Virus Corona
Risma Sambut New Normal di Surabaya, Epidemiolog Beda Sikap, Ada Ancaman Bahaya Jika Diterapkan
Wali kota Tri Rismaharini alias Risma sambut new normal di Surabaya, Pakar Epidemiologi justru beda sikap, lantaran ada ancaman bahaya jika diterapkan
TRIBUNKALTIM.CO - Wali kota Tri Rismaharini alias Risma sambut new normal di Surabaya, Pakar Epidemiologi justru beda sikap, lantaran ada ancaman bahaya jika diterapkan.
Meski kasus covid-19 dan angka kematian Virus Corona di Surabaya tinggi, Wali Kota Tri Rismaharini alias Risma tetap menyambut new normal.
Terkait persiapan new normal, Pakar Epidemiologi justru mengambil sikap berbeda dengan Risma.
Epidemiolog tersebut mengingatkan ancaman bahaya covid-19 atau Virus Corona andai new normal benar-benar diterapkan di Surabaya.
• Akhirnya Covid-19 Jawa Timur Lebih 10 Ribu, Attack Rate Daerah Risma Paling Disorot Jajaran Khofifah
• Galak Seperti Risma, Kapolsek Perempuan Geram Pemuda Surabaya Pakai Narkoba, Dimarahi Habis-habisan
• Heboh Jenazah Tertukar, Batal Dikubur dengan Protokol Covid-19, Keluarga Merasa Ada yang Janggal
Sebelumnya, Risma mengajak wargan Surabaya untuk jujur dan disiplin di tengah fase adaptasi new normal yang dilakukan wilayahnya.
Menurut Risma, dua sikap tersebut akan membantu masyarakat beradaptasi dengan hal-hal baru yang akan diterapkan Pemerintah Kota Surabaya di pasca-PSBB Kota Surabaya.
"Kalau kita menjaga diri kita, sebenarnya kita melindungi keluarga atau saudara kita yang kita sayangi. Jika masing-masing kita menjaga diri kita, sebetulnya kita menjaga dan melindungi saudara-saudara kita. Jadi kalau kita positif, jangan ragu untuk isolasi diri," kata Risma, Selasa (23/6/2020).
Hal itu dijelaskan Risma saat menggelar konferensi video dalam dialog bertajuk Zona Risiko Tinggi: Bagaimana Beradaptasi.
Wali kota Risma lalu mencontohkan protokol kesehatan di pasar tangguh.
Nantinya, kata Risma, pedagang dan pembeli dipisahkan tirai plastik.
Cara pembayaran juga menggunakan nampan. Sehingga, mengurangi kemungkinan pedagang dan pembeli bersentuhan langsung.
"Jadi, biasanya pembeli itu memberikan catatan apa saja yang akan dibeli, kemudian barang beliannya itu diletakkan di nampan itu, sehingga tidak bersentuhan," ujar Risma.
Selain itu, Pemkot Surabaya juga akan membuat jalan masuk dan keluar pasar hanya satu arah.
Tujuannya, untuk menghindari warga berpapasan di pasar.
• Reaksi Anak Buah Khofifah saat Wilayah Risma Terancam PSBB Lagi, Kasus Covid-19 Surabaya Meningkat
Adapun petugas akan disiagakan untuk memastikan semua protokol kesehatan itu berjalan sesuai aturan.