Tak Pandang Bulu Sikat Teman Satu Angkatan di Akpol, Ini Kata Kabareskrim Polri Soal Prasetijo Utomo
Tak pandang bulu sikat teman satu angkatan di Akpol, ini Kata Kabareskrim Polri Komjen Listyo Sigit Prabowo soal Prasetijo Utomo kasus Djoko Tjandra
TRIBUNKALTIM.CO - Tak pandang bulu sikat teman satu angkatan di Akpol, ini Kata Kabareskrim Polri Komjen Listyo Sigit Prabowo soal Prasetijo Utomo terkait kasus Djoko Tjandra.
Institusi pimpinan Idham Azis mendapat sorotan setelah oknum Jenderal Polri terlibat membantu pelarian buronan Djoko Tjandra.
Selama kurun waktu satu minggu, sudah tiga Jenderal Polri dicopot karena diduga melanggar kode etik.
• Setelah Prasetijo Utomo, Kapolri Idham Aziz Juga Copot Dua Jenderal Ini terkait Kasus Djoko Tjandra
• Kabareskrim Beber Kesalahan 2 Jenderal di Kasus Djoko Tjandra, Dicopot Idham Azis, Pidana Menanti
• Kabar Prasetijo Utomo Usai Percakapannya dengan Djoko Tjandra Dibongkar Polri, Ini Kata Kabareskrim
Pertama, Idham Azis mencopot Kepala Biro Koordinasi dan Pengawasan PPNS Bareskrim Polri Brigadir Jenderal Prasetijo Utomo dari jabatannya.
Selain itu, dua perwira tinggi lain di Korps Bhayangkara dimutasi karena disinyalir terlibat sengkarut penghapusan red notice atas nama buronan itu dari data Interpol sejak 2014 lalu.
Mereka adalah Kepala Divisi Hubungan Internasional Inspektur Jenderal Napoleon Bonaparte dan Sekretaris NCB Interpol Indonesia Brigadir Jenderal Nugroho Slamet Wibowo.
Kepala Biro Koordinasi dan Pengawasan PPNS Bareskrim Polri Brigadir Jenderal Prasetijo Utomo dicopot dari jabatan, setelah terbukti menandatangani surat jalan untuk Djoko Tjandra melintas dari Jakarta ke Pontianak pada Juni 2020.
Diketahui, Prasetijo Utomo menjalani pemeriksaan di Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) dan ditahan selama 14 hari di ruang khusus Provos Mabes Polri.
Saat pemeriksaan, terungkap Prasetijo Utomo sempat berkomunikasi dengan Djoko Tjandra tanpa melalui perantara.
Lalu, dia membantu Djoko Tjandra membuat surat keterangan bebas Covid-19 sehingga bisa bepergian.
• Ini Keunikan Akpol 1991 Versi IPW, Prasetijo Utomo, Krishna Murti, Listyo Sigit & M Iqbal Seangkatan
Dia membantu mendampingi dan memanggil dokter dari Pusdokkes Polri untuk memeriksa orang yang mengaku sebagai Djoko Tjandra.
Selain Prasetijo , Kapolri mencopot dua perwira tinggi lain di Korps Bhayangkara, karena terlibat dalam sengkarut penghapusan red notice atas nama buronan itu dari data Interpol sejak 2014.
Mereka adalah Kepala Divisi Hubungan Internasional Inspektur Jenderal Napoleon Bonaparte dan Sekretaris NCB Interpol Indonesia Brigadir Jenderal Nugroho Slamet Wibowo.
Keduanya menjalani pemeriksaan di Propam dan dinyatakan telah melanggar etik.
Pencopotan dua perwira tinggi itu tertuang dalam surat telegram (STR) nomor ST/2076/VII/KEP/2020 yang ditandatangani oleh Asistem Sumber Daya Manusia (SDM) Polri Irjen Sutrisno Yudi Hermawan atas nama Kapolri, tertanggal 17 Juli 2020.
Nugroho Wibowo dalam jabatannya sempat bersurat ke Dirjen Imigrasi pada 5 Mei 2020, untuk memberikan informasi terkait terhapusnya data red notice Joko Tjandra di Interpol.
Nugroho menerbitkan surat dan tidak melalui proses pelaporan terhadap pimpinannya.
Hal itu merembet juga pada Irjen Napoleon Bonaparte yang merupakan pimpinan dari Nugroho di Divisi Hubungan Internasional Polri.
Di surat telegram itu, Irjen Napoleon Bonaparte dimutasi sebagai Analis Kebijakan Utama Inspektorat Pengawasan Umum Polri.
Nugroho Wibowo dimutasi sebagai Analis Kebijakan Utama bidang Jianbang Lemdiklat Polri.
• Jenderal dari Akpol 91 yang Bersinar, Jabat Kapolda hingga Kabareskrim, Ternoda Prasetijo Utomo
Pencopotan Prasetijo Utomo paling disorot
Paling menjadi sorotan adalah pencopotan Prasetijo Utomo di jajaran Bareskrim Polri.
Pasalnya Prasetijo Utomo merupakan teman seangkatan Kabareskrim Polri Komjen Listyo Sigit Prabowo.
Terkait hal tersebut, Listyo Sigit Prabowo memastikan tidak akan pandang bulu dalam mengusut jajaran Polri yang terlibat membantu buronan Djoko Sugiarto Tjandra.
Kemudian, Listyo Sigit Prabowo menekankan, siapapun dia, apapun latar belakangnya, serta dari angkatan manapun, pengusutan kasus tersebut tetap akan berjalan.
Menurutnya, menjaga kepercayaan, murwah, dan institusi Polri jauh lebih penting dari apapun.
"Biarpun teman satu angkatan, kami tidak pernah ragu untuk menindak tegas tanpa pandang bulu," kata Listyo Sigit Prabowo kepada wartawan, Senin (20/7/2020).
Seperti diketahui Prasetijo Utomo merupakan alumni Akademi Kepolisian (Akpol) pada tahun 1991 yang merupakan teman seangkatan Kabareskrim Komjen Listyo Sigit Prabowo.
Selain Listyo Sigit Prabowo, Prasetijo Utomo merupakan rekan seangkatan dengan sejumlah Jenderal - jenderal yang tengah berada di pucuk pimpinan Polri.
Di antaranya, Kapolda Nusa Tenggara Barat (NTB) Muhammad Iqbal hingga Brigjen Krishna Murti menjabat Karomisinter Divhubinter Polri.
Lalu, Irjen Mohammad Fadil Imran yang kini menjabat Kapolda Jawa Timur yang juga merupakan alumni Akpol 1991.
Sementara itu, Komjen Listyo Sigit Prabowo mengatakan, kebijakan konkret dan bentuk ketegasan serta komitmen dari Kapolri Jenderal Idham Azis dan dirinya, dibuktikan dengan dicopotnya tiga Jenderal dari jabatan sebelumnya.
Diketahui tiga Jenderal Polri ini diduga terlibat dalam perkara Djoko Tjandra.
Kabareskrim Listyo Sigit Prabowo menyebut, tim khusus yang dibentuknya juga akan terus menelusuri pihak-pihak yang terlibat perkara tersebut.
Sebab, kata dia, tak ada ruang bagi siapapun yang terlibat terkait hal tersebut.
"Siapapun yang terlibat akan kita proses, itu juga merupakan komitmen kami untuk menindak dan usut tuntas masalah ini," jelasnya.
Sebelumnya, Kabareskrim Polri Komjen Listyo Sigit Prabowo membentuk tim khusus beranggotakan personel dari Direktorat Tindak Pidana Umum, Direktorat Tindak Pidana Korupsi, dan Direktorat Siber.
Di sisi lain, Listyo Sigit Prabowo menyatakan akan melakukan pengusutan secara transparan dan terbuka agar masyarakat bisa mengetahui yang sebenarnya.
• Kasus Buron Djoko Tjandra Mulai Melebar, Komjen Listyo Incar Pihak di Luar Polri Plus Aliran Dana
Sebaliknya, ia mengimbau kepada seluruh pihak manapun untuk tidak ikut memperkeruh suasana dan situasi.
Polri, kata Listyo Sigit Prabowo, akan bersikap profesional dalam menjalankan tugasnya.
"Kami pastikan akan transparan dalam melakukan pengusutan perkara ini."
"Kami meminta agar masyarakat percaya dan ikut membantu mengawasi hal ini," ucapnya.
(*)
(Igman Ibrahim)