Virus Corona di Balikpapan
Mall di Balikpapan Dilematis Selama New Normal, Ketua APPBI Kaltim: Ramai Khawatir, Sepi Khawatir
Bisnis pusat perbelanjaan tengah menghadapi imbas negatif dari penyebaran wabah virus Corona atau covid-19.
Penulis: Heriani AM | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Bisnis pusat perbelanjaan tengah menghadapi imbas negatif dari penyebaran wabah virus Corona atau covid-19.
Imbauan menjaga jarak atau social distancing yang digaungkan oleh pemerintah membuat mal di kota-kota besar sepi pengunjung. Termasuk di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.
Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia ( APPBI ) Kalimantan Timur Aries Adriyanto menyebut kerugian yang didapat pusat perbelanjaan di Kota Balikpapan tidak main-main.
Meski begitu, pihak mall juga tidak bisa memaksakan kehendak harus beroperasi seratus persen atau normal seperti semula.
Baca Juga: Terima 18 Hasil Swab, Skrining Satu Pedagang Pasar Pandasari Balikpapan Positif Covid-19
Baca Juga: Hasil Swab Pedagang di Pandansari Positif Covid-19, Walikota Balikpapan Bimbang Tutup Pasar
"Untuk kerugian, pasti ada. Tapi, 'kan kita tidak bisa memaksakan, karena ini keselamatan untuk semua. Pengunjung harus kami jaga, kami batasi 50 persen yang diperbolehkan di regulasi," ujar Aries kepada TribunKaltim.co pada Senin (13/7/2020).
Data yang ia catat, dari bulan Juni ke Juli ini, rata-rata pusar perbelanjaan sudah tumbuh 42 persen untuk pengunjung yang datang di mall Kota Balikpapan. Meski angka itu terbilang meningkat, rasa was-was tetap ada apabila pengunjung melebihi 50 persen.
"Kalau normal, misalnya Plaza Balikpapan, saat normal selama sebulan itu berada di angka 950 ribu. Tapi kalau sekarang kan, masuk new normal pandemi Corona kita harus setengahnya. Jadi, mall ini dilematis. Mall ramai khawatir, mall sepi kamu juga khawatir," jelasnya.
Baca Juga: Kemenag Tarakan Ingatkan Panitia Hewan Qurban Idul Adha Harus Berseragam, Hindari Orang tak Resmi
Jumlah pengunjung yang datang, jelas Aries bisa dilihat dari jumlah kendaraan yang terparkir. Rata-rata pengunjung menggunakan kendaraan roda empat maupun roda dua ketika berkunjung di pusat perbelanjaan.
Selain itu, Aries menyebut kerugian pusat perbelanjaan selama covid-19 ini cukup besar.
Ia menyebut selama bulan April sampai Mei, mal-mal di Kalimantan Timur ini bisa menanggung kerugian Rp 2 miliar hingga Rp 3 miliar per mal.
"(Dana) Cadangan kita habis untuk menutupi dua bulan kemarin," imbuhnya.

Rata-rata mal di Kalimantan Timur hanya bisa menutupi biaya operasional. Tenant yang bisa ditagih atau mampu bayar itu maksimal berada di angka 25 persen. Padahal, biayanya lebih besar dari itu. Kalau 100 persen, baru bisa menutupi semuanya.
"Mereka baru mampu sebanyak 25 persen, karena tenant sendiri mengalami kesulitan. Transaksinya kan sudah mulai drop," pungkasnya.
Siapkan Protokol Kesehatan dengan Fasilitas Touchless
Berita sebelumnya. Pemerintah Kota Balikpapan ( Pemkot Balikpapan ), Kalimantan Timur memberikan pelonggaran aktivitas ekonomi, menyongsong pemberlakuan masa tatanan kehidupan baru atau new normal.
Salah satunya adalah mengizinkan pengunjung untuk makan di restoran atau rumah makan. Merespon hal tersebut, beberapa hotal yang sebelumnya tutup, kembali membuka operasional.
Salah satunya adalah pusat perbelanjaan yang kembali menerapkan jam operasional normal termasuk Plaza Balikpapan.
Public Relations Plaza Balikpapan Berka Adi Sasongko memastikan pihaknya menjalankan protokol kesehatan dan semua ketentuan yang berlaku sesuai anjuran pemerintah.
Baca Juga
Catat, Mulai Hari Ini 80 Pusat Perbelanjaan di Jakarta Mulai Beroperasi
Jam Operasional Pusat Perbelanjaan di Balikpapan Kembali Normal
Dinas Pedagangan Kota Balikpapan Masih Temukan Warga tak Pakai Masker di Pusat Perbelanjaan
Hal ini untuk mengatasi dan mencegah penyebaran virus corona. Penerapan protokol ini juga didukung fasilitas tanpa menyentuh (touchless) yang dilengkapi teknologi modern.
"Namun belum sepenuhnya, seperti fasilitas lift belum touchless. Ada beberapa kendala di kita, yakni pengadaan barang yang terhambat pengiriman karena barangnya kami datangkan dari Jakarta.
Target kita di awal Juli 2020, kita running dengan campaign 100 persen touchless," ujar pria yang kerap disapa Berka ini, Selasa (23/6/2020).
Yang menarik dan tidak didapati ditempat lain selain Plaza Balikpapan adalah, saat melewati pintu masuk, pengunjung disambut dengan sebuah layar.
Bukan sekadar pajangan, layar tersebut digunakan untuk mengukur suhu tubuh pengunjung yang baru datang.
Dengan teknologi infrared, alat yang disebut touchless body thermoscan itu mengukur suhu tubuh pengunjung dengan kamera.
Hasilnya ditampilkan pada layar yang terpampang. Pengunjung hanya berdiri pada area kotak merah yang disiapkan di lantai.
"Keakuratan alat tersebut terjamin. Alat itu berfungsi menscan konsumen dan memantau berapa jumlah pengunjung yang sedang berada di area Plaza Balikpapan," sambungnya.
Touchless body thermoscan ini merupakan pengadaan dari PT Agung Podoromo Land, holding Plaza Balikpapan.
Rencananya di tiap akses masuk mall yang beralamat di Jalan Jendral Sudirman Nomor 1 Balikpapan Kota ini, akan dilengkapi alat tersebut.
Ini juga selaras dengan aturan Pemerintah yang membatasi kapasitas pengunjung 50 persen.
Diperkirakan harga pasaran untuk satu set alat touchless body thermoscan ini sekitar Rp 40 juta.
Sistem kerjanya, lanjut Berka, apabila suhu pengunjung melebihi 37,4 derajat alarm akan berbunyi. Pengunjung bersangkutan akan diminta untuk menepi dahulu. Beberapa menit setelahnya baru melakukan cek suhu kembali.
"Jadi, kami ada semacam ruang khusus buat pengunjung yang suhunya tinggi. Kalau sudah, kami cek lagi. Sebab, biasanya kan suhu tubuh itu meningkat saat terkena matahari," tuturnya.
Sedang jika suhu tubuh pengunjung buang tinggi tadi akibat demam atau flu, maka diimbau untuk tidak memasuki area mall terlebih dahulu. Alasannya untuk menjaga keamanan pengunjung lain.
"Alat itu (touchless body thermoscan) akan kami tambah ditiap akses masuk Plaza Balikpapan. Tapi itu tadi, kendala di pengiriman. Kita running awal Juli mendatang," ucapnya.
( TribunKaltim.co )