Lingkungan Hidup
Cerita Warga Samarinda Ubah Sampah Plastik jadi Tas dan Dompet, Bahan Rotan Sudah Ditinggalkannya
Berbagai cara dan inovasi dilakukan agar peningkatan sampah di Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur bisa berkurang.
Penulis: Muhammad Riduan | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Berbagai cara dan inovasi dilakukan agar peningkatan sampah plastik di Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur bisa berkurang.
Salah satunya yang dilakukan Dayang Rusdiana (50), warga yang tinggal di Jalan Lambung Mangkurat, RT 22, Kelurahan Pelita, Kecamatan Samarinda Ilir, Kota Samarinda, Kalimantan Timur.
Wanita yang berusia setengah abad itu, merupakan satu di antara pengrajin yang memanfaatkan sampah plastik di Kota Samarinda.
Dari tangannya, dia berhasil menyulap sampah menjadi sebuah karya berbentuk tas atau dompet, sudah ada puluhan bahkan ratusan tas dan dompet yang diproduksi. Hal itu tentu menjadi peluang bisnis baginya.
• Baru Beberapa Saat Lahir ke Dunia, Bayi tak Berdosa Itu Langsung Dikirim ke Tempat Sampah
• Guna Kurangi Sampah, DLH Samarinda Canangkan Lagi Program Bank Sampah
Menurutnya, ia melakoni profesinya hanya belajar secara ototidak sejak tahun 2005 silam, membuat tas dan dompet yang sangat modis untuk dikenakan bagi para kaum hawa.
“Awalnya itu saya buat kerajinan dari bahan rotan, karena susah didapatkan. Akhirnya saya beralih menggunakan sampah plastik seperti bungkusan minuman saset dan membuatnya menjadi dompet atau tas,” ungkapnya kepada TribunKaltim.co pada Sabtu (11/7/2020).
Dengan keahlian yang dimilikinya, ia kerap diundang di berbagai sekolah-sekolah untuk mengajarkan kepada pelajar mengenai cara mengurangi sampah plastik di Kota Samarinda.
“Alhamdulillah diundang di beberapa sekolahan untuk untuk mengajarkan para murid-murid dan juga guru-gurunya. Selain sekolah ada mahasiswa juga yang belajar kesini,” ungkapnya.
• Penyapu Jalan dan Pengangkut Sampah Perlu Rapid Test, Kepala DLH: Mereka Bekerja di Tempat Kotor
• UPT Kebersihan Sangatta Utara Harap Warga Buang Sampah Pukul 18.00-6.00 Wita
"Sempat telah meraih beberapa penghargaan ketika mengikuti lomba fashion daur ulang dari tingkat kota, provinsi, dan nasional serta the best costume," tambahnya.

Saat ditanya butuh berapa lama dirinya membuat satu karya baik tas ataupun dompet. Ia menjawab butuh waktu selama satu minggu pengerjaan. Namun, ia terkendala dengan pengumpulan sampah plastik yang bisa memakan waktu 3 sampai 6 bulan lamanya untuk mengumpulkan.
• Dikira Sampah, Petugas Kebersihan Kereta Ini Kaget Temukan Uang Rp 500 Juta di Kantong Plastik Hitam
Untuk sampah plastik ini saya ambil dari bank-bank sampah, dan kantin sekolah. Untuk kesulitan sendiri dalam pembuatan tas atau dompet tidak masalah dalam seminggu sudah jadi, hanya saja kan pengumpulannya itu yang lama.
"Untuk satu tas itu saya membutuhkan sebanyak 300 bungkus minumam saset. Jadinya agak lama untuk mencari yang sama dan sejenis,” ujarnya.
( TribunKaltim.co )