OTT KPK di Kutai Timur

Begini Sosok Mbak Dita, Tersangka Pemberi Suap Bupati Kutim Ismunandar & Istri, Ada THR Rp 100 Juta

Begini sosok Mbak Dita, salah satu tersangka pemberi suap untuk Bupati Kutim Ismunandar dan istrinya, Encek UR Firgasih yang menjabat Ketua DPRD Kutim

Editor: Amalia Husnul A
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Tersangka Ketua DPRD Kutai Timur yang juga Istri Bupati Kutai Timur Ismunandar, Encek Unguria mengenakan rompi oranye saat akan ditunjukkan dalam konferensi pers di gedung KPK, Jakarta, Jumat (3/7/2020). Begini sosok Mbak Dita, salah satu tersangka pemberi suap untuk Bupati Kutim Ismunandar dan istrinya, Encek UR Firgasih yang menjabat Ketua DPRD Kutim, termasuk THR Rp 100 Juta. 

TRIBUNKALTIM.CO - Begini sosok Mbak Dita, salah satu tersangka pemberi suap untuk Bupati Kutim Ismunandar dan istrinya, Encek UR Firgasih yang menjabat Ketua DPRD Kutim, termasuk THR Rp 100 Juta.

Ada dua kontraktor yang menjadi tersangka pemberi suap untuk Bupati Kutai Timur, Ismunandar dan istrinya, Encek UR Firgasih, Ketua DPRD Kutim dalam kasus dugaan suap proyek infrastruktur di Kutim.

Diketahui, sebelumnya, Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK ) menggelar Operasi Tangkap Tangan di Jakarta dan Sangatta, Kutai Timur dan mengamankan sejumlah orang.

Wakil Ketua KPK Nawawi Pomolango mengatakan, Ismunandar dan Encek UR Firgasih ditetapkan sebagai tersangka setelah rangkaian operasi tangkap tangan ( OTT ) di Jakarta, Kutai Timur, dan Samarinda pada Kamis (2/7/2020) kemarin yang menjaring sebanyak 16 orang.

Nawawi menuturkan, OTT tersebut berawal dari informasi yang diterima KPK terkait dugaan akan terjadinya tindak pidana korupsi.

"Dalam kegiatan tangkap tangan ini, KPK telah mengamankan 16 orang pada hari Kamis tanggal 2 Juli 2020 sekitar jam 19.30 WIB di beberapa tempat," kata Nawawi Pamolango saat memberikan keterangan pers, Jumat (3/7/2020).

Kepala BPKAD Kutim Suriansyah Ditahan KPK, Pegawai dan Pihak Ketiga Was-was Soal Pencairan

Bupati Kutim Bawa Buku Tabungan Bersaldo Rp 4,8 M dan Deposito Rp 1,2 Miliar ke Jakarta, untuk Apa?

Fakta Baru OTT KPK Bupati Kutim Ismunandar, Istri yang Juga Ketua DPRD Tentukan Pemenang Tender

Komentari OTT KPK, Ketua Nasdem Kaltim: Kurang Apa Lagi Coba jadi Bupati, Istri Ketua DPRD Kutim

"KPK menyimpulkan adanya dugaan tindak pidana korupsi menerima hadiah atau janji terkait pekerjaan infrastruktur di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kutai Timur Tahun 2019 sampai dengan 2020," kata Nawawi.

Selanjutnya, KPK menetapkan tujuh orang sebagai tersangka yakni, 

- Tersangka penerima suap

1. Bupati Kutai Timur, Ismunandar

2. Ketua DPRD Kutai Timur, Encek Ur Firgasih

3. Kepala BPKAD Kutai Timur, Suriansyah

4. Kepala Bapenda Kutai Timur, Musyaffa

5.  Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kutai Timur, Aswandini

- Tersangka pemberi suap

6. Kontraktor, Aditya Maharani

7.  Rekanan, Deky Aryanto

 Desak Jokowi Lakukan Reshuffle Kabinet, Anggota DPR RI Sebut 2 Jenderal Layak Dicopot dari Menteri

 Lion Air Group dan Citilink Adakan Layanan Rapid Test, Syarat dan Ketentuan, Ada yang harus Bayar

Siapakah Aditya Maharani, kontraktor yang terseret korupsi dua petinggi Kutai Timur?

Dari penelusuran TribunKaltim.co, Aditya Maharani biasa disapa mbak Dita.

Di kalangan pebisnis dan kontraktor di Dinas Pekerjaan Umum, Kutai Timur nama Mbak Dita cukup terkenal.

Banyak proyek besar yang ditangani oleh ibu dua anak ini. 

Informasi yang dihimpun TribunKaltim.co, banyak kontraktor yang tidak mau ikut lelang kalau Mbak Dita ikut juga dalam lelang tersebut.

Sebagai kontraktor, Mbak Dita cuma wajib menyetor fee sebesar 10 persen, dan tidak perlu bersusah payah mengikuti jalur lelang yang adil dengan berkompetisi sesuai dengan kualitas pengalaman kerja perusahaannya, untuk mendapatkan sebuah proyek.

“Saya pernah dibilangi orang-orang, jangan masuk tender paket PU kalau mbak Dita ikut. Habis energi saja kita.

Dan terbukti, selalu dia ( Mbak Dita ) yang menang,” ujar seorang kontraktor yang enggan disebut namanya.

Beberapa proyek pembangunan infrastruktur yang dikerjakan Dita di antaranya:

- pembangunan embung Desa Maloy Kecamatan Sangkulirang sebesar Rp 8,3 miliar yang dikerjakan oleh CV Permata Group MHN,

- pembangunan rumah tahanan Polres Kutai Timur, sebesar Rp 1,7 miliar oleh CV Bebika Borneo,

- peningkatan Jalan Poros Rantau Pulung sebesar Rp 9,6 miliar oleh CV Bulanda,

- pembangunan kantor Polsek Kecamatan Teluk Pandan sebesar Rp 1,8 miliar oleh CV Bulanda,

- optimalisasi pipa air bersih PT GAM senilai Rp 5,1 miliar oleh CV Cahaya Bintang serta pengadaan dan pemasangan LPJU Jalan AP Pranoto Kota Sangatta, senilai Rp 1,9 miliar oleh PT Pesona Prima Gemilang.

Meski demikian, di kalangan teman-teman kongkownya Dita dikenal sebagai sosok baik, humoris dan royal.

Penampilannya juga sederhana saja. Tidak seperti pengusaha besar, yang suka shopping dan jalan-jalan ke luar negeri.

“Orangnya baik, royal sekali sama teman-teman. Nggak menyangka sama sekali kita. Tapi memang dia orang bisnis sih.

Kadang sibuk juga. Tapi nggak sombong dengan kita meski sudah sukses,” ungkap MIA, salah satu orang yang mengenal Dita.

 SERENTAK, Jadwal Masuk Sekolah Ajaran Baru SD, SMP, dan SMA/SMK Dimulai 13 Juli 2020, Terapkan PJJ

 Setelah Siwon Suju, Nagita Slavina Minta Raffi Ahmad Datangkan Lee Min Ho dan BLACKPINK ke Andara

Senada, FA juga mengaku kenal Mbak Dita sudah lama.

Dulu mereka kerap jalan bareng dengan beberapa teman perempuan lainnya.

“Dulu sering kumpul. Karena saya berteman dengan adik suaminya. Baik sekali orangnya. Ulet kalau usaha,” ujar FA.

Namun, baik MIA maupun FA tidak mengetahui tempat tinggal Dita di Sangatta. Karena merupakan perantau juga di Sangatta.

Ada THR Rp 100 Juta

Wakil Ketua KPK Nawawi Pomolango menjelaskan, kasus ini berawal dari dugaan suap kepada Ismunandar (ISM) dari kontraktor bernama Aditya Maharani (AM) dan Deky Aryanto (DA).

Dari rilis KPK, ini sejumlah pemberian dari Aditya Maharani dan Deky Aryanto kepada kelima tersangka penerima suap:

"Pada tanggal 11 Juni 2020, diduga terjadi penerimaan hadiah atau janji yang diberikan dari AM selaku rekanan Dinas PU Kutai Timur sebesar Rp 550 juta dan dari DA selaku rekanan Dinas Pendidikan sebesar Rp 2,1 miliar kepada ISM," kata Nawawi saat memberikan keterangan pers, Jumat (3/7/2020).

Namun uang tersebut tak langsung diterima Ismunandar dan Encek UR Firgasih, melainkan lewat pengantara yang disebut-sebut tangan kanan Bupati Kutai Timur.

Nawawi mengatakan, Ismunandar bersama Ketua DPRD Kutai Timur, Encek UR Firgasih, menerima uang tersebut melalui Kepala BPKAD Kutai Timur Suriansyah dan Musyaffa selaku Kepala Bapenda Kutai Timur.

Esok harinya, Musyaffa menyetorkan uang tersebut ke beberapa rekening, yakni rekening Bank Syariah Mandiri sebesar Rp 400 juta, Bank Mandiri sebesar Rp 900 juta, dan Bank Mega sebesar Rp 800 juta.

Selanjutnya, melalui rekening milik Musyaffa, uang tersebut digunakan untuk membayar keperluan Ismunandar antara lain pembayaran mobil Elf kepada Isuzu Samarinda senilai Rp 510 juta pada 23-30 Juni 2020.

"Pada tanggal 1 Juli 2020 untuk tiket pesawat ke Jakarta sebesar Rp 33 juta.

Pada tanggal 2 Juli 2020 untuk pembayaran hotel di Jakarta," kata Nawawi.

Sebelumnya, kata Nawawi, Aditya juga diduga memberikan Tunjangan Hari Raya ( THR ) kepada Ismunandar, Musyaffa, Suriansyah, dan Kepala Dinas PU Kutai Timur Aswandini masing-masing sebesar Rp 100 juta.

Tak sampai di situ, aliran dana yang diterima Ismunandar rupanya juga akan digunakan untuk kepentingan Pilkada.

Seperti diketahui, Ismunandar mempersapkan dirinya maju di Pilkada Kutim 2020 yang kemudian diundur.

Aliran dana untuk kepentingan kampanye Pilkada Ismunandari ini langsung tercium KPK.

"Serta transfer ke rekening atas nama Aini sebesar Rp 125 juta untuk kepentingan kampanye ISM," ujar Nawawi.

KPK juga menduga ada penerimaan sejumlah uang dari rekanan kepada Musyaffa melalui beberapa rekening atas nama Musyaffa terkait dengan pekerjaan yang sudah didapatkan di Pemkab Kutai Timur.

"Saat ini total saldo yang masih tersimpan di rekening-rekening tersebut sekitar Rp 4,8 miliar," kata Nawawi.

Sementara itu, Encek UR Firgasih diduga menerima Rp 200 juta dari Irwansyah, saudara Deky.

Penerimaan itu diduga terkait lima hal yakni, Ismunandar selaku Bupati yang menjamin anggaran dari rekanan yang ditunjuk.

Kemudian, Encek UR Firgasih mengintervensi penunjukan pemenang proyek di Pemkab Kutai Timur.

 Lion Air Group dan Citilink Adakan Layanan Rapid Test, Syarat dan Ketentuan, Ada yang harus Bayar

• Live Streaming Misa Online Minggu 5 Juli 2020, Gereja Katolik Katedral Jakarta, Semarang, Bandung

 Viral, Model Video Klip Dinikahi Pria Lombok, Mas Kawin Segelas Air Putih dan Sandal Jepit

Ji Chang Wook Ulang Tahun, Dapat Influence Positif dari Bintang Backstreet Rookie, Fans Lakukan Ini

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved