Virus Corona
Doni Monardo Kepalkan Tangan ke Bonek, Beri Dukungan Langsung Lawan Virus Corona di Surabaya
Kepala BNPB Doni Monardo kepalkan tangan ke arah Bonek, beri dukungan langsung lawan Virus Corona di Surabaya, apresiasi Bonek Wani Lawan Covid-19
TRIBUNKALTIM.CO - Kepala BNPB Doni Monardo kepalkan tangan ke arah Bonek, beri dukungan langsung lawan Virus Corona di Surabaya, apresiasi gerakan Bonek Wani Lawan Covid-19.
Kasus Virus Corona di Surabaya dan Jawa Timur masih menjadi perhatian serius Pemerintah hingga saat ini.
Termasuk Kepala BNPB Doni Monardo yang turun langsung memberikan dukungan perang melawan Virus Corona di Surabaya.
• Jenderal Polisi dan TNI Tak Tinggal Diam saat Bonek Beraksi Lawan Covid-19 di Surabaya
• Kalahkan China dan AS, Rusia Klaim Koronavir, Jadi yang Pertama di Dunia Temukan Obat Virus Corona
• Risma Histeris Lalu Ambruk, Lepas Kepergian Orang Terbaiknya, Pejabat Pemkot Surabaya Meninggal
Soal kasus Virus Corona di Surabaya, Doni Monardo mengepalkan tangannya ke arah Bonek, suporter Persebaya.
Kepalan tangan Jenderal TNI bintang tiga ini sekaligus menggelorakan semangat Bonek dan arek Suroboyo dalam memberantas covid-19 di Surabaya.
Lantas Doni Monardo mengapresiasi tinggi kinerja suporter Persebaya yang aktif dengan gerakan Bonek Wani Lawan Covid-19.
Sebelumnya gerakan Bonek Wani Lawan Cvodi-19 juga mendapat dukungan dari IDI Surabaya, Pangdam V Brawijaya dan BPBD Jatim.
Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Letjen Doni Monardo secara langsung memberikan semangat dan dukungan.
Dukungan itu dilontarkan setelah Doni Monardo mendengar langsung paparan lengkap dari Presiden klub Persebaya Azrul Ananda tentang gerakan Bonek Wani Lawan Covid-19.
Baik gerakan sejuta masker dan kampanye Tri Wani (wani bermasker, wani cuci tangan dan wani jaga jarak) dijelaskan secara mendetail pada pertemuan yang diselenggarakan di salah satu hotel area Surabaya.
"Pesan bapak Presiden dalam menghadapi pandemi covid-19 adalah 20 persen medis dan 80 persen pencegahan dan ujung tombak pencegahan adalah dari komunitas masyarakat itu sendiri," kata Doni Monardo, seperti dikutip dari laman resmi Persebaya, Kamis (16/7/2020).
Tak hanya memberi support, Doni Monardo meyakini gerakan yang dilakukan Persebaya dan Bonek akan memberi dampak maksimal dalam penanganan covid-19, terutama di Surabaya.
"Untuk itu dari gerakan yang sudah dilakukan ( Bonek dan Persebaya ) saya yakin akan bisa berhasil mengurangi risiko penularan," tambah pria lulusan akademi militer tahun 1985 tersebut.
Doni Monardo mengajak agar lebih banyak lagi lapisan Bonek yang pro-aktif meningkatkan upaya pencegahan penyebaran covid-19.
• Jajaran Doni Monardo Siap Libatkan Bonek & Persebaya Surabaya Tekan Kasus Covid-19 di Wilayah Risma
"Upaya pencegahan adalah strategi paling efektif, jangan biarkan masyarakat kita terpapar Covid-19," jelas Jenderal TNI bintang tiga ini.
"Jadikan Jatim dan Surabaya menjadi hijau," tuturnya memberi semangat.
Sementara itu, Azrul Ananda menyampaikan, aksi Bonek memerangi pandemi covid-19 sebenarnya sudah dilakukan sejak lama, sejak Maret lalu.
Namun, melalui gerakan bersama ini, juga dengan dukungan banyak pihak, dampak yang ditimbulkan akan lebih maksimal.
Setelah Azrul Ananda memperkenalkan empat perwakilan tribun yang hadir.
Bos Persebaya ini menegaskan, mereka dan masing-masing komunitas adalah ujung tombak dalam pencegahan covid-19, khususnya di Surabaya.
“Kalau frekuensinya, Bonek melakukan sudah sama, dengan gerakan ini maka mereka akan bergerak secara lebih masif untuk mencapai tujuan yang diinginkan bersama,” kata Azrul Ananda.
Belajar dari Flu Spanyol
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Doni Monardo meminta peran serta masyarakat dan komunitas untuk menekan angka penularan Covid-19 di Jawa Timur.
Dia juga meminta agar masyarakat belajar dari peristiwa wabah flu Spanyol.
Doni Monardo menyebutkan pada tahun 1918 pandemi flu Spanyol itu menyebabkan 4,5 juta jiwa warga Nusantara meninggal dunia.
Dari jumlah tersebut, kematian terbesar ada di Jawa Timur. Secara rinci ia menyebutkan akibat Flu Spanyol, 23 persen warga Madura meninggal dunia.
Lalu Kediri kehilangan 20,62 persen populasi, Surabaya 17,54 persen populasi, dan Pasuruan 14,32 persen populasi.
"Ini sejarah yang tidak bisa dihindari. Bencana adalah peristiwa yang berulang termasuk bencana non alam," kata Doni Monardo, Kamis (16/7/2020).
Pada kesempatan itu, Doni menjelaskan awalnya Pemerintah Hindia Belanda hanya memfokuskan penanganan pada kuratif dengan memaksimalkan peran rumah sakit.
"Tetapi ketika pasien semakin banyak yang meninggal maka strateginya diubah.
Belanda mulai menggunakan intervensi budaya," tambah Ketua Gugus Tugas Pusat Percepatan Penanganan Covid-19 ini.
Pemerintah menggunakan wayang sebagai sarana sosialisasi pencegahan Flu Spanyol.
• Doni Monardo: Bioskop Belum Dapat Rekomendasi untuk Beroperasi, Begini Bahaya di Ruangan Tertutup
"Mereka mengajak masyarakat agar tahu cara mencegah flu Spanyol.
Begitu juga langkah kami sedari awal, 80 persen adalah pencegahan.
Jadi lebih ke aspek psikologis," lanjut Doni Monardo
Kemudian Doni Monardo menegaskan dari situ dapat diketahui bahwa kekuatan penanganan pandemi ada di komunitas.
"Kalau komunitas tidak memberikan bantuan, sehebat apapun dan sebesar apapun dana oleh pemerintah tidak ada artinya tanpa didukung komunitas," lanjutnya.
Doni Monardo berharap semua komunitas di Jatim bisa bangkit dan bersatu untuk bersama-sama mematuhi protokol kesehatan untuk menekan angka penularan covid-19.
"Jatim punya semangat kepahlawanan arek Suroboyo yaitu Bung Tomo. Jangan sampai peristiwa 1918 berulang," tegasnya.
(*)