Forum Ketua RT Tuntut Lurah Teluk Lerong Ilir Dimutasi, Camat Samarinda Ulu M Fahmi Angkat Suara
Kabar penuntutan untuk pemutasian kepada Lurah Teluk Lerong Ilir, Muchomad Moenir yang dilakukan oleh Forum Ketua Rukun Tetangga (RT).
Penulis: Muhammad Riduan | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Kabar penuntutan untuk pemutasian kepada Lurah Teluk Lerong Ilir, Muchomad Moenir yang dilakukan oleh Forum Ketua Rukun Tetangga (RT) Kelurahan Teluk Lerong Ilir, Kecamatan Samarinda Ulu, Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur.
Mereka mendatangi kantor Kecamatan Samarinda Ulu, Jalan Juanda, Kota Samarinda pada Jumat (10/7/2020).
Menyikapi hal tersebut Camat Samarinda Ulu, Muhammad Fahmi, membenarkan adanya beberapa perwakilan Ketua RT yang mendatanginya.
Permintaan mutasi tersebut lantaran mereka tak bisa lagi bekerjasama dalam hal administrasi.
Baca Juga: 2 Pasien Corona Masih Dirawat di Bulungan, Secara Klinis Stabil, Sampel Swab Masih Positif Covid-19
Baca Juga: UPDATE Virus Corona di Balikpapan, Pasien Sembuh Lebih Banyak, 6 Pasien Positif Didominasi ABK Kapal
Selain itu, disebutnya, dari forum RT kebijakan atau keputusan Lurah Teluk Lerong Ilir cendrung otoriter, dan kerap berpolitik praktis mengingat akan adanya Pilkada Serentak 2020 dengan memanfaatkan situasi covid-19 atau Corona.
Sehingga, pimpinan masing-masing RT itu meminta Walikota Samarinda Syahrie Jaang segera menindaklanjuti permintaan mereka.
“Kami sudah meminta kepada RT pada saat pertemuan agar mau bekerjasama dan bersinergi dengan Lurahnya. Ternyata mereka menolak,” ujar fahmi Sabtu (11/7/2020).
Baca Juga: Di Tengah Pandemi Covid-19, Bungkil Sawit Asal Kalimantan Timur Kini Mendunia
Baca Juga: Jelang Tahun Ajaran Baru Kala Pandemi Covid-19, Kemenag Paser Sebut Ponpes Trubus Iman Bisa Ditiru
Ia menambahkan, pihak Kecamatan pun sudah melakukan pendekatan persuasif setelah pertemuan tersebut, namun hasilnya masih nihil. Forum RT seputar Teluk Lerong Ilir tetap bersikukuh Lurahnya dimutasi.
“Total RT ada 30. Yang bertanda tangan atau menyetorkan stempel hampir 50 persen. Padahal kami sudah meminta agar bisa kembali membangun kerjasama antara warga dan lurah sehingga bisa membantu kegiatan apapun di kecamatan,” jelas Fahmi.
Baca Juga: Terima 18 Hasil Swab, Skrining Satu Pedagang Pasar Pandasari Balikpapan Positif Covid-19
Baca Juga: Hasil Swab Pedagang di Pandansari Positif Covid-19, Walikota Balikpapan Bimbang Tutup Pasar
Fahmi melanjutkan, dirinya juga sudah melakukan pertemuan dengan lurahnya dan meminta agar bisa melakukan pendekatan persuasif dengan warga.
“Ya waktu itu, kami juga meminta jika sekiranya ada sifat tak disenangi warga. Pak Lurah bisa memperbaiki dan berbicara ke warganya,” ucapnya.
Pendapat Segelintir Orang Saja
Berita sebelumnya. Beredar kabar tentang tuntutan pemutasian Lurah Teluk Lerong Ilir, Mochammad Moenir yang dilakukan oleh Forum Ketua RT Telok Lerong Ilir.
Berdasarkan hal tersebut, saat dikonfirmasi awak media TribunKaltim.co, Mochammad Moenir menyebutkan, bahwa yang menuntut agar dirinya dimutasi, itu hanya muncul dari segilintir RT saja.
“Setelah kami konfirmasi ke semua RT, hanya 2-3 orang saja yang nuntut. Tidak seperti yang ramai-ramai sekarang,” ujarnya saat dihubungi via telepon seluler Sabtu (11/7/2020).
Baca Juga: UPDATE Virus Corona di Balikpapan, Tambah Lagi Tiga Kasus Positif Covid-19 dari Sektor Migas
Ia melanjutkan bahwa ini merupakan hal yang biasa masalah disenangi atau tidak disenangi. Menurutnya, walaupun dirinya sudah melakukan yang terbaik tetap saja pasti ada yang tidak senang dengan kinerjanya, hal itu manusiawi.
“Saya tidak mengganggap ini hal serius karena hanya beberapa orang saja. Sedangkan RT yang lain tidak seperti itu,” ujarnya Moenir.
Baca juga: Erick Thohir Buka-bukaan Isu Reshuffle Menteri Kabinet Jokowi hingga Alasan Dirinya Datangi KPK
Baca juga: Epidemiolog Beber Hal Mengejutkan Soal Kapan Corona Berakhir, Sebut Indonesia Kini Masuk Fase Bahaya
Saat disinggung awak media, tentang beredarnya foto tanda tangan, yang menandakan bahwa setiap RT sudah mengambil sikap setuju tentang pemutasian dirinya.

Moenir menyebutkan, bahwa daftar tersebut adalah daftar absensi, yang kemudian diklaim oleh sebagian oknum agar para Ketua RT lain mau bertanda tangan.
“Itu hanya daftar hadir saja. Pun, sudah memanggil nama-nama yang tertera di situ dan mereka tidak tahu menahu persoalan ini," ucapnya.
( TribunKaltim.co )