Tak Main-main, Pengamat Beber Efek Buruk Jokowi Ancam Reshuffle, Ada Sosok jadi Sibuk Amankan Posisi
Jokowi menyebutkan dirinya tidak segan-segan akan mengambil keputusan reshuffle kabinet jika memang diperlukan.
Menurut Jokowi, opsi itu mungkin saja dilakukan mengingat situasi krisis yang terjadi.
"Karena memang suasana ini harus ada," tegasnya.
Jokowi kemudian membuat gestur mengangkat tangan, yang umumnya diartikan sebagai tanda orang menyerah.
• Mirip di Film, Ribuan Kera Duduki Kota Saat Tengah Lockdown, Gedung Bioskop jadi Sarang
• Jadwal Acara TV Hari Ini Senin 29 Juni, SCTV GTV RCTI ANTV: Resurrected Victims, Drakor & Film India
"Kalau suasana ini Bapak Ibu tidak merasakan itu, sudah," kata Jokowi.
"Artinya tindakan yang extraordinary keras akan saya lakukan," tutupnya.
Dinilai Sengaja Lempar Spekulasi Reshuffle
Peneliti Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes menilai, Presiden Joko Widodo sengaja melempar spekulasi perombakan atau reshuffle kabinet dalam Sidang Kabinet Paripurna 18 Juni lalu.
Menurut Arya, melempar spekulasi reshuffle adalah tidak elok dilakukan, apalagi dalam situasi pandemi covid-19 seperti sekarang ini.
"Pemerintah atau Istana seperti ingin membuat spekulasi tentang reshuffle, dan ini menurut saya tentu kurang elok," kata Arya kepada Kompas.com, Senin (29/6/2020).
Arya menilai, spekulasi reshuffle menyebabkan kinerja para menteri tidak fokus.
Sebab, dengan adanya spekulasi tersebut, perhatian para menteri justru tertuju pada upaya mengamankan posisinya masing-masing.
Para menteri kemungkinan mencari posisi aman melalui partai.
Dengan begitu, partai akan melakukan berbagai manuver untuk mencegah kadernya terkena reshuffle.