Menikmati Keindahan Danau Ngadeng di Kampung Merabu, Kabupaten Berau, Udara Sejuk dan Segar
Kabupaten ini menyimpan sejuta pesona alam yang menakjubkan namun tersembunyi sehingga masih banyak orang yang belum mengetahui keindahannya
Penulis: Ikbal Nurkarim | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUN KALTIM.CO, TANJUNG REDEB - Kabupaten Berau berada di Provinsi Kalimantan Timur. Kabupaten ini menyimpan sejuta pesona alam yang menakjubkan namun tersembunyi sehingga masih banyak orang yang belum mengetahui keindahannya.
Mulai dari situs wisata, situs bersejarah, spot foto foto, sampai air terjun yang memanjakan mata. Bagi yang sering ke Bumi Batiwakkal, sebutan lain kabupaten Berau mungkin tak asing dengan wisata bahari seperti di pulau Derawan, Maratua, Sangalaki dan masih banyak lainnya.
Kali ini, wisata alam yang dapat menjadi alternatif anda jika berkunjung ke kabupaten Berau yakni Danau Ngadeng.
Danau yang terkenal dengan airnya yang jernih dan cerita terbentuknya terletak di Kampung Merabu, Kecamatan Kelay dan selalu ramai dikunjungi wisatawan dari luar negeri maupun wisatawan lokal.
Selain keren sebagai latar berswafoto, wisatawan juga dibolehkan berenang dan dijamin rasa capek perjalanan cukup melelahkan akan terbayarkan saat berenang.
Fasilitas objek wisata ini cukup memadai mulai dari rumah pohon bagi yang ingin beristirahat, hingga kamar kecil bagi orang yang ingin buang air.

Ketua Bumdes Agus Athino yang juga pengelola wisata mengatakan setiap tahunnya wisatawan yang mengunjungi tempat tersebut mencapai 900 orang. Dimana 100 diantaranya merupakan wisatawan luar negeri.
"Setiap tahunnya wisatawan yang kesini lebih 900 orang, kalau untuk wisatawan luar negeri itu lebih 100 orang masing-masing dari Prancis, Norwegia, Colombia," kata Agus.
Untuk mencapai danau Ngadeng, cukup menguras tenaga, dari Tanjung Redeb ibu kota kabupaten Berau ke kampung Merabu ditempuh sekitar 4 jam perjalanan.
Sesampai di kampung Merabu pengunjung akan menggunakan perahu ketinting dengan menempuh perjalanan sekitar 15 menit dan harus kembali berjalan kaki menuju lokasi selama 15 menit.
Namun jangan khawatir anda dipastikan tidak bosan, karena sepanjang perjalanan anda disuguhkan pemandangan yang indah.
Bahkan saat anda berjalan menuju lokasi danau Ngadeng anda akan melihat pohon-pohon besar yang diadopsi orang untuk tidak ditebang.
Baca juga; Kisah Tragis, Gadis 13 Tahun Diperkosa Sepupu hingga Hamil, Setelah Melahirkan Dirudapaksa Mertua
Baca juga; Berlaku Bulan Depan, KK & Akta Kelahiran di Bulungan Kalimantan Utara Bisa Dicetak Sendiri di Rumah
Kata Agus setiap orang yang akan mengadopsi pohon akan membayar sejumlah uang kepada masyarakat kampung Merabu dan pohon yang diadopsi akan dituliskan nama yang mengadopsinya.
"Dari hasil adopsi itu kami tidak mengambil keuntungan. Misal seseorang mengadopsi pohon dua tahun maka harus membayar uang sekitar Rp 1.5 juta, uang itu Rp 500 ribu untuk buat plan nama dan Rp 1 juta dibagi ke anak sekolah mulai SMP, SMA bahkan yang kuliah juga," jelasnya.
Pohon yang telah diadopsi pun akan dijaga masyarakat kampung dan dilarang untuk diteban.
Terdampak Pandemi Virus Corona atau Covid-19.
Pandemi Virus Corona atau Covid-19 yang mewabah juga berdampak pada wisata alam danau Ngadeng. 4 bulan terakhir hampir tidak ada wisatawan yang berkunjung.
Sebab pengelola hingga aparat kampung juga melakukan phisical distancing dan melarang orang luar masuk di kampung mereka.
Namun dengan adanya kebijakan bahwa tempat wisata bisa kembali dibuka dengan protokol Kesehatan Agus Athino mengaku masih menunggu arahan dan SOP dari kabupaten.
Baca juga; Isu Keretakan Rumah Tangga Laudya Cynthia Bella dan Suami, Mantan Istri Engku Emran Buka Suara
Baca juga; NEWS VIDEO Gara-gara Satu Penumpang Garuda Positif Corona Lolos Pemeriksaan, 90 Orang Dikarantina
Wakil Bupati usulkan pembangunan tracking untuk wisatawan. Jalan menuju lokasi danau Ngadeng masih licin jika hujan turun sehingga wisatawan harus ekstra hati-hati jika tak ingin jatuh.
Wakil Bupati Berau H Agus Tantomo yang mengunjungi lokasi wisata tersebut beberapa waktu lalu mengusulkan pembangunan tracking. Ia juga mengapresiasi langkah masyarakat Kampung Merabu yang fokus dalam mengembangkan objek wisata alamnya. Yang dikelola dan diatur Badan Usaha Milik Desa atau Bumdes yang bertujuan untuk kepentingan masyarakat kampung.
"Saya mengapresiasi masyarakat yang ingin memajukan kampung melalui sektor wisata ini, pola pengelolaan seperti ini sangat besar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat," kata Agus Tantomo.
"Utamanya masyarakat di kampung ini, seperti kegiatan ekonomi, dan ada juga jasa guide, yang penting harus mengikuti prosuder dan aturan yang berlaku. Misalnya tarif jangan terlalu memberatkan, ini disesuaikan dengan standar pengunjung, baik lokal dan luar negeri," tuturnya.
Agus Tantomo juga meminta aparat Kampung dan pengelola wisata agar terus berinovasi untuk mengembangkan objek Wisata di bumi Batiwakkal. (Tribun Kaltim.co/Ikbal Nurkarim)