes PCR secara masif akan mempermudah mengidentifikasi para OTG di Surabaya untuk selanjutnya dilakukan isolasi.
"Dengan adanya tes secara masif ini tentu akan meningkatkan angka positif, tapi kita tidak perlu kuatir.
Karena dengan diketahui sejak dini maka bisa segera dilakukan tindakan penangananya dan ke depannya tidak akan melonjak lagi karena angka pasti penderita sudah kita dapat," tutupnya.
Alasan bisa PSBB Lagi
Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Pemprov Jawa Timur (Jatim) mengungkap sejumlah alasan kenapa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) bisa diterapkan lagi di Kota Surabaya.
Alasan utamanya adalah karena kasus positif Virus Corona atauCOVID-19 di Kota Surabaya kembali tinggi alias makin ganas setelah PSBB berakhir.
Kesadaran masyarakat Kota Surabaya untuk mematuhi protokol kesehatan Covid-19 juga dinilai makin kendor setelah tidak ada PSBB.
Menanggapi itu, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya tak ingin PSBB kembali diterapkan di Kota Surabaya.
"Kami bekerja untuk bagaimana hal-hal itu tidak terjadi," kata Wakil Koordinator Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, Muhammad Fikser, Rabu (17/6/2020).
Pemkot Surabaya di bawah Wali Kota Tri Rismaharini atau Risma saat ini disebutnya terus berfokus pada penanganan pandemi Covid-19 secara penuh.
Namun, juga tetap mempertimbangkan roda perekonomian warga agar tetap dapat berjalan selaras dengan upaya memutus mata rantai penyebaran virus Corona.
Keduanya, disebut Fikser tetap menjadi perhatian Pemkot Surabaya.
Oleh sebab itu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Surabaya itu mengatakan, harusnya dalam situasi seperti ini semua pihak harus sadar dan bahu membahu untuk menyelesaikan wabah ini.