Mengenal Suku Tidung, Suku Asli di Kalimantan Utara, Ada di Uang Rp 75 Ribu Baru, Dikira Adat China
Mengenal suku Tidung, suku asli di Kalimantan Utara, yang jadi viral setelah muncul di uang Rp 75 ribu baru, dikira kenakan baju adat China
TRIBUNKALTIM.CO - Mengenal suku Tidung, suku asli di Kalimantan Utara, yang jadi viral setelah muncul di uang Rp 75 ribu baru, dikira kenakan baju adat China
Uang pecahan baru Rp 75.000 yang dirilis Bank Indonesia tepat di peringatan HUT Ke-75 RI menjadi pembicaraan netizen.
Salah satunya adalah keberadaan salah satu anak yang dikira netizen mengenakan baju adat China, padahal sebenarnya, anak tersebut mengenai busana khas Suku Tidung, suku asli di Kalimantan Utara.
Rupanya, dalam uang pecahan yang diluncurkan bertepatan dengan peringatan HUT Ke-75 Republik Indonesia tersebut ada foto pria berpakaian adat yang oleh sebagian netizen dianggap pakaian China ( Tionghoa ).
Dia menyodorkan uang pecahan yang diluncurkan bertepatan HUT Kemerdekaan RI tersebut.
• Uang Pecahan Rp 75.000 Ada Gambar Suku Tidung Kalimantan Utara, Warganet Mengira dari China
• Walikota Khairul Kenakan Pakaian Adat Tidung Saat Penurunan Bendera
• Sambut Pangdam Baru, Gubernur Irianto Kalungkan Pita Kain Khas Suku Tidung
• Jauh dari Ibu Kota, Bupati Tana Tidung Sebut 28 Km Jalan Dibangun di Tana Lia Sejak Tahun 2011
Ternyata, foto pria berpakaian adat di dalam uang pecahan Rp 75.000 yang dihebohkan netizen tersebut adalah pria berpakaian adat Suku Tidung.
Di mana asal usul Suku Tidung?
Wikipedia menulis, Suku Tidung merupakan suku yang tanah asalnya berada di bagian utara Pulau Kalimantan untuk wilayah Indonesia kini disebut Kalimantan Utara.
Suku Tidung ini juga merupakan anak negeri di Sabah, jadi merupakan suku bangsa yang terdapat di dua negara, yaitu Indonesia dan Malaysia (negeri Sabah).
Suku Tidung semula memiliki kerajaan yang disebut Kerajaan Tidung.
Tetapi akhirnya punah karena adanya politik adu domba oleh pihak Belanda.
Bahasa Tidung dialek Tarakan merupakan bahasa Tidung yang pertengahan karena dipahami oleh semua warga suku Tidung.
Beberapa kata bahasa Tidung masih memiliki kesamaan dengan bahasa Kalimantan lainnya.
• Kunci Jawaban SMP Relasi dan Fungsi, Jelaskan Pengertian Fungsi dalam Matematika, TVRI 18 Agustus
• 3,7 Juta Rekening Belum Terdaftar Penerima BLT Karyawan Swasta di BPJS Ketenagakerjaan, Cek Namamu
Kemungkinan suku Tidung masih berkerabat dengan suku Dayak rumpun Murut (suku-suku Dayak yang ada di Sabah).
Karena suku Tidung beragama Islam dan mengembangkan kerajaan Islam sehingga tidak dianggap sebagai suku Dayak, tetapi dikategorikan suku yang berbudaya Melayu (hukum adat Melayu) seperti suku Banjar, suku Kutai, dan suku Pasir.
Provinsi Kalimantan Utara merupakan pemekaran dari Provinsi Kalimantan Timur.
Kaltaraprov.go.id memberitakan, Kalimantan Utara adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di bagian utara Pulau Kalimantan.
Provinsi yang beribukota di Tanjung Selor ini berbatasan langsung dengan negara tetangga, yaitu Negara Bagian Sabah dan Serawak, Malaysia Timur.
Suku Tidung adalah satu dari tiga suku asli di Kalimantan Utara.
Kedua suku asli lainnya adalah Suku Bulungan dan Suku Dayak.
Bahasa yang digunakan sehari-hari masyarakat Kaltara adalah Bahasa Indonesia, Bahasa Bulungan, Bahasa Dayak dan Bahasa Tidung.
Netizen Sebut Pecahan Rp 75.000 Ada Adat China
Seperti diberitakan sebelumnya, uang peringatan kemerdekaan ke-75 Republik Indonesia pecahan Rp 75.000, ramai diperbincangkan netizen di media sosial.
Salah satu perbincangannya adalah soal salah satu pakaian adat di gambar uang tersebut.
• LENGKAP Kunci Jawaban Tema 2 Kelas 6 Halaman 48 45 46 44 49 50 Buku Tematik Subtema 2 Pembelajaran 1
• Danjen Kopassus Bongkar Kejinya Kelompok Mujahid Ali Kalora, Poso, Semua Jasad Korban Memilukan
• BEGINI KKN Online Mahasiswa Unmul saat Pandemi Covid-19, Konten YouTube, Webinar, dan Website Desa
Dari sembilan gambar orang berpakain adat Nusantara, gambar orang yang berada di tengah menjadi perhatian publik.
Banyak netizen yang mempertanyakan itu pakaian adat dari mana, bahkan ada yang menuduh itu pakaian adat dari China.
Penelusuran Wartakotalive.com, pakaian adat yang diperbincangkan itu adalah busana adat Suku Tidung, Kalimantan Utara (Kaltara).
Topi khas yang ada di gambar uang Rp 75.000 itu, biasanya dipakai oleh pengantin pria Suku Tidung.
Sebelumnya, uang peringatan kemerdekaan ke-75 Republik Indonesia pecahan Rp 75.000 dilengkapi unsur pengaman terbaru.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, unsur pengamanan uang baru ini memakai teknologi terbaru, sehingga lebih tahan lama.
"Inovasi ini ditujukan agar uang rupiah semakin mudah dikenali keasliannya, nyaman, dan aman digunakan," ujarnya saat konferensi pers virtual, Senin (17/8/2020).
Menurutnya, dengan adanya teknologi anyar itu, maka uang pecahan baru edisi hari kemerdekaan tersebut lebih sulit dipalsukan
"Inovasi uang rupiah terus dilakukan secara terencana untuk memastikan rupiah tetap menjadi kebanggaan kita bersama sebagai simbol kedaulatan NKRI," jelas Perry.
Pengeluaran dan pengedaran uang peringatan kemerdekaan ini merupakan bagian dari rencana pencetakan uang tahun anggaran 2020.
"Sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan dengan mendasarkan pada ketentuan dan tata kelola sesuai Undang-undang Mata Uang," jelasnya.
"Ke depan insyaallah pengeluaran uang peringatan kemerdekaan akan dilakukan setiap 25 tahun sekali, sesuai dengan usia kemerdekaan Republik Indonesia," papar Perry.
Desain Bermakna Mensyukuri Kemerdekaan
BI menyatakan, filosofi desain uang baru peringatan hari kemerdekaan ke-75 Republik Indonesia meliputi pendiri negara Soekarno dan Mohammad Hatta, hingga satelit merah putih.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, filosofi itu digambarkan melalui desain mata uang yang meliputi halaman muka bermakna mensyukuri kemerdekaan.
"Mensyukuri dengan peristiwa proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 oleh proklamator Insinyur Soekarno dan Doktorandus Mohammad Hatta," terangnya.
Juga, kata Perry, ada berbagai pencapaian pembangunan selama 75 tahun kemerdekaan Indonesia yang digambarkan melalui jembatan Youtefa, MRT, dan tol Trans Jawa.
Sementara, halaman belakang bermakna memperteguh kebhinekaan dengan anak-anak berpakaian adat yang mewakili wilayah barat, tengah, dan timur Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Selain itu, motif tenun Nusantara diwakili grinting Bali, batik kawung Jawa, dan songket Sumatera Selatan yang menggambarkan kebaikan keanggunan dan kesucian.
Halaman belakang juga bermakna menyongsong masa depan gemilang pada era digital, digambarkan dengan satelit merah putih sebagai jembatan komunikasi NKRI.
"Era global dengan peta Indonesia emas pada bola dunia yang melambangkan peran strategis Indonesia dalam kancah global," beber Perry.
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) mengeluarkan uang peringatan HUT ke-75 RI, dalam bentuk uang kertas dengan nilai nominal Rp 75.000, Senin (17/8/2020).
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, uang peringatan kemerdekaan ke-75 tahun Republik Indonesia ini sudah dikeluarkan dan diedarkan.
"Sebagai alat pembayaran yang sah atau legal tender pada hari ini tanggal 17 Agustus 2020."
"Uang peringatan kemerdekaan ke-75 tahun Republik Indonesia ini juga merupakan uang peringatan sebagai persembahan kepada masyarakat Bangsa Indonesia," ujarnya saat konferensi pers virtual, Senin (17/8/2020).
Perry menjelaskan, pengeluaran uang peringatan kemerdekaan ke-75 tahun ini bukan hanya sebagai alat pembayaran yang sah, namun lebih penting dari itu, rupiah adalah lambang kedaulatan negara.
Rupiah, lanjutnya, adalah kemandirian dengan setiap lembar rupiah mengandung identitas dan karakteristik sebagai bangsa Indonesia.
"Ini yang harus kita lestarikan dan landasan sebagai wujud syukur atas anugerah kemerdekaan itu pada perayaan 75 tahun kemerdekaan Republik Indonesia," katanya.
Dia menambahkan, pemerintah hari ini mengeluarkan uang peringatan kemerdekaan ke-75 tahun juga untuk menatap masa depan lebih baik.
"Makna filosofis dari uang peringatan kemerdekaan ke-75 tahun Republik Indonesia adalah kemerdekaan memperteguh kebhinekaan dan menyongsong masa depan gemilang," jelas Perry.
Masyarakat dapat memperoleh uang peringatan hari kemerdekaan ke-75 Republik Indonesia melalui mekanisme penukaran.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, masyarakat cukup membawa uang pecahan sama dengan nilai nominal uang peringatan hari kemerdekaan senilai Rp 75.000.
"Menukarkan pecahan sama dengan nilai nominal uang peringatan kemerdekaan tersebut," ujarnya saat konferensi pers virtual, Senin (17/8/2020).
Perry menjelaskan, BI telah mendistribusikan uang peringatan kemerdekaan ke-75 Indonesia ini ke seluruh kantor-kantor BI.
"Masyarakat dapat bergerak melakukan penukaran penukaran (uang pecahan Rp 75.000)" katanya.
Selain itu, dia menambahkan, penukaran dilakukan dengan pemesanan terlebih dahulu secara online melalui aplikasi pintar.bi.go.id.
"Sudah kami siapkan per hari ini dan juga sejalan dengan protokol Covid-19," paparnya.
• Reaksi Rizky Billar saat Dinda Hauw dan Lesty Kejora Ngobrol, Ini Pesan Istri Rey Mbayang pada Lesti
• Doa Akhir dan Awal Tahun Baru Islam 1 Muharram 1442 H, Lengkap dengan Arti, Perhatikan Waktu Baca
• Tjahjo Kumolo Bagikan Link Download Film Ilegal, Ini Sentilan Joko Anwar dan Reaksi Ernest Prakasa
• INI Cara Dapat BLT Karyawan Swasta Rp 600.000, Jika Gajian Manual atau Tidak Lewat Transfer Bank
(*)
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul MENGENAL Suku Tidung Suku Asli Indonesia-Malaysia, Ada di Pecahan Rp 75.000 dan Dikira Adat China
dan
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Mengenal Suku Tidung, Suku Asli di Kalimantan Utara di Pecahan Rp 75.000, Netizen Kira Adat China, https://www.tribunnews.com/nasional/2020/08/18/mengenal-suku-tidung-suku-asli-di-kalimantan-utara-di-pecahan-rp-75000-netizen-kira-adat-china?page=all.
Editor: Hasanudin Aco