Virus Corona

MUI Bersuara Terkait Kehalalan Vaksin Corona dari China

Meski demikian banyak yang meragukan kehalalan dari vaksis virus Corona buatan perusahaan China tersebut.

TRIBUN KALTIM/FACHMI RACHMAN
ILUSTRASI - MUI Bersuara Terkait Kehalalan Vaksin Corona dari China 

Namun, tidak semua peserta akan disuntikkan vaksin.

Sebanyak 540 orang akan disuntikkan vaksin,sedangkan sisanya akan mendapat cairan plasebo.

Penentuan pemberian vaksin atau plasebo akan dilakukan secara acak.

“Bagi yang menerima plasebo akan mendapatkan vaksin Covid-19 setelah vaksin didaftarkan,” ujar Kusnandi.

Kesehatan peserta dipastikan tetap dipantau petugas penelitian secara teratur selama jalannya penelitian, atau sekitar 6 bulan setelah pemberian vaksin terakhir.

Kusnandi memastikan, seluruh peserta dilindungi asuransi kesehatan. Ada pun pendaftaran
relawan uji klinis dibuka hingga 31 Agustus 2020.

Pendaftaran bisa dilakukan dengan menghubungi Unit Riset Klinis Departemen Ilmu Kesehatan Anak Lantai 1 RSUP Hasan Sadikin Bandung di telepon 022 – 2034471 atau whatsapp 08112214235.

Tertinggi di Indonesia, Khofifah Klaim Jawa Timur Sudah Lewati Puncak Virus Corona, Ini Ulasannya

Waspadai Titik-titik Ini, Wiku Adisasmito Rilis Lokasi Baru Rawan Virus Corona, Klaster Sudah Banyak

Warga Blok D1 Jalan Jakarta Samarinda Tutup Akses Jalan Cegah Covid-19, Ternyata Satu Positif Corona

Jangan Jadikan Kelinci Percobaan

Anggota DPR RI Fraksi PAN Guspardi Gaus, meminta pemerintah tidak menjadikan 1.620 orang sukarelawan sebagai 'kelinci percobaan' uji kilinis tahap tiga vaksin Corona dari Tiongkok. Guspardi mengatakan sejauh ini belum mendengar dan mendapatkan informasi tentang jaminan pemerintah kepada para sukarelawan itu.

"Bagaimana penanganan dan kebijakan pemerintah jika terjadi hal yang tidak diinginkan.

Di samping itu isu mengenai kehalalan produk vaksin Sinovac ini juga belum jelas dan
tengah menjadi perbincangan di tengah masyarakat," kata Guspardi.

Legislator asal Sumbar ini mengaku tidak setuju jika uji klinis ketiga langsung diujicobakan ke masyarakat. Menurut Guspardi, seharusnya pemerintah mendapatkan informasi lengkap negara mana saja yang telah menggunakan vaksin Sinovac ini dan melakukan kajian terhadap hasil dan dampak vaksin tersebut.

"Jangan jadikan masyarakat sebagai kelinci percobaan. Lakukanlah dulu kajian mendalam dan komprehensif secara ilmiah terhadap bebagai aspek baik dari kandungan, terlebih lagi aspek kehalalan produk dan selanjunya akibat atau dampak dari vaksin tersebut," ujarnya.

Dari pada langsung melibatkan ribuan sukarelawan Indonesia untuk uji klinis vaksin sinovac ini, lebih baik lakukan riset dan kajian mendalam tentang vaksin itu dengan melibatkan berbagai pihak yang berkompeten.

"Libatkan beberapa perguruan tinggi dan lembaga yang berkompten lainnya. Uji kebenaran apakah benar vaksin ini sebagai upaya untuk menyehatkan atau menyembuhkan masyarakat dari covid-19. Jadi tidak perlu ada relawan hampir 2000 orang itu. Karena WHO sendiri belum mengatakan kalo vaksin dari China ini betul
terbukti menangkal dan mencegah Covid -19," ujar Guspardi.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved