Virus Corona
Fakta Baru Prof Hadi Pranoto Disebut Penemu Obat Corona Lewat Obat Herbal, Pakar Beri Peringatan Ini
Siapa sebenarnya Prof Hadi Pranoto yang disebut-sebut penemu obat Corona dengan ramuan obat herbalnya?
Bahaya Corona akan selalu mengancam, kata dia, sebab virus penyebaran virus itu melalui berbagai cara, paling umum adalah melalui udara.
"Penggunan masker dan hand sanitazer hanya mengurangi tapi tidak bisa mencegah. Virus covid-19 ini lebih kecil dari nano partikel.
Karena semasa kita masih bisa menghirup oksigen, virus itu masih bisa masuk ke dalam tubuh. virus Covd-19 akan hidup melalui udara, melalui oksigen. Makanya dia gampang sekali menular melalui keringat, sentuhan badan ataupun yang lainnya.
Makanya, virus covid-19 tidak bisa kita abaikan. Sedangkan protokol kesehatan itu untuk mengurangi saja."
Anji kemudian menanyakan soal fenomena rapid test dan swab test yang saat ini marak dilakukan di berbagai tempat.
Menurut Hadi, dua metode yang saat ini banyak digunakan tersebut, bukanlah metode paling efektif untuk mengindentifikasi virus Corona.
Belum lagi, biaya yang diterapkan dianggap cukup mahal.
"Jadi, rapid test dan swab test tidak bisa menjadi rujukan secara keseluruhan bahwa orang itu sehat. Dalam swab kan hanya mengidentifikasi, apakah orang itu positif atau negatif. Kalau untuk kita memastikan apakah terinfeksi atau tidak maka perlu dilakukan uji labolatorium dengan memeriksa DNA orang tersebut. "
"Sebenarnya ada satu teknologi yang lebih murah dan efektif untuk mengetahui orang itu positif atau negatif. Dan itu lebih murah daripada melakukan tes PCR yang saat ini dilakukan teman-teman di dunia medis saat ini. Tidak perlu harus mencolokkan ke hidung, ambil lendir, karena apa yang ada di dalam tubuh kita bila kita sudah terinfeksi covid-19, semuanya bisa dideteksi, keringat bisa air liur bisa."
"Ada swab yang lebih baik dan efektif dengan harga Rp10 ribu atau Rp20 ribu itu kita sudah bisa tahu dia positif atau tidak. Cukup dengan ambil air liurnya saja. Tidak perlu ambil lendir yang bikin sakit."
Hadi Pranoto memastikan, apa yang dia sampaikan bukanlah untuk kepentingan tertentu, apalagi soal bisnis.
Ia hanya ingin, herbal antibody covid-19 hadir sebagai salah satu solusi atas kasus covid-19 yang berdampak luas bagi banyak aspek bangsa.
"Harusnya kita bersama duduk memikirkan mencari solusi. masyarakat yang sudah susah jangan dibuat susah lagi. Kalau bisa swab gratis. Ini sampai Rp2juta.
Ini bukan karena bisnis. Ini bentuk panggilan, emergency kemanusiaan bagi kami sebagai tim ahli riset antibody covid-19 untuk memberikan kepastian kehidupan untuk masyarakat kita di Indonesia," tandasnya.
Sementara itu, Anji Manji dalam akun Instagramnya, menyebut bahwa sudah banyak orang yang bertanya kepadanya bagaimana cara mendapatkan herbal hasil riset Prof Hadi.
"Sudah banyak banget yang menghubungi saya melalui DM maupun tim, meminta obat ini. Sabar ya, dalam waktu seminggu ini saya akan berikan info di mana bisa mendapatkannya," tulis Anji.
"Di video ini saya tidak mau mengeluarkan pernyataan, karena isunya sensitif sekali tentang obat. Saya menjadi interviewer. Saya juga nanti akan mencoba membuktikan obatnya.
Untuk beberapa pertanyaan lain tentangnya, saya akan segera tanyakan. Dalam waktu dekat saya akan ngobrol lagi dengan Prof. Hadi Pranoto," tandas Anji Manji,
Lihat video selengkapnya:
Klaim Obat covid-19 Hadi Pranoto, Pakar Angkat Bicara
Tidak sedikit orang Indonesia atau pihak tertentu yang mengeluarkan pernyataan terkait obat atau herbal yang bisa menyembuhkan covid-19.
Salah satunya adalah Hadi Pranoto, seseorang yang memperkenalkan diri sebagai Profesor sekaligus Kepala Tim Riset Formula Antibodi covid-19.
Hadi menyebutkan bahwa cairan antibodi covid-19 yang ditemukannya bisa menyembuhkan ribuan pasien covid-19.
Cairan antibodi covid-19 tersebut diklaim telah didistribusikan di Pulau Jawa, Bali, dan Kalimantan.
Hadi juga menyebutkan telah memberikan cairan antibodi covid-19 tersebut kepada ribuan pasien di Wisma Atlet, dengan lama penyembuhan 2-3 hari.
Masyarakat jangan asal percaya klaim
Ahli biologi molekuler independen, Ahmad Utomo, menyebutkan bahwa salah satu masalah mendasar di Indonesia terkait obat atau pengobatan sebuah penyakit adalah klaim.
“Masalah di Indonesia dan masyarakat awam itu salah satunya terkait klaim. Obat itu highly regulated, makanya kita punya Badan POM supaya ada perlindungan kepada masyarakat yang mengonsumsinya,” tutur Ahmad kepada Kompas.com, Minggu (2/8/2020).
Menurut Ahmad, pada masa pandemi covid-19 beberapa aturan terasa lebih longgar.
Misal, beberapa obat yang digunakan untuk penyakit lain juga diuji untuk covid-19. Ritonavir untuk HIV misalnya, juga hidroklorokuin untuk malaria.
“Saya bisa saja klaim sebuah obat. Masyarakat pasti memiliki ekspektasi penyembuhan. Nah kalau tidak sembuh bagaimana, kalau pasiennya meninggal misal bagaimana? Efek sampingnya seperti apa? Pertanggungjawabannya seperti apa?” papar ia.
Oleh karena itu Ahmad menyebutkan bahwa masyarakat harus teredukasi mengenai orang-orang yang mengeluarkan klaim.
Hal itu juga dipaparkannya dalam video yang diunggah di akun Youtube Pak Ahmad pada 1 Agustus 2020.
Pentingnya proses uji klinis Ahmad menyebutkan belum ada ilmuwan yang bisa meyakini obat yang tengah diuji sekarang mampu mengobati covid-19. Itulah mengapa kita butuh uji klinis.
“Uji klinis harus dirancang dengan serius. Terobosan-terobosan yang dilakukan oleh pihak non-medis harus bekerja sama dengan pihak medis,” tuturnya.
Hadi Pranoto sebelumnya mengatakan telah memberikan cairan antibodi covid-19 kepada ribuan pasien di Wisma Atlet.
“Wisma Atlet itu didesain bukan untuk pasien gejala berat, melainkan isolasi mendiri pasien gejala ringan sampai sedang. Mengapa tidak ditulis data klinisnya seperti apa. Tidak perlu sampai randomisasi,” tambahnya.
Ahmad menyebutkan bahwa jika benar cairan antibodi itu ampuh untuk mengobati pasien covid-19, ini akan jadi berita baik.
Namun sayangnya, pengujiannya tidak tertulis atau terekam.
Tidak jelas cairan antibodi covid-19 itu diberikan kepada pasien dengan kisaran usia berapa, atau dengan gejala seperti apa.
“Menulis apa yang kita kerjakan dan mengerjakan apa yang kita tulis. Ini untuk sustainability. Tidak bisa asal klaim kalau tidak ada penelitiannya. Saya melihat klaim ini sengaja mencari keuntungan dengan eksploitasi ketidaktahuan orang, atau memang tidak tahu saja empirisnya,” tutup Ahmad.
IKUTI >>> Update virus Corona
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Klaim Obat covid-19 Hadi Pranoto, Pakar Angkat Bicara" dan di Wartakotalive dengan judul Peneliti Prof Hadi Pranoto Temukan Herbal Penyembuh covid-19, Sudah Sembuhkan Ribuan Orang