Virus Corona
WHO Beber Kapan Vaksin Virus Corona Tersedia, Beberapa Negara Langsung Pesan, Uji Klinis ke Manusia
WHO beber kapan vaksin Virus Corona tersedia, beberapa negara langsung pesan, uji klinis ke manusia
Penulis: Rafan Arif Dwinanto | Editor: Amalia Husnul A
TRIBUNKALTIM.CO - WHO beber kapan vaksin Virus Corona tersedia, beberapa negara langsung pesan, sudah uji klinis ke manusia.
Kehadiran vaksin Virus Corona menjadi dambaan setiap negara saat ini.
Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO pun membeberkan progres terbaru upaya pengembangan vaksin Virus Corona penyebab covid-19.
Bahkan, beberapa calon vaksin Virus Corona sudah menjalani uji klinis ke manusia.
Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO) berharap, ratusan juta dosis vaksin Virus Corona jenis baru dapat diproduksi hingga akhir 2020 ini dan dua miliar dosis lagi pada akhir 2021.
WHO menyebutkan, ratusan juta dosis vaksin yang nantinya siap didistribusikan, akan diutamakan bagi mereka yang rentan terhadap Virus Corona.
• Daftar Acara HUT ke 493 Jakarta Senin 22 Juni 2020 di Masa Pandemi Covid-19, Ada Anies Menyapa Warga
• 1 Dari 3 Polisi Jujur Guyonan Gus Dur Diusulkan Ganjar Pranowo Jadi Pahlawan Nasional, Jasanya Besar
• Ramalan Zodiak Cinta 22 Juni 2020, Virgo Belajar Kejujuran, Aquarius Hadapi Cobaan Terus Menerus
• Dapat Data Dari Google dan Facebook, Pengajar UI Ungkap Arus Balik ke Jabodetabek, Bisa Jadi Pandemi
Kepala Ilmuwan WHO Soumya Swaminathan mengatakan, WHO tengah menyusun rencana untuk membantu memutuskan siapa yang harus mendapatkan dosis pertama setelah vaksin mendapat persetujuan.
"Saya berharap, saya optimistis.
Tetapi, pengembangan vaksin adalah pekerjaan yang rumit, datang dengan banyak ketidakpastian," kata Swaminathan, Kamis (18/6/2020), seperti dikutip Reuters.
"Hal baiknya adalah, kami memiliki banyak vaksin dan platform.
Sehingga bahkan jika yang pertama gagal atau yang kedua gagal, kita tidak boleh kehilangan harapan, kita tidak boleh menyerah," ujar dia.
Sekitar 10 vaksin Virus Corona potensial sekarang tengah diuji coba pada manusia.
Harapannya, vaksin ini bisa mencegah infeksi dalam beberapa bulan mendatang.
Negara-negara sudah mulai membuat kesepakatan dengan perusahaan farmasi pembuat vaksin Virus Corona untuk memesan dosis, bahkan sebelum penangkal virus tersebut terbukti bekerja.
Swaminathan menggambarkan, harapan untuk ratusan juta dosis tahun ini merupakan rasa optimistis dan memberikan harapan.
Dia mengatakan, data analisis genetik yang dikumpulkan sejauh ini menunjukkan, Virus Corona jenis baru belum bermutasi dengan cara apa pun yang akan mengubah tingkat keparahan penyakit yang disebabkannya.
• Bentrok, India Beber Prajurit China yang Tewas 2 Kali Lipat dari Tentara Mereka yang Jadi Korban
200 kandidat vaksin
Mengutip Channel News Asia, Kamis (18/6/2020), Swaminathan sangat optimistis vaksin covid-19 dapat ditemukan dalam waktu dekat karena saat ini sudah ada 200 kandidat, 10 di antaranya bahkan sudah masuk tahap uji coba terhadap manusia.
"Jika kita sangat beruntung, akan ada satu atau dua kandidat yang berhasil sebelum akhir tahun ini," ujar Swaminathan.
WHO akan memprioritaskan vaksin tersebut untuk tiga kelompok utama.
Pertama, yakni pekerja garda depan dengan risiko paparan tinggi, seperti petugas medis dan kepolisian.
Kedua, orang yang paling rentan covid-19, seperti manula dan penderita diabetes.
Ketiga, warga di tempat dengan potensi paparan tinggi, seperti permukiman kumuh.
"Kita harus memulai dengan yang paling rentan dan kemudian berangsur memvaksin lebih banyak orang," kata Swaminathan.
Swaminathan menyadari bahwa selain tiga kelompok utama tersebut, masih banyak orang yang membutuhkan vaksin covid-19.
Ia berharap tahun depan lebih banyak vaksin yang bisa diproduksi.
"Kami berharap pada 2021 kami dapat memiliki dua juta dosis dari satu, dua, atau tiga vaksin yang efektif untuk didistribusikan ke seluruh dunia," ujar dia.
• Ketiduran, Pria Ini Terkunci di Dalam KRL Sendirian, Pencet Bel Darurat Masinisnya Sudah Tak Ada
Antibodi bertahan 3 Bulan
Hasil studi terbaru menunjukkan, antibodi Corona hanya bertahan 2-3 bulan saja, apa artinya, dan apakah pengaruhnya dengan vaksin Corona jika nanti ditemukan.
Sejumlah misteri terkait virus Corona SARS-CoV-2 penyebab covid-19, salah satunya adalah apakah seseorang menjadi kebal setelah terinfeksi virus Corona.
Untuk menyelidiki hal itu, para ahli meneliti respons antibodi yang terbentuk setelah seseorang terinfeksi covid-19.
Dilaporkan dalam artikel Kompas.com sebelumnya, sebuah studi terhadap 37 Orang Tanpa Gejala ( OTG ) di Distrik Wanzhou China yang dipublikasikan dalam Nature Medicine mengungkapkan bahwa OTG memiliki respons antibodi yang lebih lemah terhadap virus SARS-CoV-2 dibanding pasien covid-19 yang bergejala.
Studi ini juga menemukan bahwa antibodi virus Corona hanya bertahan selama 2-3 bulan setelah seseorang terinfeksi covid-19.
Dalam waktu delapan minggu, 81 persen OTG mengalami penurunan antibodi, sementara hanya 62 persen pasien bergejala mengalami hal yang sama.
Tingkat antibodi pada 40 persen pasien OTG juga turun hingga level yang tak terdeteksi dalam kurun waktu tersebut.
Presentase ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pasien bergejala, di mana hanya 12,9 persen yang mengalami hal serupa.
• PKS Dukung Rahmad Masud dalam Pilkada Balikpapan, Parpol Lain Dikabarkan Juga akan Ikut Merapat
Apa artinya bagi kita?
Walaupun studi ini tergolong kecil, para peneliti berkata bahwa temuan mereka bisa menjadi bahan perhitungan para pemimpin negara sebelum mengeluarkan "paspor imunitas".
Untuk diketahui, beberapa negara sedang mempertimbangkan ide "paspor imunitas" untuk orang-orang yang memiliki antibodi terhadap covid-19.
Asumsinya, antibodi bisa melindungi seseorang dari infeksi ulang virus Corona sehingga mereka boleh bekerja atau berpergian di tengah pandemi.
Akan tetapi, seperti diakui oleh tim peneliti sendiri, hingga kini dunia kesehatan belum mengetahui apakah antibodi terhadap covid-19 memberikan kekebalan terhadap penyakit tersebut.
Selain paspor imunitas, temuan baru ini juga menjadi ganjalan bagi para pengembang vaksin covid-19.
Pasalnya, vaksin bekerja dengan memicu tubuh untuk menghasilkan antibodi yang melawan covid-19.
Apabila antibodi terhadap covid-19 memang benar memberikan kekebalan, maka waktu ketahanannya yang singkat di dalam tubuh, yakni 2-3 bulan menurut studi ini, tidak akan terlalu menjanjikan dalam upaya melawan covid-19.
(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "WHO Berharap Ratusan Juta Dosis Vaksin Covid-19 Siap pada Akhir 2020", https://www.kompas.com/tren/read/2020/06/19/121848265/who-berharap-ratusan-juta-dosis-vaksin-covid-19-siap-pada-akhir-2020?page=all.