Orang Kepercayaan Megawati di PDIP Dukung Jokowi Reshuffle Kabinet, Sebut Ada Menteri Cari Aman

Orang kepercayaan Megawati di PDIP, Hasto Kristiyanto mendukung Presiden Jokowi soal reshuffle kabinet, ungkap ada Menteri yang cari aman

Editor: Cornel Dimas Satrio Kusbiananto
(KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO
Suasana persiapan pemotretan Kabinet Indonesia Maju di Istana Negara, Jakarta, Rabu (23/10/2019). Presiden RI Joko Widodo mengumumkan dan melantik Menteri-menteri Kabinet Indonesia Maju serta pejabat setingkat menteri. 

TRIBUNKALTIM.CO - Orang kepercayaan Megawati di PDIP, Hasto Kristiyanto mendukung Presiden Jokowi soal reshuffle kabinet, bahkan ia juga mengungkap ada Menteri yang mencoba cari aman.

Wacana reshuffle kabinet terlontar dari mulut Presiden Jokowi belum lama ini saat jengkel terhadap kinerja Menterinya dalam mengatasi covid-19 alias Virus Corona.

Soal reshuffle kabinet ini disebut tak main-main, sebab Jokowi menegaskan langkah tersebut sempat terpikirkan olehnya di tengah lambatnya para Menteri bekerja.

Setelah Marah dan Ancam Reshuffle, Jokowi Beri Peringatan Keras Soal Ini, Minta Libatkan Tokoh Agama

Tak Main-main, Pengamat Beber Efek Buruk Jokowi Ancam Reshuffle, Ada Sosok jadi Sibuk Amankan Posisi

Dengar Akan Ada Reshuffle, Eks Jubir KPK Minta Jokowi Tak Copot Tito Karnavian, Soroti Yasonna Laoly

Terkait wacanan reshuffle kabinet, orang kepercayaan Megawati di PDIP, Hasto Kristiyanto mendukung Presiden Jokowi.

Sekjen PDIP itu mengatakan presiden berhak melakukan evaluasi dan merombak jajaran kabinet.

Hasto Kristiyanto pun berharap pernyataan bernada ancaman Jokowi soal reshuffle kabinet itu jadi pemacu bagi para menteri untuk bekerja lebih baik.

" PDI Perjuangan berharap semakin memacu kinerja dan kekompakan seluruh jajaran kabinet, dan seluruh lembaga negara yang berkaitan dengan fungsi perekonomian negara untuk secepatnya mencari solusi komprehensif dan efektif di dalam memercepat gerak pertumbuhan perekonomian nasional," ujar orang kepercayaan Megawati ini.

Menurut Hasto Kristiyanto, selama ini memang ada beberapa orang yang cenderung mencari aman dan tidak memiliki gagasan apapun dalam merespons krisis akibat pandemi covid-19.

Maka, kata Hasto Kristiyanto, wajar jika Presiden Jokowi melakukan evaluasi.

"Ada beberapa pihak yang cenderung mencari aman, dan tidak mengambil prakarsa, sehingga wajar jika Presiden sampai melakukan evaluasi terhadap kinerja para menteri," ucap Hasto.

Ketua Umum DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri (kanan) berbicara disaksikan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto (kiri) dalam acara Bu Mega Bercerita di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta, Senin (7/1/2019). Acara Bu Mega Bercerita tersebut merupakan rangkaian peringatan HUT ke-46 PDI Perjuangan.
Ketua Umum DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri (kanan) berbicara disaksikan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto (kiri) dalam acara Bu Mega Bercerita di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta, Senin (7/1/2019). Acara Bu Mega Bercerita tersebut merupakan rangkaian peringatan HUT ke-46 PDI Perjuangan. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Sementara itu, politikus PDIP Andreas Hugo Pareira berharap "ancaman" Presiden Joko Widodo soal reshuffle kabinet segera dilaksanakan.

Menurut Andreas, masyarakat perlu melihat ketegasan dan keseriusan pemerintah dalam penanganan covid-19.

"Langkah ini perlu segera dilakukan agar tidak menjadi rumor politik dan memperkuat kepercayaan publik terhadap keseriusan pemerintah sebagaimana pidato presiden yang memang sangat serius," kata Andreas dalam keterangan tertulis, Senin (29/6/2020).

Andreas menilai pernyataan Presiden Jokowi dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara pada 18 Juni 2020 itu sangat serius.

Saat ditanya kemungkinan menteri dari PDIP yang terkena perombakan, Andreas mengatakan perihal penyusunan kabinet itu merupakan hak prerogatif presiden.

"Kalau itu wilayah presiden," ucapnya.

Diberitakan, Presiden Jokowi menyampaikan ancaman reshuffle kabinet di hadapan para menterinya saat Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta pada 18 Juni 2020.

Informasi ini baru terungkap dalam video yang ditayangkan akun YouTube Sekretariat Presiden pada Minggu (28/6/2020).

Mulanya saat membuka rapat, Jokowi menyampaikan kejengkelannya kepada para menteri lantaran masih bekerja secara biasa saja di masa krisis seperti ini.

Terawan, Yasonna Laoly dan Dua Menteri Ini Berpotensi Direshuffle Jokowi, Pengamat Beber Alasannya

Padahal, Presiden Jokowi meminta ada kebijakan luar biasa untuk menangani krisis, baik itu pandemi covid-19 dan dampaknya terhadap perokonomian.

"Langkah extraordinary ini betul-betul harus kita lakukan.

Dan saya membuka yang namanya entah langkah politik, entah langkah pemerintahan," kata Jokowi.

"Akan saya buka. Langkah apa pun yang extraordinary akan saya lakukan. Untuk 267 juta rakyat kita. Untuk negara," ucapnya.

Menurut mantan Gubernur DKI Jakarta ini, langkah extraordinary itu bisa dalam bentuk mengeluarkan aturan tertentu, bahkan pembubaran lembaga dan perombakan kabinet atau reshuffle.

Ia lantas menyampaikan ancaman reshuffle bagi menterinya yang masih bekerja biasa-biasa saja.

"Bisa saja, membubarkan lembaga. Bisa saja reshuffle. Sudah kepikiran ke mana-mana saya," ucap Jokowi.

"Entah buat perppu yang lebih penting lagi kalau memang diperlukan.

Karena memang suasana ini harus ada, suasana ini, (jika) Bapak Ibu tidak merasakan itu, sudah," kata dia.

Tak Cuma Jawa Timur & Jakarta yang Jadi Prioritas Jokowi Tangani Covid-19, Wilayah Ini Ikut Disorot

KSP Beri Penjelasan

Kepala Staf Kepresiden Moeldoko menyebut, Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah berulang kali memperingatkan para menterinya untuk bekerja lebih keras di masa krisis akibat pandemi Virus Corona atau covid-19.

Namun, belum ada hasil yang signifikan dari kinerja para menteri.

Oleh karena itu, dalam Sidang Kabinet Paripurna, Kamis (18/6/2020) lalu, Jokowi kembali memberi peringatan yang lebih keras kepada jajaran menterinya.

Bahkan, nada bicara Jokowi meninggi saat memberi arahan.

" Presiden khawatir para pembantu ada yang merasa saat ini situasi normal. Untuk itu diingatkan.

Ini peringatan ke sekian kali," kata Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (29/6/2020).

"Maka penekanan kali ini lebih keras dari sebelumnya," sambung Moeldoko.

Menurut Moeldoko, Jokowi ingin para menterinya memiliki semangat yang sama dalam mengatasi pandemi Virus Corona.

Sebab, diperlukan kerja yang luar biasa dalam menghadapi kondisi negara saat krisis akibat pandemi.

"Peringatannya adalah ini situasi krisis yang perlu ditangani secara luar biasa. Penanganan yang tidak cukup biasa-biasa, linear.

Tapi seorang pemimpin dari lembaga harus ambil langkah efektif, efisien, dan tepat sasaran," kata Moeldoko.

(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Politisi PDI-P: Reshuffle Kabinet Perlu Dilakukan untuk Perkuat Kepercayaan Publik", https://nasional.kompas.com/read/2020/06/29/20010161/politisi-pdi-p-reshuffle-kabinet-perlu-dilakukan-untuk-perkuat-kepercayaan?page=2.
Penulis : Tsarina Maharani
Editor : Kristian Erdianto
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved