Akibat Tersengat Listrik 2 Ekor Bekantan Mati, di Kawasan Konservasi Mangrove Tarakan Masih 40 Ekor
Bekantan yang berada di Wisata Kawasan Konservasi Mangrove dan Bekantan (KKMB), di Kota Tarakan, Kalimantan Utara sampai sekarang ini masih 40 ekor
Penulis: Risnawati | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO, TARAKAN- Bekantan yang berada di Wisata Kawasan Konservasi Mangrove dan Bekantan (KKMB), di Kota Tarakan, Kalimantan Utara sampai sekarang ini, Minggu (30/8/20) sebanyak 40 ekor.
Dari 40 ekor itu pun terbagi menjadi 2 kelompok Bekantan, yakni Cesar dan Bruno. Pemberian nama kelompok ini guna mempermudah petugas dalam pengawasan dan pengamatan perkembangan Bekantan-Bekantan ini.
"Jadi Cesar dan Bruno itu nama pemimpinnya di setiap kelompok.
Kalau untuk Bruno itu dia lebih tua usianya dibanding Cesar," terang petugas lapangan wisata kawasan konservasi mangrove dan Bekantan kota Tarakan, Sujatmiko.
Dari kedua kelompok ini, ia menyebutkan kelompok Cesar lah yang mendominasi di kawasan konservasi ini.
"Kalau untuk jumlahnya kalau cesar itu 20 lebih lah, sekitar 26 sampai 27 gitu. Sisanya ya kelompoknya Bruno," sebutnya.
Baca Juga: Tiga Tahun Dipelihara Warga, Seekor Bekantan di Tarakan Akan Jalani Masa Pemulihan Sebelum Dilepas
Baca Juga: Ke Tarakan, Wajib Datangi Konservasi Mangrove dan Bekantan, Wisata Edukasi Mengenal Flora & Fauna
Sementara untuk Bekantan yang menderita sakit, Miko katakan hal itu jarang terjadi, kalaupun ada Bekantan yang sakit, para petugas pun akan bertindak cepat berkoordinasi dengan dinas terkait.
"Makanya di belakang itu sudah kita siapkan juga karantina, jadi kalau misalnya ada hewan-hewan yang sakit itu nanti kita taruh di situ. Nah setelah itu kita berkoordinasi sama Dinas Peternakan untuk merawat Bekantan itu," ucapnya.
Sedangkan tingkat kematian Bekantan di kawasan konservasi ini pun sangat sedikit. Dalam 1 tahun terakhir saja, Bekantan yang mati hanya ada 2 ekor.
"Untuk kematian memang ada (2 ekor) beberapa waktu yang lalu, itu pun matinya karena tersengat listrik. Karena dia biasa main sampai ke luar. Tapi itu sudah kita konfirmasi dan PLN menanggapi.
Jadi baru-baru ini dahan-dahan yang menjulur keluar yang ke kabel itu sudah dipangkas. Jadi kalau lihat di areal sana itu ada bekas pemangkasan itu," terangnya.
Sementara itu, dirinya menyampaikan bahwa Bekantan yang ada di kawasan konservasi ini, beberapa diantaranya merupakan Bekantan yang didatangkan dari luar kota.
Hal ini disebabkan karena saat itu jumlah Bekantan yang ada sangatlah sendikit sehingga pengunjung pun kesulitan untuk melihat Bekantan-Bekantan dengan kawasan yang cukup luas ini.
"Itu kita datangkan dari Berau. Betina 6 ekor itu lah ditambahkan ke sini untuk mempercepat jumlah populasinya dan ternyata berhasil. Jadi itu lah yang berkembang biak sampai sekarang.
Kalau untuk penambahan lagi sepertinya ndak karena dari jumlah yang ada dan dibandingkan sama luas kawasannya itu sudah memadai," tutupnya. (*)
Baca Juga: Sempat Ditutup karena Covid-19, Wisata Konservasi Mangrove dan Bekantan Tarakan Berangsur Normal
Baca Juga: Menyusuri Hutan Mangrove Center Graha Indah di Balikpapan, Serunya Melihat Aksi Lincah Para Bekantan