Dana Transportasi Ditiadakan, Guru Pulau Terluar Bontang Terancam tak Bisa Ngajar Jelang Ajaran Baru
Dampak pandemi Virus Corona ( covid-19 ) dirasakan bagi guru yang mengabdi di pulau terluar Bontang.
Penulis: Muhammad Fachri Ramadhani |
Apakah mungkin mereka kembali harus gigit jari di darat, lantas menumpukkan beban mengajar kepada Mardiah, satu-satunya guru yang tinggal di Tihi-Tihi. Sementara tahun ajaran baru sebentar lagi bakal dimulai.
"Kemarin sempat terbayarkan cuma 3 bulan (Januari-Maret) sebelum pandemi. Sempat saya bilang sama pak Kadis, mohon maaf pak, misal 13 Juli (2020) itu memang harus masuk sementara anggaran untuk kapal kami tidak ada, mohon izin saya dan guru-guru saya tidak bisa nyeberang," ungkapnya.
Jawaban pihak terkait saat disodorkan permasalahan yang mendera guru di pulau terluar Bontang, sebatas ungkapan normatif saja.
Kendati begitu, tetap saja hal itu cukup membuat mereka aman dan tenang. Setidaknya ada komitmen yang dibangun, meski hanya berlandasakan ungkapan.
"Nanti bu Eka kami carikan, tenang saja mudah-mudahan kami usahakan untuk yang di pesisir transportasi, akomodasi kapal itu kami usahakan," ucapnya menirukan jawaban pihak dinas terkait. (*)