Virus Corona
Bukti Baru, Ratusan Ilmuwan Beber Virus Corona Bisa Menyebar Lewat Udara, Desak WHO Revisi Ini
Ada bukti baru, ratusan ilmuwan beber Virus Corona bisa menyebar lewat udara, desak WHO revisi ini
Penulis: Rafan Arif Dwinanto | Editor: Doan Pardede
Ini mengonfirmasi klaim para ilmuwan bahwa Virus Corona airbone, sejak beberapa bulan silam.
Ruangan dengan siklus udara yang buruk berkemungkinan besar menjadi pusat penyebaran wabah.
Sehingga masker sangat dibutuhkan untuk mencegah risiko penularan baik di dalam maupun luar ruangan.
Tenaga kesehatan pun mungkin membutuhkan masker N95 yang mampu menghadang droplet hingga virus airbone saat merawat pasien covid-19.
Sistem ventilasi di sekolah, panti jompo, dan perkantoran juga perlu diberi filter yang lebih kuat.
Selain itu, lampu ultraviolet mungkin dibutuhkan untuk membunuh partikel virus yang mengambang di dalam ruangan.
Namun dalam jurnal covid-19 terbarunya yang dirilis pada 29 Juni lalu, WHO mengatakan penularan melalui udara kemungkinan terjadi bila ada prosedur medis yang menyebabkan virus itu aerosol, atau menjadi partikel kecil yang mengambang di udara (intubasi).
• Saat Rumah Dibongkar Aparat, Nenek Situn Sedang Ngupas Bawang Hingga Terluka Tangannya
Partikel itu lebih kecil dari 5 mikron, dimana satu mikron sama dengan sepersejuta meter.
Sehingga masker N95 hanya digunakan ketika mengalami keadaan tersebut, menurut WHO.
Di sisi lain, selama ini WHO merekomendasikan cuci tangan untuk menghindari penularan wabah dari permukaan benda.
Nyatanya hanya ada sedikit bukti adanya penularan Virus Corona melalui permukaan benda, menurut CDC.
Pimpinan Teknis WHO dalam Pengendalian Infeksi, Benedetta Allegranzi mengatakan bukti Virus Corona menyebar melalui udara tidak meyakinkan.
"Terutama dalam beberapa bulan terakhir, kami telah menyatakan beberapa kali bahwa kami menganggap transmisi udara mungkin, tetapi tentu saja tidak didukung oleh bukti yang kuat atau bahkan jelas," katanya.
"Ada perdebatan kuat tentang ini," tambahnya.
Namun hasil wawancara dengan hampir 20 ilmuwan, termasuk lusinan konsultan WHO dan beberapa anggota komite yang menyusun panduan memperlihatkan bahwa organisasi kesehatan ini tidak sesuai sains.