Virus Corona

Tertinggi di Indonesia, Khofifah Klaim Jawa Timur Sudah Lewati Puncak Virus Corona, Ini Ulasannya

Tertinggi di Indonesia, Khofifah Indar Parawansa klaim Jawa Timur sudah lewati puncak Virus Corona, ini ulasannya

Editor: Rafan Arif Dwinanto
SURYA.CO.ID/Fatimatuz Zahro
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Selang sehari setelah Jokowi minta angka covid-19 Jawa Timur ditekan, jumlah kasus Corona di Jatim malah lampaui DKI Jakarta. 

TRIBUNKALTIM.CO - Tertinggi di Indonesia, Khofifah Indar Parawansa klaim Jawa Timur sudah lewati puncak Virus Corona, ini ulasannya.

Kasus Virus Corona atau covid-19 di Jawa Timur mencapai 20 ribu lebih.

Ini menjadikan wilayah yang dipimpin Khofifah Indar Parawansa jadi provinsi dengan angka kasus covid-19 tertinggi di Indonesia.

Di urutan kedua ada Provinsi DKI Jakarta, yang belakangan ini angka kasus Virus Corona terus meningkat.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, puncak pandemi wabah covid-19 di Jawa Timur telah dilewati.

 Polri Bongkar Dugaan Motif Brigjend Prasetijo Bantu Djoko Tjandra, Terlihat dari Konstruksi Hukum

 Akhirnya Nadiem Makarim Minta Maaf, Berharap Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah dan PGRI Kembali ke POP

 Kriminolog UI Ulas Bunuh Diri Yodi Prabowo, Psikolog Forensik Sorot Kalimat Terakhir Editor Metro TV

 Hotman Paris Minta Gubernur dan Polisi Bawa Oknum Musisi Bali ke Kuburan covid-19, Sindir Jerinx?

"Insya Allah puncaknya covid-19 di Jawa Timur sudah terlewati.

Jatim terlihat mencapai puncak kasus di minggu kedua Juli,” kata Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jawa Timur, dikutip dari KompasTV, Selasa (28/7/2020).

Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan penurunan kasus covid-19 mencapai 33,4 persen.

Meski demikian, Khofifah Indar Parawansa mengakui jumlah kasus positif di Jatim masih menempati urutan tertinggi dibandingkan provinsi lain di Indonesia.

Hal itu coba diimbangi dengan jumlah warga yang sembuh turut mengalami peningkatan cukup signifikan di atas rata-rata nasional sampai saat ini.

"Kemarin ini Jatim 60,93 persen, yang sembuh 12.680 per 27 Juli 2020.

Dari proses yang enggak sederhana itu, kinerja rumah sakit sudah luar biasa," kata Khofifah.

Angka recovery rate Jatim saat ini terus meningkat siginifikan.

Dari jumlah kumulatif kasus sebanyak 20.812 orang, kini yang sedang dirawat ada 6.524 orang.

Secara khusus dia memberikan apresiasi kepada seluruh tenaga kesehatan di jatim yang telah berjuang untuk menyembuhkan pasien covid-19.

“Sebab jika dibandingkan dengan provinsi lain, beban covid-19 Jawa Timur cukup berat,” kata Khofifah.

Jika dibandingkan jumlah kasus provinsi di Jawa Tengah, angka kumulatif berjumlah 8.622 dan saat ini yang sudah sembuh 4.265.

Begitu juga dengan Jawa Barat jumlah kumulatif kasus covid-19 di sana ada 6.084 dan yang sembuh 2.934.

Artinya, tenaga kesehatan Jawa Timur mampu mengantarkan kesembuhan pada jumlah pasien yang jauh lebih banyak dibandingkan dengan daerah lain.

"Sekarang kami memang masih punya PR untuk menurunkan kematian.

Kami terus melakukan telaah dengan tim audit kematian,” kata Khofifah.

“Kami berupaya agar tingkat kematian kasus covid-19 Jatim terus menurun dan angka kesembuhan terus naik,” kata Khofifah menambahkan.

Untuk meningkatkan kesembuhan, Pemprov Jatim memperkuat sistem rujukan rumah sakit.

Diketahui rumah sakit di Jatim sempat overload akhir Juni hingga awal Juli.

“Tapi sekarang sudah ada relaksasi, akan terus kami perbaiki dan harus terus akan terjadi penurunan kasus,” ujar dia.

Mengutip data nasional , kasus covid-19 di Jawa Timur hingga Selasa (28/7/2020) pukul 12.00 WIB berjumlah 21.125 kasus, sembuh 13.081 pasien, dan meninggal 1.630 orang.

 PKS Sebut Achmad Purnomo Simbol Terzolimi Dinasti Politik, Siap Lawan Putra Jokowi di Pilkada Solo

Penularan Melalui Udara

Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) resmi menyatakan penularan bisa terjadi melalui udara.

Dilansir Kompas.com, pernyataan resmi WHO mendefinisikan penularan melalui udara sebagai penyebaran agen penular yang disebabkan oleh penyebaran aerosol yang melayang di udara dalam jarak dan waktu yang lama.

Untuk diketahui, droplet atau tetesan pernapasan berdiameter lebih dari 5-10 μm.

Sementara inti tetesan atau aerosol berdiameter kurang dari 5μm.

Adapun aerosol adalah tetesan pernapasan yang sangat kecil sehingga dapat menempel di udara.

"Penyebaran melalui udara dapat terjadi saat petugas medis terlibat dalam prosedur tertentu yang menghasilkan aerosol," tulis WHO dalam pernyataan terbarunya yang rilis Kamis (9/7/2020).

Akan tetapi banyaknya bukti yang menunjukkan ruangan tertutup dengan ventilasi buruk, virus dapat melayang tinggi selama berjam-jam dan menginfeksi orang lain.

Hal ini bahkan dapat menyebabkan kejadian superspreader atau penyebaran luas.

Dilansir New York Times, Kamis (9/7/2020), tempat tertutup yang bisa menjadi tempat penularan covid-19 di udara antara lain restoran, klub malam, tempat ibadah, tempat kerja, atau tempat-tempat lain di mana orang berteriak, berbicara, dan bernyanyi.

"Teori menunjukkan, sejumlah droplet pernapasan dapat menghasilkan aerosol. Ini terjadi saat menguap, bernapas normal, dan saat berbicara," kata WHO.

Oleh sebab itu orang yang rentan dapat menghirup aerosol dan dapat terinfeksi jika aerosol itu mengandung virus dalam jumlah cukup untuk menyebabkan infeksi ke orang lain.

Hingga saat ini, WHO dan para ahli masih mencari tahu berapa proporsi droplet yang diembuskan saat menguap untuk menghasilkan aerosol.

Belum diketahui seberapa dosis virus SARS-CoV-2 dalam aerosol untuk dapat menginfeksi orang lain.

 Resmi Dicopot Kapolri Berikut Profil Brigjen Prasetijo Utomo, Seangkatan Kabareskrim & Krishna Murti

Prediksi Puncak Wabah

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memprediksi puncak wabah virus corona (covid-19) di Indonesia akan terjadi pada bulan Agustus atau September 2020 nanti.

Hal itu disampaikan Jokowi kala berbincang dengan wartawan di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (13/7/2020).

"Kalau melihat angka-angka, memang nanti perkiraan puncaknya ada di Agustus atau September, perkiraan terakhir," kata Jokowi dikutip dari pemberitaan Tribunnews.com sebelumnya.

Jokowi pada bulan Maret lalu juga sempat memprediksi puncak covid-19 akan terjadi pada Mei.

Akan tetapi prediksi tersebut meleset.

Jokowi kini justru menemukan fakta kasus baru covid-19 masih terus bertambah.

Seperti halnya di DKI Jakarta, positivity rate atau perbandingan antara jumlah tes dengan orang yang dinyatakan positif covid-19 melonjak dari empat hingga lima persen menjadi 10,5 persen.

Prediksi terbaru pandemi covid-19 akan mencapai puncaknya pada Agustus atau September juga masih bisa berubah.

Jokowi menilai hal tersebut bergantung dengan kinerja seluruh jajarannya dalam menekan penyebaran kasus covid-19.

"Kalau kita tidak melakukan sesuatu, ya bisa angkanya berbeda. Oleh sebab itu, saya minta pada para menteri untuk bekerja keras," ungkapnya.

Beri Arahan Masifkan 3T

Sementara itu, Jokowi juga memberikan arahan untuk memasifkan 3T, yakni testing, tracing, dan treatment.

Hal itu disampaikan Jokowi kala membuka rapat terbatas, Senin (13/7/2020).

"Ada tiga hal yang ingin saya sampaikan pada pagi hari ini. Yaitu (pertama), tetap pada concern kita untuk memasifkan 3T dengan prioritas," ungkap Jokowi dikutip dari setkab.go.id.

Ada delapan provinsi yang diminta Jokowi untuk diprioritaskan.

Kedelapan provinsi tersebut ialah Jawa Timur, DKI Jakarta, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, Sumatera Utara, dan Papua.

Jokowi juga meminta ditingkatkannya kemampuan tes PCR per hari.

 BURUAN! Ini kode Redeem Free Fire Juli 2020 dan Cara Daftar Free Fire Advance Server, Waktu Terbatas

"Untuk tes harus ditingkatkan jumlah PCR test dengan menambah jumlah lab-lab yang ada di daerah plus mobile lab PCR."

"Yang kita harapkan nantinya target sesuai yang saya sampaikan supaya bisa tercapai, 30 ribu," ungkapnya.

Jokowi juga meminta agar tracing dilakukan secara masif.

"Tracing atau penelusuran untuk ODP maupun PDP, kemudian memberikan isolasi mandiri dan treatment."

"Ini peningkatan fasilitas kesehatan rumah sakit khususnya bed, APD, obat-obatan, ventilator, kamar isolasi yang ini juga masih memerlukan tambahan-tambahan untuk provinsi-provinsi yang tadi saya sebut," ungkap Jokowi.

(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Khofifah: Puncak Pandemi covid-19 di Jatim Sudah Dilewati, Sekarang PR Turunkan Kematian", https://regional.kompas.com/read/2020/07/28/19130431/khofifah-puncak-pandemi-covid-19-di-jatim-sudah-dilewati-sekarang-pr?page=2.


Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved