Kriminolog UI Ulas Bunuh Diri Yodi Prabowo, Psikolog Forensik Sorot Kalimat Terakhir Editor Metro TV
Kriminolog UI ulas bunuh diri Yodi Prabowo, Psikolog Forensik sorot kalimat terakhir Editor Metro TV
TRIBUNKALTIM.CO - Kriminolog UI ulas bunuh diri Yodi Prabowo, Psikolog Forensik sorot kalimat terakhir Editor Metro TV.
Kasus kematian Editor Metro TV Yodi Prabowo masih menjadi perbincangan.
Diketahui, Polda Metro Jaya merilis Yodi Prabowo tewas akibat bunuh diri.
Sebelumnya, Editor Metro TV ini diduga jadi korban pembunuhan lantaran ditemukan beberapa luka tusuk di tubuhnya.
Polisi mengungkapkan bahwa Editor Metro TV, Yodi Prabowo meninggal dunia diduga kuat akibat bunuh diri.
Polisi menyebut dalam konferensi pers pada Senin (27/7/2020), menyebut Yodi Prabowo diduga bunuh diri karena adanya dugaan depresi yang muncul.
• Hotman Paris Minta Gubernur dan Polisi Bawa Oknum Musisi Bali ke Kuburan Covid-19, Sindir Jerinx?
• PKS Sebut Achmad Purnomo Simbol Terzolimi Dinasti Politik, Siap Lawan Putra Jokowi di Pilkada Solo
• Kabar Gembira, PLN Beri Subsidi Listrik Hingga Rp 3 Triliun, Ini Kategori Pelanggan yang Dapat
• TERBARU Juli 2020, Sejumlah Kode Redeem PUBG Mobile, Hadiah Senjata, Skin, dll, Link dan Cara Tukar
Dikutip dari channel YouTube Apa Kabar Indonesia TV One pada Selasa (28/7/2020), Kriminolog Universitas Indonesia, Yogo Tri Hendiarto lantas angkat bicara.
Pada kesempatan itu, Yogo menyoroti bantahan keluarga Yodi yang membantah anaknya depresi.
Yogo mengatakan, depresi atau tidaknya Yodi bisa diketahui melalui konsultasi ke psikiater.
"Depresi mungkin salah satu dan mungkin harus dijelaskan oleh para ahli jadi kalau kita lihat pernyataan orang tua Yodi depresi kalau dibawa ke psikolog atau psikiater mungkin bisa ditelusuri oleh ahli yang bisa menjelaskan bahwa Yodi mengalami depresi atau tidak depresi," kata Yogo.
Selain itu, ia juga mempertanyakan apakah ada tekanan dari orang lain dalam kehidupan Yodi.
Apakah ada tekanan yang bisa memunculkan kemarahan dalam diri Yodi.
"Juga kita lihat bagaimana Yodi di masyarakat apakah Yodi mengalami namanya general strength theory."
"Ada tekanan-tekanan yang memunculkan tindakan kemarahan, bagaimana dia harus diperlakukan oleh orang lain," katanya.
Muncul pertanyaan apakah ada-ada hal perlakuan ke Yodi yang tak bisa bisa diterimanya.