Dana Transportasi Ditiadakan, Guru Pulau Terluar Bontang Terancam tak Bisa Ngajar Jelang Ajaran Baru

Dampak pandemi Virus Corona ( covid-19 ) dirasakan bagi guru yang mengabdi di pulau terluar Bontang.

HO/PRIBADI
Sekolah Dasar Negeri 016 Bontang Selatan bakal menghadapi persoalan baru, minimnya tenaga guru yang mengajar karena anggaran transportasi ke sekolah pulau terluar Bontang itu ditiadakan. 

Sebelum status KLB (kejadian luar biasa) disandang Kota Bontang, anggaran transportasi guru selama Januari hingga Maret masih keluar yang dialokasikan dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) pemerintah kabupaten/kota.

"Semua anggaran BOS itu dipangkas, dialihfungsikan, dana kami sudah habis di kapal karena kami yang paling penting ini kapal, tanpa kapal kami tidak bisa nyeberag," katanya.

Dalam sebulan Rp 2,7 juta dikeluarkan untuk ongkos pulang pergi sewa kapal ke Tihi-Tihi. "Anggaran kami itu berupa bensin bentuk pertanggungjawaban kami itu," ujarnya.

Masalah itu sudah lama disampaikan ke Dinas Pendidikan Kota Bontang, namun sampai saat ini belum menemui titik terang.

"Kemarin sempat terbayarkan Januari, Februari, Maret sempat dicairkan itu Rp 8,1 juta. Setelah itu sudah habis gak ada lagi," ungkapnya.

Sekadar diketahui, ada 2 jalur penyeberangan yang mereka pakai saban hari menyeberang ke Tihi-Tihi, yakni Pelabuhan Tanjung Laut dan Pelabuhan Sekambing.

Ada 3 orang guru dan staf yang tinggal di Sekambing, kemudian 4 orang termasuk Eka di Bontang Kota.

Jadi mereka bagi jadwal, pada Senin dan Rabu mereka menyeberang lewat pelabuhan Tanjung Laut, sementara pada Selasa dan Kamis lewat pelabuhan Sekambing

"Kalau hari Jumat minggu pertama dan minggu ketiga kami lewat Pelabuhan Tanjung Laut, Jumat minggu kedua dan keempat lewat Pagung Pelabuhan Sekambing," ungkapnya.

"Hari Sabtu kami nggak nyeberang karena pembawa kapal kami tidak bisa ngantar karena beliau jualan di Beras Basah Sabtu-Minggu," tuturnya.

Baca juga: Referendum Tolak Kelapa Sawit sampai di Mahkamah Konstitusi Swiss, Bagaimana Selanjutnya?

Baca juga: Paman Potong Kelamin Remaja 16 Tahun, Tak Terima Dengar Keponakannya Dicabuli

Pihaknya beberapa kali mengusulkan pengadaan kapal bagi guru dan tenaga pendidik khusus pulau terluar Bontang, namun hal itu sepertinya sulit terealisasi.

"Kemarin saya ada minta kapal saja, terus katanya kita terlalu berisiko kalau pengadaan kapal. Makanya pertanggungjawabannya nyewa kapal aja, nggak mikir perawatannya dan lain-lain," ucapnya.

Nah, mengingat tahun ajaran baru bakal dimulai 13 Juli mendatang, Eka khawatir anggaran transportasi mereka belum kembali.

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved