Breaking News

Virus Corona

Kabar Duka, 2 Dokter Kakak Beradik di Jawa Tengah Tumbang Akibat Virus Corona, Ayah Lebih Dulu Wafat

Ada kabar duka, 2 Dokter kakak beradik di Jawa Tengah tumbang akibat Virus Corona, ayah lebih dulu wafat

Editor: Rafan Arif Dwinanto
TRIBUNKALTIM.CO/ZAINUL
Batalyon A Pelopor Satbrimob Polda Kaltim membentuk tim khusus penanganan jenazah pasien Virus Corona atau covid-19 guna mengantisipasi terjadi penelantaran dan penolakan terhadap pemakaman jenazah covid-19 dari masyarakat di wilayah Kalimantan Timur. 

TRIBUNKALTIM.CO - Ada kabar duka, 2 Dokter kakak beradik di Jawa Tengah tumbang akibat Virus Corona, ayah lebih dulu wafat.

Berita duka kembali datang dari kalangan tenaga medis di Jawa Tengah.

Dua Dokter kakak beradik meninggal setelah terinfeksi Virus Corona penyebab covid-19.

Sebelumnya, ayah dari kedua Dokter ini, yang juga berporfesi sebagai Dokter lebih dulu wafat akibat penyakit yang sama.

Dua dokter, kakak beradik, di Semarang Raya, Jawa Tengah, meninggal karena terinfeksi virus corona.

Mereka adalah dr. Sang Aji Widi Aneswara dan dr. Elianna Widiastuti.

 Mahfud MD Aktifkan Lagi Tim Pemburu Koruptor, Anggotanya Bukan Orang Sembarangan, Ada Polisi - Jaksa

 Ditanya Soal Kompetensi TKA China, Ida Fauziyah Tiba-Tiba Mau Menangis, Singgung Soal Hati Nurani

 Blak-blakan di Rapat Terbatas, Jokowi Kembali Sindir Kinerja Menteri, Presiden: WFH Kok Seperti Cuti

 Kabar Gembira PNS, Bukan Gaji ke-13, Tjahjo Kumolo dan Jajaran Sri Mulyani akan Naikkan Uang Pensiun

Kabar duka ini disampaikan oleh Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Semarang, dr. Elang Sumambar

"Mereka adalah dr. Sang Aji Widi Aneswara dan dr. Elianna Widiastuti dari IDI Kota Semarang. Mereka kakak beradik," kata Elang saat dihubungi, Rabu (8/7/2020).

Elang mengatakan dr. Elianna yang bertugas di Puskesmas Halmahera, Semarang, meninggal lebih dulu.

Dokter Elianna sebelumnya dirawat di RS Roemani, Semarang, pada Minggu, 28 Juni 2020.

"Awalnya dr. Elianna sempat mengeluh sakit usai pemakaman ayahnya yang lebih dulu wafat pada Minggu pagi. Langsung siangnya di bawa ke rumah sakit Roemani, lalu meninggal dunia," katanya.

Lantas, kata dia, setelah ditelusuri dalam keluarganya diketahui adiknya dr. Sang Aji bertugas di Puskesmas Karanganyar, Tugu, dan keluarganya terkonfirmasi positif covid-19.

"Anak dan istrinya juga positif setelah di-tracing. Dr. Sang Aji masuk rumah sakit pada 1 Juli 2020. Dinyatakan meninggal pada Senin 6 Juli 2020, usai dirawat di RSUD KRMT Wongsonegoro," ungkapnya.

Elang menjelaskan, dr. Sang Aji juga pernah bertugas menangani pasien covid-19 di rumah dinas Wali Kota Semarang.

"Dr. Sang Aji usianya masih muda sekitar 31 tahun. Dia juga pernah diperbantukan sebagai relawan untuk penanganan covid-19 di rumdin Wali Kota Semarang," katanya.

Jenazahnya, kata dia, langsung dikebumikan di pemakaman Madinah Memorial Park Ungaran dengan prosedur covid-19.

Dua dokter lain

Selain di Semarang, Elang menyebut anggota IDI Kota Jepara dr Ane Rovian juga telah berpulang lebih dulu.

"Ada asal Kudus tersebut bertugas di Puskesmas Welahan Jepara dan dirawat di Rumah Sakit Telogorejo Semarang," katanya.

Sementara itu, kabar duka juga baru saja datang pada Rabu 8 Juni 2020 sore pukul 16.10 WIB yakni satu dokter dari Purwodadi, dr Sovian Endin meninggal dunia.

"Tadi sore baru dikabari ada dokter satu lagi meninggal dunia di Purwodadi, meninggalnya usai dirawat di RS Moewardi Solo. Jadi di Semarang Raya ada empat dokter meninggal dunia," ujarnya.

Aturan Terbaru Kemendikbud, Nadiem Makarim Izinkan Sekolah Pakai Dana BOS untuk Beli Kuota dan APD

Elang berharap tidak ada lagi tenaga kesehatan yang gugur dalam penanganan covid-19.

Untuk itu, dia meminta kepada pemerintah agar memberikan perlindungan terhadap tenaga kesehatan dengan melakukan upaya pemeriksaan berkala.

"Baik mereka yang langsung terjun menangani covid-19 maupun di faskes seperti puskesmas, klinik atau dokter praktek mandiri diberikan perlindungan dengan pemeriksaan berkala," kata dia menambahkan.

Pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat untuk tetap disiplin mematuhi protokol kesehatan yang ketat.

Dokter di Madura Meninggal karena covid-19

Salah satu anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Sampang, Jawa Timur yang berinisial DDY, meninggal dunia karena terserang infeksi covid-19.

Dokter yang sehari-hari bertugas di salah satu puskesmas di Kabupaten Sampang tersebut meninggal di Rumah Sakit Universitas Airlangga Surabaya, pada Senin (15/6/2020) pukul 03.00 WIB.

EL, istri almarhum DDY, bersama dengan anak semata wayangnya yang masih berusia 1 tahun, dikabarkan tengah menjalani isolasi di RSUD Sampang, setelah terkonfirmasi positif covid-19.

Tiga hari sebelum DDY meninggal, ibu kandung DDY meninggal dunia karena diserang covid-19.

Sebelum kematian ibu kandungnya, ayah kandung DDY yang merupakan perawat senior di RSUD Sampang, juga meninggal dunia, Minggu (7/6/2020).

Sehingga, DDY, ibu kandung dan ayahnya, semua meninggal karena positif covid-19.

Saat ini, tinggal istri DDY dan anaknya yang sama-sama positif namun sedang diisolasi di rumah sakit.

"Kami betul-betul berduka, karena keluarga besar dr D merupakan tenaga medis di Kabupaten Sampang yang sama-sama berjuang untuk melawan covid-19, namun harus gugur karena terserang covid-19," ujar Juru Bicara Gugus Tugas Penanggulangan covid-19 Kabupaten Sampang, Juwardi, dikutip dari laman Kompas.com.

Kematian keluarga besar DDY menyisakan cerita mendalam bagi rekan-rekannya.

 Nyaris Masuk Perairan Singapura, TNI Kejar 2 Kapal China yang Bawa Jenazah WNI

 Pembobol Bank BNI Rp 1,7 Triliun Dipulangkan ke Indonesia, Yasonnal Laoly Turun Langsung ke Serbia

Saat sudah dirujuk ke Surabaya, DDY sempat membagikan catatan kepada sejawatnya.

Di antaranya kepada Agus Suryantono, Kepala Bagian Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Kabupaten Sampang.

Catatan itu kemudian menjadi pesan berantai.

"Ini adalah realitas yang kita hadapi."

"Kita tidak meminta dipuja, Kita tidak meminta disanjung Kalau memang Anda harus keluar rumah karena pekerjaan dan perputaran ekonomi, insya Allah kita akan memahami tapi jangan curigai kami mengada-ada dengan penyakit ini Karena kita tidak akan tau penyakit ini mengenai siapa dan dimana".

Menurut Agus, pesan itu menjadi peringatan bahwa tenaga medis dalam menangani covid-19 tidak membutuhkan pujian dan sanjungan.

Tenaga medis rela mengorbankan hidupnya demi menangani corona.

Selain itu, pesan dokter DDY mengingatkan bahwa corona nyata adanya, bukan mengada-ada karena korbannya keluarga dokter sendiri.

"Pesan lainnya dari dr D bahwa corona bukan rekayasa."

"Jadi, kita semua diajak agar selalu waspada agar tidak seperti nasib dr. D," ungkap Agus Suryantono. 

(*)

Artikel ini telah tayang di TribunnewsWiki.com https://www.tribunnewswiki.com/2020/07/09/dua-dokter-kakak-beradik-meninggal-karena-terinfeksi-virus-corona-menyusul-sang-ayah?page=all

Sumber: TribunnewsWiki
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved