Wakil Rektor Universitas Mulia: 20 Tahun lagi Universitas Mulia Jadi Kampus Technopreneur Klas Dunia

Wakil Rektor Universitas Mulia Yusuf Wibisono, MTI mengatakan, 20 Tahun lagi Universitas Mulia bakal menjadi Kampus Technopreneur Kelas Dunia.

Penulis: Siti Zubaidah | Editor: Sumarsono
Tribun Kaltim
Wawancara khusus bersama Wakil Rektor Bidang AKademik Universitas Mulia di Studi Youtube Tribun Kaltim Official. 

Modelnya ada beberapa skanerio, status kota seperti apa, kebijakkan Pemerintah seperti apa, kita terus mengikuti perkembangannya. Kebetulan dari Kemendikbud menyampaikan bahwa kemungkinan model belajar online akan dipermanenkan.

Kemendikbud saat telah mewacakan kebijakan merdeka belajar dan merdeka kampus. Mereka belajar diberikan pembebasan, bahwa pengayaan, pematangan intlektual mahasis itu dibentuk tidak hanya di kelas, itu membuat mahasiswa ketika lulus menjadi sarjana bisa lebih siap lagi.

Istilahnya sarjana plus. Konsep itu baru dan bagus, tapi pada pelaksanaanya perlu penyesuaian.

Secara selektif mencari model seperti itu untuk kampus Universitas Mulia?

Mahasiswa kita yang baru dua tahun, mungkin belum memikirkan skripsi, kecuali mahasiswa yang ikut dari awal.

Kita sudah melakukan penerapan, sekarang ini mahasiswa semester atas sulit mencari tempat  kerja praktek (KP), atau PKL, perusahaan saja karyawan saja work from home.

Dari sekian mahasiswa sulit diterima di perusahaan dan industri, ini yang kita sediakan program alternatif pengganti kerja praktik, atau PKL itu.

Bentuknya kita ambilkan dari merdeka belajar, satu mereka bisa mengajar sekolah secara online, atau membuat materi-materi pengajaran, atau video pengajaran, yang tentu kerja lapangan ini setara dengan empat SKS.

Saat ini kampus kami sedang bekerjasama dengan Pemkot Balikpapan membikin program Smart RT. Kalau bicara industri 4.0 itu bicara mengenai big data, dimana memiliki suatu ciri filo city (kecepatan), kecepatan pertumbuhan, percetapan perkembangan.

Data kependudukan itu berdasarkan BPS, Disdukcapil. Kalau kita ngomong BPS berdasarkan survey yang dilakukan setahun sekali, sementara Disdukcapil berdasarkan warga melapor, kalau tidak melapor tidak tahu.

Kita punya rencana besar untuk meng-smartkan RT, memberdayakan RT. Dari RT terintegrasi yang akan banyak aplikasi ditaruh di sana. Bagaimana memudahkan data dinamikan kependudukan warganya, dan memudahkan warga melapor.

Kembali ke kegiatan merdeka belajar tadi kita arahkan ke sana. Mahasiswa bisa melakukan pendataan dan penelitian, dan praktik langsung kepada RT. Selama ini skripsi mahasiswa kemana-mana, tapi belum tentu ada impect ke daerah.

Dengan big data kita yang notabennya mahasiswa meneliti bisa menghasilkan sesuatu untuk masyarakat. Program Tri Dharma Perguruan tingginya dapat, pengabdian kepada masyarakat.

Bagaimana dengan sistem belajar online yang dijalankan selama ini, efektifkah?

Kalau  kuliah biasa kan bisa melihat etika mahasiswa yang ada, tetapi kalau online tidak kelihatan lebih komplek masalah pengukurannya, kita melihat dengan cara mereka pada saat online, saat dia meminta izin, pada saat video conference.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved