Kisah Inspiratif Pendiri RGB, Bangun Rumah Belajar Secara Swadaya Demi Kembangkan Skill Anak Sekitar
Seperti bunyi pepatah, sebaik-baiknya orang adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Ungkapan ini membuat Irawati, punya niat kuat memajukan lingkunga
Penulis: Heriani AM |
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN- Seperti bunyi pepatah, sebaik-baiknya orang adalah yang bermanfaat bagi orang lain.
Ungkapan ini membuat Irawati, punya niat kuat memajukan lingkungan sekitarnya. Tidak hanya sekadar niat, Ira, sapaan akrabnya, aktif mengabdikan diri dalam pembangunan tempat tinggalnya.
Perempuan berhijab ini memilih membangun rumah belajar. Dengan cita-cita menjadikan anak di sekitarnya punya keahlian atau ketertarikan terhadap sesuatu.
Adalah Rumah Belajar Garuya (RGB), Ira menamainya demikian. Garuya adalah akronim dari Gang Rukun Karya, lokasi tempat tinggalnya.
RGB terletak tepat di atas Musala Ar-Rahman di RT 8, Klandasan Ulu, Balikpapan Kota. Ruangannya cukup luas, ukuran 4.5 x 8 meter.
"Sudah berjalan lebih dari 3 tahun, berdiri tahun 2017. Membangunnya tidak mudah. Dulu lokasinya bukan di atas musala, tapi pos kecil yang bisa dikatakan tidak cukup layak," kenangnya.
Setelah mengantongi izin dari Kepala RT setempat, Ira lalu melakukan perbaikan pada pos kecil yang katanya, berdinding kusam dan tidak memiliki jendela. Maklum, pos tersebut terbengkalai karena jarang ditempati.
Ia menggalang dana secara swadaya, dengan menghubungi teman sebayanya yang pernah menetap di daerah itu.
Responsnya positif, banyak dari kawan sejawatnya yang membantu menyumbang dana, mulai dari Rp 100.000 hingga Rp 200.000 per orang.
"Alhamdulillah untuk pengerjaan, juga dibantu dengan ikhlas oleh teman ayah saya. Tidak bayar tukang, dicat. Bulan April 2017 itu, anak-anak mulai belajar," ujarnya.
Agar semakin diminati, dirinya pun membagikan brosur ke setiap rumah. Usahanya ini membuahkan hasil. Anak-anak semakin banyak yang datang, bahkan hingga dia kewalahan.
Karena bergerak swadaya, Ia mematok biaya Rp 20.000 per anak, untuk biaya operasional mereka, seperti membelikan buku-buku dan lainnya. Ira tidak menerima bayaran untuk dirinya sendiri.
Untuk pengisi kegiatan, Ira menghubungi relasi yang ia kenal, untuk memberi kelas inspirasi kepada anak-anak.
"Semua berawal dari teman ke teman, pertama kalinya itu dokter, berbagi inspirasi. Kegiatan dilakukan di musala, karena pos tidak cukup," tuturnya.
Akhir 2018, dirinya pun mengumpulkan donasi kembali. Ia ingin anak-anak mendapatkan tempat yang lebih luas. Ruangan di atas musala menjadi pilihan.
Namun, niat baiknya itu membuat si pemilik bangunan menghibahkan tempat itu.
Baca juga: Teroris yang Bantai 51 Jemaah Muslim di Selandia Baru Divonis Seumur Hidup, Keluarga Korban Lega
Baca juga: 12 Khasiat Penting Daun Kelor bagi Kesehatan, Hingga Jadi Resep Awet Muda Artis Sophia Latjuba
"Saya langsung bersyukur, uangnya bisa digunakan untuk yang lain. Perbaikan-perbaikan. Lalu kami pindah. Sekarang juga sudah tidak memungut biaya operasional. Sekarang juga dibantu sama teman, Widya, untuk menjalankan RGB," tuturnya.
Dengan keikhlasannya, Ira berharap anak-anak tempatnya menghabiskan waktu semasa muda, bisa tumbuh menjadi generasi gemilang.
Ira ingin anak-anak bisa merasakan masa kecil bahagia seperti yang dulu dirasakannya.
"Kami ingin, anak-anak punya keinginan, lalu mengasah kreativitasnya sehingga bisa mengembangkan keahliannya. Tahu minatnya," ujarnya. (*)