Nadiem Makarim dan Terawan Disorot, Politikus PKB Nilai Bisa Diganti Jokowi, Ahok - AHY Bisa Masuk?

Nadiem Makarim dan Terawan Agus Putranto disorot politikus PKB, layak diganti Jokowi, Ahok dan AHY bisa masuk?

Editor: Rafan Arif Dwinanto
Kolase Tribun Kaltim
Mendikbud Nadiem Makarim dan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto 

TRIBUNKALTIM.CO - Nadiem Makarim dan Terawan Agus Putranto disorot politikus PKB, layak diganti Jokowi, Ahok dan AHY bisa masuk?

Perbincangan mengenai menteri Kabinet Indonesia Maju yang layak kena reshuffle Jokowi mengemuka belakan ini.

Sebelumnya, Presiden Jokowi mengeluarkan kode keras akan melakukan reshuffle jajarannya karena dinilai tak cakap di masa pandemi Virus Corona atau covid-19.

Nama-nama seperti Ahok dan Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY disebur-sebut akan masuk Kabinet Indonesia Maju.

Politisi Partai Kebangkitan Bangsa ( PKB) Maman Imanulhaq menilai, kemarahan Presiden Joko Widodo dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara beberapa waktu yang nilai adalah bentuk kekecewaan terhadap kinerja menteri-menteri kabinet Indonesia Maju.

"Dia marah, dia kecewa dengan kinerja Kementerian menghadapi pandemi Virus Corona ini.

Resmi dari Kemenag, Panduan Shalat Idul Adha 1441 H di Fase New Normal, Perhatikan Soal Kotak Infaq

 Jadwal Misa Online Gereja Katedral Sabtu-Minggu 4-5 Juli Jakarta-Surabaya, Live Streaming YouTube

 Ketika Limbad Bertanya Soal Hukum Rambut Gimbal, Begini Jawaban Ustaz Somad, Jemaah Tertawa

 VIDEO - Sisi Lain Pria Gimbal yang Viral Lewat Videonya saat Jadi Imam Salat

Karena bagaimanapun ini sebuah peristiwa yang harus dihadapi secara extraordinary, tidak boleh dalam bahasa Jokowi itu tidak boleh biasa biasa," kata Maman Imanulhaq dalam diskusi bertajuk 'Menanti Perombakan Kabinet' Sabtu (4/7/2020).

Maman Imanulhaq mengatakan, jika presiden terpaksa harus melakukan reshuffle kabinet kerja, ia mengusulkan 2 menteri ini yang harus diganti.

Pertama, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.

"Kalau menteri-menteri yang harus diganti, publik sebenarnya sudah sangat tahu, ada beberapa menteri yang pantasnya menjadi kyai malah menjadi menteri.
Menteri Kesehatan maksudnya," ujarnya.

Maman Imanulhaq menuturkan, ada menteri yang juga layak di-reshuffle yaitu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim.

Ia menilai, program belajar jarak jauh yang dibawahi Mendikbud tidak menyelesaikan masalah pendidikan di Indonesia selama pandemi covid-19.

"Kedua, Menteri Pendidikan.

Menteri Pendidikan itu sangat di garis bawahi belajar jarak jauh itu tidak menyelesaikan masalah, karena karena terjadi loss education dan loss generation," ucapnya.

Lebih lanjut, Maman menyinggung, kinerja Menteri Agama Fachrul Razi selama pandemi covid-19.

Ia mengatakan, anggaran yang diajukan Kementerian Agama kepada DPR tidak ada yang menyentuh penanganan covid-19.

Namun, Maman tak menyebutkan, Menteri Agama layak di-reshuffle atau tidak dalam kabinet kerja Jokowi-Maruf.

"Satu menteri yang ketika kemarin mengajukan anggaran tambahan selama pandemi, kita sisir programnya, tidak satu pun menyentuhkan pandemi.

Saya sebutin itu Menteri Agama. Kementerian Agama tidak punya sense of crisis.

Padahal saya bilang yang paling terdampak adalah kelompok Kyai, Ustad," pungkasnya.

Presiden Joko Widodo sebelumnya, menyampaikan ancaman reshuffle kabinet di hadapan para menterinya saat Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta pada 18 Juni 2020 silam.

Informasi ini baru terungkap dalam video yang ditayangkan akun YouTube Sekretariat Presiden pada Minggu (28/6/2020).

Mulanya saat membuka rapat, Jokowi menyampaikan kejengkelannya kepada para menteri lantaran masih bekerja secara biasa saja di masa krisis seperti ini.

Padahal, Presiden Jokowi meminta ada kebijakan luar biasa untuk menangani krisis, baik itu pandemi covid-19 dan dampaknya terhadap perokonomian.

"Langkah extraordinary ini betul-betul harus kita lakukan.

Dan saya membuka yang namanya entah langkah politik, entah langkah pemerintahan," kata Jokowi.

"Akan saya buka. Langkah apa pun yang extraordinary akan saya lakukan.

Untuk 267 juta rakyat kita. Untuk negara," ucap Presiden.

Menurut mantan Gubernur DKI Jakarta ini, langkah extraordinary itu bisa dalam bentuk mengeluarkan aturan tertentu, bahkan pembubaran lembaga dan perombakan kabinet atau reshuffle.

Ia lantas menyampaikan ancaman reshuffle bagi menterinya yang masih bekerja biasa-biasa saja.

"Bisa saja, membubarkan lembaga. Bisa saja reshuffle.

Sudah kepikiran ke mana-mana saya," ucap Jokowi.

Ahok dan AHY Disebut-sebut

Sosok AHY dan Ahok dianggap layak masuk di dalam kabinet lantaran Jokowi membutuhkan kerja cepat Menteri di tengah situasi pandemi covid-19.

Bukan kali ini saja AHY ramai diprediksi bakal mengisi posisi Menteri di kabinet Jokowi.

 Arief Poyuono Dapat Bocoran WhatsApp Nama Menteri Baru Jokowi, Ada yang Singgung Nama Ahok dan AHY

 Selain Ahok, Muncul Nama Anak Mantan Presiden RI Bakal Jadi Menteri Andai Jokowi Reshuffle Kabinet

 Luhut Sebut Putra SBY, Adik AHY Anak Kolong, Menko Kemaritiman: Saudara Ibas, Saya Bangga Lihat Anda

Sebelumnya, AHY juga pernah diisukan menjadi Menteri pada awal pemerintahan Jokowi di periode 2019-2024.

Namun setelah pengumuman Menteri, nama AHY hilang tak teerdengar.

Terkait munculnya nama AHY sebagai calon Menteri baru itu turut direspons Partai Demokrat.

Dilansir tayangan YouTube KompasTV, Jumat (3/7/2020), hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR, Herman Khaeron.

"Kami sebenarnya tidak sampai ke arah sana ya, karena itu menjadi kebutuhan presiden."

"Kalaupun memang Demokrat diajak, tapi tentu sampai saat ini kami belum ada pembicaraan apapun," kata Herman.

Ia menegaskan, saat ini AHY tengah fokus mengurusi uruan partai Demokrat.

Apalagi masalah Menteri merupakan hak Presiden Jokowi.

" AHY masih fokus memimpin Demokrat untuk memberikan yang terbaik kepada rakyat, kembali saya sampaikan bahwa hak prerogatif adalah ada di presiden, sehingga urusan reshuffle dan rekrutmen ada di presiden," katanya.

Sementara itu untuk Ahok, banyak pro dan kontra muncul terkait rumor Ahok menjadi Menteri baru di kabinet Jokowi menggantikan Menteri BUMN, Erick Thohir.

Satu di antara yang menolak Ahok jika menjadi Menteri adalah Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera.

Mardani dengan tegas menolak Ahok jadi Menteri lantaran dianggap sosok yang kontroversial.

 Setelah Jokowi, Menkes Terawan Tiba-Tiba Blusukan di Wilayah Risma, Kunjungi Titik Keramaian Ini

Ia khawatir kehadiran Ahok justru berdampak buruk bagi Jokowi.

"Usul saya Pak Ahok ini masih kontroversi sayang Pak Jokowi kalau mengajukan Pak Ahok."

"Akan timbul banyak sekali respon yang itu nanti buruk terhadap modal sosial bangsa, mestinya Pak Jokowi lebih bijak," kata Mardani.

Setali tiga uang dengan Mardani, Pengamat Politik, M Qodari juga tidak setuju Ahok masuk kabinet.

Pasalnya, Ahok dinilai buruk dalam komunikasi publik.

Ia mengakui kerja Ahok memang bagus namun komunikasi bagi pejabat publik juga penting.

"Saya tidak setuju diangkat menjadi Menteri dalam reshuffle kabinet yang akan datang, karena Pak Ahok ini lemah dalam urusan komunikasi publik."

"Komunikasi publik itu penting bagi pejabat publik setingkat Menteri atau kepala daerah, kerja bagus itu sangat penting, wajib, tapi komunikasi publik juga sangat strategis," katanya.

(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Menurut Politisi PKB, Dua Menteri Ini Layak Kena Reshuffle", https://nasional.kompas.com/read/2020/07/04/16051091/menurut-politisi-pkb-dua-menteri-ini-layak-kena-reshuffle?page=all#page2.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved