Profil
Kisah Danlanud Anang Busra Tarakan Ingin Masuk ABRI Kecantol di AU, Kolonel Pnb Somad: AU Teh Naon?
Pada kelas 3 SMA, Kolonel Pnb Somad mencoba peruntungan untuk mewujudkan cita-citanya itu dengan formulir pemberian temannya.
Penulis: Risnawati | Editor: Adhinata Kusuma
TRIBUNKALTIM.CO, TARAKAN - Sepenggal kisah Danlanud Anang Busra, Kolonel Pnb Somad sedari kecil ingin jadi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia atau ABRI (sekarang TNI) dapat terwujud, Selasa (11/8/2020).
"Dulu cita-citanya itu mau jadi ABRI aja gitu, dulunya mah kan taunya cuma ABRI aja gak tau AU gak tau AL ya taunya ABRI aja, daftarnyapun namanya dulu AKABRI. Nah di Magelang dulu masih jadi satu itu," ujar dia.
Pada kelas 3 SMA, ia mencoba peruntungan untuk mewujudkan cita-citanya itu dengan formulir pemberian temannya.
Diketahui ada lima siswa termasuk Somad dari sekolahnya yakni SMA Jati Barang yang mendaftar ABRI di Kodam III Siliwangi pada tahun 1992.
Dari lima orang tersebut hanya dirinya sendiri yang lulus termasuk temannya yang memberikan ia formulir.
Begitu seleksi selesai, ternyata dirinya terpilih dengan nomor urut 920528. Namun dirinya pun tidak mengetahui angkatan apa yang terdapat pada nomor urutnya tersebut.

• Danlanud Anang Busra Tarakan Kolonel Pnb Somad Bangga Bisa Menginspirasi Pemuda di Kampungnya
• Rencana Siapkan Skadron PTTA, Lanud Anang Busra Tarakan Perlu Sarpras
"Ternyata setelah kita urutkan dari 001-300 sekian itu darat, dari 300 sekian- hampir 500 itu Laut, nah yang 500 sekian ternyata AU termasuk saya ini," ungkap dia.
"Nah setelah di AU baru bingung lagi itu, ini angkatan udara ya teh naon," tanyanya sembari tertawa.
Setelah 1 tahun di Magelang, dirinya pun geser ke Yogyakarta masuk ke Akademi Angkatan Udara (AAU) pendidikan di sana selama 3 tahun. Di AAU lah baru ia mengetahui AU.
"Oh di sini toh AU ternyata ada akademinya juga. Alhamdulillah saya ontime lulus dari situ tahun 95," sebutnya
Tiga tahun menyelesaikan akademinya, kemudian ia diseleksi lagi jadi seorang penerbang dan lulus dari sekolah penerbang pada tahun 1996
"Nah lulus dari situ saya ditunjuk jadi penerbang Helikopter. mungkin karena secara psikolgis, secara skill, dan lain-lain saya lebih cocok di sana," terangnya.
Selulusnya dari sekolah penerbangan tersebut dirinya pun ditempatkan pertama kali di Skadron Udara 8 Atang Sanjaya Bogor.
"Lama saya di Bogor itu mulai dari Letnan 2 sampai dengan Mayor saya di Atang Sanjaya mungkin hampir 11 tahun, Dinas luar jadi Co Pilot, jadi Kapten Pilot, Danflight, ya tugas-tugas internal di Atang Sanjaya," ungkapnya
Tidak berhenti disitu, di sela-sela tugasnya, dirinya melanjutkan sekolah Komando Angkatan Udara pada hingga sekolah instruktur penerbang.
Kemudian di 2008 ia melanjutkan sekolah Sarpa Intel dan di 2009 ia sekolah Intelstrat.
"Alhamdulillah sekolah Intel sudah khatam. Intelijen ya juga bukan indomie telur ya. Setelah itu baru saya ditempatkan di Lanud Adi Surmarmo Solo," pungkasnya.
( TribunKaltim.co / Risnawati )