Berita Pemkab Kutai Barat
Makin Rawan, Muncul Klaster Baru Transmisi Lokal di Kubar, Pemkab Evaluasi Penanganan Covid-19
Saat ini masyarakat banyak yang sudah acuh, banyak café yang sudah buka dan orang-orang di pasar tidak memakai masker
SENDAWAR – Melonjaknya kasus positif Covid-19 di Kubar akhir-akhir ini, membuat Tim Gugus Tugas melakukan rapat evaluasi dan koordinasi penanganan dampak covid-19. Rapat dipimpin oleh Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Kutai Barat H Achmad Sofyan di Balai Agung Aji Tulur Jejangkat Kantor Bupati, Selasa (4/8/2020)
Pj Sekda Kutai Barat H Achmad Sofyan menuturkan, setelah tim gugus tugas mengumumkan kasus covid KBR 51, pihaknya melakukan diskusi panjang dengan Wakil Bupati terkait Covid-19.
“Menyikapi perkembangan covid-19 di Kubar dalam seminggu terakhir semakin rawan, ditunjukkan munculnya kasus baru transmisi lokal,” ujar Achmad Sofyan. Turut hadir Asisten II, Kadiskes, Kadisnaker, serta kepala PD di lingkungan Pemkab Kubar, perwakilan Kodim, para camat, dokter dan kepala puskesmas.
Dengan meningkatnya angka kasus, kata H Achmad Sofyan, pemerintah akan mengevaluasi kembali seluruh langkah yang sudah dilakukan untuk menekan kasus covid-19 di Kubar dengan lebih disiplin. Perkembangan saat ini sangat mengkhawatirkan setelah muncul klaster baru, inilah yang menjadi pembahasan khusus dalam rapat agar ditentukan langkah-langkah dalam menyikapi penanganan covid-19.
Selanjutnya, melihat bahwa masalah yang ada saat ini, seperti kesiapan dimasing-masing wilayah dengan posko-posko yang sudah berjalan harus dilakukan pengetatan, untuk menekan kasus covid-19.
Di sisi lain kita juga mencoba memaksimalkan untuk pemeriksaan agar bisa lebih cepat mengetahui hasil swab PCR, yang selama ini masih tergantung dengan Samarinda, dimana semua Kabupaten kota di Kaltim juga mengirimkan ke Samarinda maka kita berupaya kedepan untuk pengadaan peralatan sendiri agar dalam pemeriksaan bisa lebih cepat.
“Masyarakat saat ini sudah menganggap covid-19 biasa-biasa saja, maka kemungkinan terjadi peningkatan yang masif jika kita melihat pengembangan terakhir. Oleh sebab itu kita perlu menyiapkan sarana karantina terpadu, dan untuk Rumah Sakit Pratama menjadi sentra untuk penanganan khusus,” tegas Pj Sekda.
Berkaitan dengan beberapa tempat yang akan gunakan sebagai tempat karantina terpadu seperti Mess Dispora, TBS dan Christian Center sebagai tempat alternatif. Sebagai catatan, pemkab juga mencoba menginstruksikan posko di perbatasan agar tidak terjadi kecolongan dimana orang tersebut melewati posko tanpa terdeteksi, maka perlu pengetatan di posko di perbatasan di Kecamatan Bongan.
Selanjutnya Asisten II Ayonius juga menyampaikan, berkaitan dengan perkembangan kasus di Kubar semakin bertambah dengan kasus transmisi lokal, maka akan mencoba mencari solusi apa yang harus ditempuh.
”Seperti kita ketahui bersama seperti di Samarinda dikenakan sanksi bagi warga yang tidak menggunakan masker didenda Rp 250 ribu serta ditambah hukuman sosial, hal ini bisa menjadi pertimbangan lebih lanjut oleh Pemkab Kubar,” kata Ayonius.
Berkaitan dengan isolasi mandiri apakah orang yang melakukan isolasi tersebut bisa dipantau dengan baik, hal tersebut juga perlu didiskusikan. Jangan sampai dikatakan isolasi mandiri tetapi masih berkeliaran di luar. Dengan rapat koordinasi ini diharapkan bisa mendapatkan solusi yang terbaik untuk seluruh masyarakat Kubar, agar kita sama-sama aman dengan cara memutus mata rantai Covid-19.
Dalam kesempatan tersebut Kadiskes Rita Sinaga juga menjelaskan terkait penanganan covid 19 di Kubar. Menurutnya, kasus yang positif tiba-tiba melonjak di Kubar. Hasil tes swab PCR terkendala karena harus dikirim ke Samarinda, belum lagi di provinsi dari semua kabupaten kota lainnya juga menumpuk sehingga setelah keluar hasil seolah-olah banyak/melonjak dan itulah memang yang terjadi, dan ini semuanya kebanyakan adalah transmisi lokal, seperti yang terjadi di Kecamatan Jempang, Melak, Linggang Bigung, dan Kecamatan Damai.
“Antisipasi kedepan adalah, harus hidupkan kembali promosi dan protokol kesehatan. Sebenarnya jika kita semua sama-sama menerapkan protokol kesehatan,seperti memakai masker, cuci tangan, jaga jarak hindari kerumunan itu bisa menangkal penyebaran virus covid-19,” ujarnya.
Saat ini masyarakat banyak yang sudah acuh, banyak café yang sudah buka dan orang-orang di pasar tidak memakai masker, dan ada juga masker hanya ditaruh di dagu saja.
Antisipasi bagi yang terkonfirmasi positif tanpa gejala sesuai pedoman penanganan covid orang tersebut bisa isolasi mandiri. Namun kenyataannya, orang tersebut tidak tertib melakukan isolasi mandiri, bisa juga tidak memiliki kamar sendiri untuk melakukan isolasi dan didalam rumah masih banyak anggota keluarga lain.
“Ke depan kita rencanakan karantina terpusat/terpadu di kabupaten dan kecamatan, sehingga kita perlu persiapkan personel dan peralatan dan setiap kecamatan harus menyiapkan tempat karantina terpadu di wilayah masing-masing,” tambahnya.(adv/hms10/naw)