Tim Pengendali Inflasi Daerah Kota Balikpapan Cermati Risiko Inflasi Semester II-2020
Risiko ini bersumber dari peningkatan permintaan pada momen Hari Raya Idul Adha pada bulan Juli serta perayaan Natal dan Tahun Baru di penghujung tahu
Penulis: Heriani AM | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Tim Pengendali Inflasi Daerah atau TPID Balikpapan mencermati pada semester II-2020, ada risiko inflasi. Risiko ini bersumber dari peningkatan permintaan pada momen Hari Raya Idul Adha pada bulan Juli serta perayaan Natal dan Tahun Baru di penghujung tahun 2020.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan Bimo Epyanto yang juga merupakan anggota TPID Balikpapan dalam siaran persnya menyebut, selain dua sumber di atas, adanya penurunan pasokan Daging Ayam Ras dan Telur Ayam Ras dampak minimnya ketersediaan DOC, anomali Iklim dengan curah hujan cenderung masih tinggi hingga pertengahan semester II-2020, berpotensi memicu inflasi.
"Serta fluktuasi tarif angkutan udara dan harga emas perhiasan pada era new normal karena ketidakpastian permintaan," ujarnya, Rabu (15/7/2020).
Baca juga; BI Kaltara Beber Perkembangan Inflasi, Kaltara Alami Inflasi 0,88 Persen
Baca juga; Nafa Urbach Ungkap Saat Ia Mengandung 7 Bulan, Zack Lee Hamili Wanita Lain, Sering Diselingkuhi
Mempertimbangkan tantangan inflasi pada semester II-2020 dan dampak pandemi Covid-19, pengendalian inflasi di Kota Balikpapan melalui strategi 4K yang perlu diintensifkan yaitu Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi yang efektif.
Sebagai upaya mengantisipasi risiko inflasi ke depan, TPID Balikpapan akan menempuh langkah-langkah sebagai berikut; (i) Mendorong peningkatan produksi sayuran di Kota Balikpapan melalui kegiatan urban farming seperti Gerakan Wanita Matilda dan Kampanye BUDE (ii) Mendorong penyediaan bibit sapi di Kota Balikpapan melalui program Inseminasi Buatan (IB), (iii) Melaksanakan program KPSH (Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga) melalui Bulog untuk komoditas Beras dan mendorong pemanfataan Rumah Pangan Kita (RPK).
Baca juga; Apakah Benar Mandi Setelah Makan Berbahaya untuk Kesehatan Tubuh? Inilah Penjelasannya
Baca juga; Di Sangatta Sapi Limosin Berbobot 340 Kg Dibandrol Rp 50 Juta
Selanjutnya, (iv) Melakukan diversifikasi pangan, (v) Melakukan pemantauan harga dan stok secara sinergis antara TPID dan satgas pangan, (vi) Memperkuat data dan informasi pangan Kota Balikpapan sebagai early warning system pengendalian inflasi daerah dan cikal bakal penyusunan Neraca Pangan Kota Balikpapan.
"Kami juga menginisiasi Kerjasama antar Daerah untuk menjamin ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi, serta melakukan himbauan belanja bijak secara terus menerus terutama dalam momentum Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN)," terangnya.
"TPID Kota Balikpapan terus meningkatkan sinergi dan kolaborasi program antar anggota sebagai upaya pencapaian inflasi Kota Balikpapan tahun 2020 yang terjaga pada level 3% ± 1%," pungkasnya.