Sebelum Idham Azis Musnahkan 1 Ton Sabu, Jenderal Polisi Mendadak Dekati Tersangka, Amarah Memuncak
Sebelum Idham Azis musnahkan 1 ton sabu, Jenderal bintang dua polisi, Deputi Pemberantasan BNN Arman Depari mendadak dekati tersangka, amarah memuncak
TRIBUNKALTIM.CO - Sebelum Idham Azis musnahkan 1 ton sabu, Jenderal bintang dua polisi, Arman Depari mendadak dekati tersangka, amarah memuncak.
Ada kejadian menarik jelang pemusnahan 1 ton sabu oleh BNN dan Polri, Kamis (2/7/2020).
Amarah Deputi Pemberantasan BNN Irjen Arman Depari memuncak saat meihat tersangka yang berjejer di Lapangan Promoter Ditlantas Polda Metro Jaya, Kamis (2/7/2020).
Rencananya pemusnahan narkoba itu akan dipimpin Kapolri Idham Azis.
Adapun narkoba yang dimusnahkan terdiri dari satu ton sabu dan ratusan kilogram ganja.
• Ingatkan Soal Isu Liar Jelang Pergantian Kapolri, Idham Azis: Jangan SMS, Senang Melihat Teman Susah
• Kapolres Bogor Tak Tinggal Diam Soal Klaim Rhoma Irama Ada Polisi Dampingi Aksi Panggung di Khitanan
• 3 Sosok polisi gondrong Paling Ditakuti, Ada Pernah Sukses Nyamar jadi Emak-emak Saat Tangkap Copet
Selain itu, sebanyak 12 tersangka kasus narkoba juga dihadirkan.
Beberapa di antaranya adalah warga negara asing (WNA) asal Timur Tengah.
Sebelum Kapolri Idham Azis musnahkan narkoba, Deputi Pemberantasan BNN Irjen Arman Depari sempat marah kepada tersangka.
Melansir Warta Kota, Arman Depari tampak memperhatikan dengan serius wajah para tersangka narkoba.
Melihat barisan para tersangka di sisi barang bukti narkoba yang dipamerkan, Arman Depari mendadak mendatangi mereka.
Tampak Arman Depari memerhatikan wajah para tersangka yang semuanya mengenakan masker.
Kepada salah satu tesangka WNA, Arman Depari tampak memerhatikan lebih tajam.
Lalu, Jenderal bintang dua polisi ini berkata, "Coba buka masker kamu?"
Tersangka WNA itu tampak kebingungan karena tak mengerti bahasa Indonesia.

Salah satu petugas, lalu memintanya menurunkan masker dengan bahasa isyarat.
"Kamu ingat saya?," kata Arman Depari lagi.
"Kamu yang pernah mau nembak saya, ya.
Mana teman kamu, yang warga Mali itu," ujar Arman Depari sambil lebih mendekat ke tersangka.
Sang tersangka tampak bertanya ke rekan ke sebelahnya.
Kemudian Arman Depari pun meninggalkan orang itu.
Menurut Arman Depari, dia yakin tersangka itulah yang sempat menjadi buruannya saat bertugas di Polda Metro Jaya, memberantas jaringan narkoba.
"Dulu, waktu saya di Polda Metro ini, pernah saya incar dia.
Dia ini yang sepertinya mau nembak saya, waktu mau saya tangkap," katanya.

• Polisi Ganteng AKP Priyo Tolak Laporan Anak yang akan Penjarakan Ibu Kandung, Kini Dapat Penghargaan
Seperti diberitakan sebelumnya, satu ton narkoba jenis sabu dan ratusan kilogram ganja 'dipamerkan' di Lapangan Promoter Ditlantas Polda Metro Jaya, Kamis (2/7/2020) pagi.
Narkoba yang dikemas dalam paket kantong plastik ukuran sedang itu dijejerkan di atas meja di tengah lapangan.
Begitu juga ratusa paket ganja yang dilakban cokelat.
Sabu dan ganja tersebut merupakan hasil tangkapan Mabes Polri di Serang, Banten dan di Sukabumi, pada Mei dan Juni 2020.
Rencananya, semua barang bukti itu akan dimusnahkan yang dipimpin langsung oleh Kapolri Jenderal Idham Azis, sekitar pukul 09.00 WIB.
Tampak pula dua mobil incenerator untuk memusnahkan atau membakar barang bukti narkoba di lapangan Promoter Ditlantas.
"Semua barang bukti narkoba hasil tangkapan Mabes Polri dan Polda Metro ini akan dimusnahkan, pagi ini," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus, Kamis (2/6/2020).
Selain akan dihadiri Kapolri Jenderal Idham Azis, pemusnahan barang bukti narkoba ini juga rencananya akan dihadiri oleh, Ketua MPR RI dan para Pimpinan Komisi III DPR RI.
Sosok Arman Depari
Sosok Irjen Arman Depari polisi gondrong yang membuat ciut nyali para pengedar narkoba.
Diketahui, polisi gondrong ini pernah berdinas di BNN sebagai Deputi Bidang Pemberantasan BNN.
Para pengedar barang haram yang ditangkap BNN itu, sampai tak berkutik setelah tangannya diborgol dan wajahnya disorot kamera awak media.
Dilihat dari profilnya, Arman Depari ini memang memiliki latar belakang mumpuni di bidang pemberantasan narkoba.
Sang Jenderal pernah menduduki posisi sebagai Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya hingga di Mabes Polri.
Selain itu, ia juga sempat menjabat sebagai Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri.
Sebelum fokus di bidang pemberantasan narkoba, Irjen Arman Depari ternyata pernah juga menjadi Kadensus 88 Polda Sumatera Utara.
Di bidang ini, ia bahkan pernah melaksanakan beberapa tugas penyidikan napi teroris di luar negeri.
Tak hanya itu, Deputi Pemberantasan BNN ini juga pernah turut membantu dan memberikan informasi hasil penyelidikan tim Ditserse Polda Metro Jaya dalam pengungkapan kasus terorisme.
Kala itu, kasus terorisme yang dimaksud yakni, yakni kasus bom Bali I, untuk menangkap Imam Samudra.

• Berita Terbaru Gaji 13 PNS TNI Polri dan Pensiunan, Kemenkeu Minta Maaf, Kapan Sebenarnya Dicairkan?
Sebelum bertugas di BNN, Arman Depari sempat menjadi Kapolda Kepulauan Riau selama kurang lebih dua tahun.
Barulah pada 2016, Jenderal garang ini menjadi Deputi Pemberantasan BNN.
Selain identitasnya, hal lain yang mencuri perhatian dari sosok Arman Depari adalah penampilannya.
Ya, Jenderal yang satu ini berpenampilan berbeda dari aparat polisi kebanyakan yang kerap muncul di hadapan publik.
Ia memiliki rambut gondrong atau panjang. Arman Depari bahkan kerap menguncir rambut panjangnya saat muncul di hadapan publik.
Penampilannya yang terlihat maco ini ternyata sejak dirinya bekerja sebagai pemberantas narkoba di BNN.
Seperti yang banyak diberitakan, perubahan penampilan ini sengaja dilakukan Arman Depari karena tuntutan tugasnya untuk menangkap bandar narkoba.
Sebelumnya ketika bekerja sebagai Kapolda Riau, ia masih bernampilan dalam rambut pendek yang rapi.
Berikut ini foto-foto transformasi Arman Depari sebelum dan saat bekerja di BNN.
(*)