Pasca Penyerangan Acara Pernihakan di Solo, Polisi Amankan 2 Anggota Oknum Ormas

Penangkapan ini dilakukan satu hari setelah persitiwa penyerangan sebuah rumah di Metrodranan, Kelurahan/Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Solo.

TribunSolo.com/Adi Surya Samodra
Lokasi pembubaran acara pernikahan oleh oknum organisasi massa (ormas) di Mertodranan, Kelurahan/Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, Sabtu (8/8/2020). 

TRIBUNKALTIM.CO - Polisi menangkap 2 anggota oknum ormas yang melakukan penyerangan acara pernikahan di Solo.

Penangkapan ini dilakukan satu hari setelah persitiwa penyerangan sebuah rumah di  Metrodranan, Kelurahan/Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Solo.

Dalam kejadian itu Kapolresta Solo Kombes Pol Andy Rifai juga turut menjadi korban pemukulan.

Polisi mengungkap alasannya baru menangkap terduga penyerangan saat acara pernikahan di sebuah rumah di Metrodranan, Kelurahan/Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Solo.

Penangkapan itu dilakukan selang sehari pasca kejadian penyerangan yang dilakukan oknum organisasi massa (ormas).

Kapolresta Solo, Kombes Pol Andy Rifai menjelaskan penangkapan baru dilakukan selang sehari lantaran saat itu kepolisian fokus menyelamatkan korban.

 Prediksi WHO, Kasus Covid-19 di Dunia Pekan Ini Bakal Menyakitkan, Sebut Masih Ada Harapan

 Ramalan Zodiak Cinta Selasa 11 Agustus 2020, Gemini jangan Menyerah, Aquarius Melayang ke Dunia Baru

 Hasil Liga Europa, Penalti Dramatis Bruno Fernandes, Bawa Man United Susul Inter Milan ke Semifinal

 Pengakuan Fahri Hamzah, Bersama Fadli Zon Terima Bintang Mahaputra Nararya dari Presiden Jokowi

"Kita pada waktu itu fokus menyelematkan para korban," jelas Andy kepada TribunSolo.com, Senin (10/8/2020).

Sebelumnya, kejadian penyerangan terhadap sebuah rumah yang terjadi di Mertodranan, Kelurahan/Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Solo menemui babak baru.

Para pelaku yang diduga terlibat dalam kejadian yang menyebabkan 3 orang luka-luka dan 5 kendaraan rusak itu kini telah ditangkap.

Setidak ada dua orang pekaju yang berhasil ditangkap pasca kejadian itu.

Andy menyampaikan dua orang itu berinisial BD dan HB.

"Setelah kejadian, kami dari jajaran Polres di-backup Polda Jawa Tengah dan Mabes Polri pun bertindak cepat," kata Andy.

"Kurang dari 1x24 jam kami berhasil mengamankan dua orang yang diduga saat terjadi pengeroyokan dan pengerusakan ada di lokasi kejadian," tambahnya.

Andy mengungkapkan terduga pelaku masing-masing berasal dari wilayah dalam dan luar Kota Solo.

"Penangkapan kemarin sore di wilayah Solo," ungkapnya.

Peran dua terduga pelaku, lanjut Andy, masih dalam proses pendalaman pihak kepolisian.

Tak terkecuali, motif pelaku juga masih dalam pendalaman.

"Masih kita kembangkan, kita sudah mengantongi nama-nama yang diduga melakukan tindakan tersebut," ujar dia.

"Ada beberapa yang sudah kita identifikasi, kita kasih kesempatan menyerahkan diri atau kita tangkap dengan cara kita," tegasnya.

Andy mengungkapkan terduga pelaku diketahui setelah pihaknya memeriksa sejumlah saksi yang melihat kejadian.

"Sudah memeriksa 9 saksi yang melihat, kemudian kami sudah kembangkan dan identifikasi pelaku-pelaku lain yang diduga melakukan pada hari kejadian tersebut," tandasnya. 

 Detik-detik Aksi Brutal Ormas Bubarkan Acara Pernikahan di Solo, Kapolres Dipukul, Ada 3 Korban Luka

 Terkuak, Aksi Brutal Ormas Bubarkan Pernikahan di Mertodranan Pasar Kliwon Solo, Polisi Diolok-olok

 Aksi Brutal Ormas Pukul Kapolresta Solo saat Bubarkan Acara Pernikahan di Mertodranan Pasar Kliwon

Kapolresta Solo Kena Pukul saat Amankan Pembubaran Acara Pernikahan Oleh Oknum Ormas

Kapolresta Solo Kombes Pol Andy Rifai terkena pukulan saat mengamankan pembubaran acara pernikahan oleh oknum ormas.

Andi Rifai terkena pukulan saat berusaha mengevakuasi tamu undangan.

Namun di tengah perjalanan dirinya terkena beberapa pukulan.

Pembubaran acara pernikahan oleh oknum organisasi massa (ormas) terjadi di Mertodranan, Kelurahan/Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (8/8/2020).

Dari informasi yang dihimpun Tribun, dugaan pembubaran itu bermula dari oknum ormas mendatangi lokasi kejadian sekira pukul 16.00 WIB.

Mereka sampai menutup jalanan kampung sepanjang kurang lebih 200 meter, mulai dari pintu masuk hingga ke lokasi kejadian.

 

Dugaan pembubaran itu bahkan terekam dalam video dan tersebar di media sosial.

Dalam video itu, terdengar pekikan sekelompok orang yang diduga hendak membubarkan suatu acara. Pekikan 'Bubar.. Bubar.. Bubar' terdengar beberapa kali dalam video tersebut.

Kapolresta Solo Kombes Pol Andy Rifai menyampaikan pihaknya mendapatkan laporan dugaan pembubaran itu sekira pukul 17.00 WIB.

"Sore mendapat informasi soal adanya kelompok intoleransi yang menggeruduk rumah salah satu warga di situ," terang Andy.

"Itu karena adanya salah satu kegiatan yang dianggap mereka tidak sesuai," tambahnya.

Kejadian mulai memanas menjelang salat Maghrib atau sekira pukul 17.20 WIB.

Pihak kepolisian, lanjut Andy, langsung menerjunkan personel berpakaian dan bersenjata lengkap ke lokasi kejadian untuk upaya negosiasi.

"Kami langsung bergerak ke sana, kita melakukan negosiasi," ujarnya.

Oknum ormas itu sempat membubarkan diri sejenak untuk menunaikan salat Maghrib. Mereka kemudian kembali mendatangi lokasi seusai menunaikan salat Maghrib.

Pihak kepolisian lalu berusaha untuk mengevakuasi tamu-tamu yang hadir di lokasi kejadian. Oknum ormas kemudian melakukan tindakan kekerasan saat proses evakuasi keluarga dilakukan.

"Pada saat pengevakuasian itulah kelompok mereka melakukan tindakan melukai dari keluarga itu," jelas Andy.

Tamu-tamu itu kemudian menjadi sasaran penyerangan oknum ormas. Sebanyak tiga orang menjadi korban dalam penyerangan itu dan kini menjalani perawatan di RS Indriati Solo Baru Sukoharjo.

"Tadi malam kena pukul dan lempar. sehingga mengalami luka robek di kepala," terang Andy.

"Saat ini sedang dirawat," ujarnya.

Kapolsek Pasar Kliwon AKP Adis Dani Garta menjelaskan tidak hanya korban luka, sejumlah kendaraan seperti mobil mengalami kerusakan.

Rata-rata mobil mengalami pecah kaca baik depan maupun samping.

Lantas dalam kejadian ini petugas mengamankan para tamu sebelum akhirnya terjadi perusakan dan penganiayaan.

"Kami sedang memeriksa pemilik mobil. Saat ini kami terus mengumpulkan keterangan dan memburu pelaku," ujarnya.

Kejadian itu bermula saat keluarga Almarhum Assegaf Bin Jufri menggelar acara midodareni atau tradisi doa bersama sebelum pernikahan yang digelar secara tradisi keluarga.

Namun mendadak, muncul puluhan orang yang mendatangi lokasi tersebut. Mereka yang diduga kelompok laskar atau dikenal takfiri ini berteriak takbir dan meneriaki kafir serta kalimat syiah.

"Semuanya ini Habib, acaranya Habib dan tahu sendiri Habib ini masih ada riwayat keturunan Kanjeng Nabi," jelas salah satu tokoh masyarakat.

 

Polisi Diolok

Suasana mencekam begitu terasa tatkala oknum organisasi massa (ormas) menghampiri salah satu rumah di daerah Mertodranan, Kelurahan/Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Solo.

Begitulah yang dirasakan seorang warga sekitar yang enggan disebutkan namanya.

"Tak hanya teriaki bubar, bubar saja, tapi juga mengata-ngatai polisi," kata dia.

Oknum ormas itu mulanya berkumpul di pintu masuk kampung dari arah Jalan Untung Suropati sekira pukul 16.00 WIB. Mereka memenuhi jalan kampung hingga di depan rumah itu.

Itu dilakukan lantaran mendapatkan informasi bahwa sang empunya akan melaksanakan upacara adat yang bagi mereka tidak sesuai.

Meski kemudian didapati sang empunya rumah hanya mengadakan upacara pernikahan di rumah itu.

Polisi kemudian baru mendapat laporan adanya kejadian itu pukul 17.00 WIB dan langsung menerjunkan personel ke lokasi.

Polisi berseragam dan bersenjata lengkap terjun ke lokasi kejadian untuk bernegosiasi dengan oknum ormas itu. Mereka kemudian membubarkan diri menjelang Maghrib untuk menunaikan salat.

"Ramainya setelah Maghrib," kata warga tersebut.

Tak berselang lama, polisi kemudian berusaha mengevakuasi tamu yang hadir di lokasi kejadian. Namun, oknum ormas tiba-tiba melakukan penyerangan hingga mengakibatkan 3 orang terluka.

Ketiganya pun harus dibawa ke rumah sakit terdekat untuk menjalani perawatan lebih lanjut.

"Orang yang ke luar ada yang dihajar, kakinya patah dan dibawa ke rumah sakit," ujar warga tersebut.

Tak hanya menyasar tamu, oknum ormas juga merusak sejumlah kendaraan yang diduga milik para tamu.

Lemparan batu menghujam kaca mobil hingga ada yang retak hingga pecah.

"Perusakan terhadap 3 mobil, sampai dilempari batu," tutur warga itu.

"Kini mobilnya diamankan di kantor Polsek Pasar Kliwon," tambahnya.

Massa oknum ormas itu kemudian membubarkan diri namun suasa mencekam masih terasa hingga pukul 21.30 WIB.

"Mereka bubarnya setelah Isya, semua pada meninggalkan lokasi kejadian, meski begitu, ada satu dua personel masih berkeliling," ucap warga tersebut.

Kapolres Dipukul

Kapolresta Solo Kombes Pol Andy Rifai sempat kena pukul oknum ormas saat berusaha mengevakuasi korban di Mertodranan, Kelurahan/Kecamatan Pasar Kliwon.

"Waktu berupaya melindungi korban, mereka (oknum ormas) sempat memukul saya," kata Andy.

"Namun, saya tetap bertahan mengamankan korban," tambahnya.

Andy mengaku tidak mengingat berapa jumlah pukulan yang mengenai dirinya saat mengevakuasi korban.

"Saya tidak ingat," ujarnya.

"Waktu itu kita sampaikan korban akan ke luar rumah, tetapi pada saat perjalanan di tengah jalan dicegat dan saya berusaha melindungi korban," ujar Andy.

Ketua Pimpinan Wilayah GP Ansor Jawa Tengah H Sholahuddin Aly atau Gus Sholah menyampaikan serangan tersebut sebagai bentuk main hakim sendiri.

"Kami mengecam tindakan brutal dan main hakim sendiri oleh sekelompok orang di Solo," tegas Gus Sholah.

Menurut Gus Sholah, segala persoalan mestinya diselesaikan melalui jalur hukum yang ada. Itu mengingat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan negara hukum.

Oleh karenanya, GP Ansor mendesak pihak kepolisian untuk menindak tegas siapapun yang terlibat dalam aksi penyerangan itu.

Itu demi menjaga kepercayaan publik pada aparat penegak hukum.

"Kami mendesak kepolisian menindak tegas para perusuh itu," kata dia.

"Kami juga mendorong aparat menjamin rasa aman pada siapapun warga Indonesia untuk menyelenggarakan kegiatan adat yang tidak melanggar norma yang berlaku," tegasnya.

 Karyawan Swasta Tak Ikut BPJS Ketenagakerjaan Bisa Akses Bantuan Pemerintah Ini, Nilainya Sama

 Pengumuman SBMPTN 2020 Jumat 14 Agustus 2020, Login pengumuman-sbmptn.ltmpt.ac.id dan 12 Link Mirror

 Ketua PA 212 Sebut Masa Prabowo Sudah Habis di Pilpres, PKS Justru Sarankan Lakukan Ini

 

Terpisah, Ketua PC GP Ansor Kota Solo, Arif Sarifudin menambahkan, pihaknya prihatin dengan aksi anarkisme yang terjadi di Mertodranan itu.

"Kami mengecam tindakan anarkis ini," ucap dia.

"Kita mendorong aparat kepolisian untuk segera menindak tegas pelakunya," tambahnya.

Arif berharap masyarakat untuk tidak terpancing dengan provokasi yang diberikan pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab.

"Kita jaga Kota Solo agar tetap aman dan kondusif, terlebih menjelang Pilkada 2020," ucapnya.

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul Terungkap, Ini Sebab Polisi Baru Tangkap Pelaku Penyerangan oleh Anggota Ormas di Pasar Kliwon Solo, https://solo.tribunnews.com/2020/08/10/terungkap-ini-sebab-polisi-baru-tangkap-pelaku-penyerangan-oleh-anggota-ormas-di-pasar-kliwon-solo?page=all&_ga=2.95750938.764124502.1597111147-596659189.1571174443.

Sumber: Tribun Solo
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved