BBM Premium dan Pertalite akan Dihapus? Bos Pertamina Beber Sisa 7 Negara Gunakan di Bawah RON 90

BBM premium dan Pertalite akan dihapus? Bos Pertamina beber sisa 7 negara gunakan di bawah RON 90

Editor: Rafan Arif Dwinanto
(TRIBUNNEWS.COM/HO)
Dirut PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati 

TRIBUNKALTIM.CO - BBM premium dan Pertalite akan dihapus? Bos Pertamina beber sisa 7 negara gunakan di bawah RON 90.

Pertamina tampaknya memberikan isyarat bakal menghapus premium dan Pertalite dari daftar produk BBM mereka.

Meskipun penghapusan ini tak disebutkan secara tegas oleh Dirut Pertamina Nicke Widyawati.

Sebelumnya Pertamina juga disorot usai mengumumkan rugi Rp 11  triliun lebih.

Rencana penghapusan premium dan Pertalite kembali mengemuka dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara PT Pertamina dan Komisi VII DPR RI pada Senin (31/8/2020).

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, penyederhanaan produk bahan bakar minyak ( BBM) mengikuti ketentuan dalam Peraturan Menteri Kementerian Lingkungan Hidup dan kehutanan No 20 Tahun 2019 yang mensyaratkan standar minimal RON 91.

Jadi yang Pertama Soroti Kata Anjay, Selebriti Lutfi Agizal Bocorkan Arti Negatifnya di Komunitas

 Begini Cara Eks Kepala BPN Denpasar Hindari Pengawalan dan Tembak Diri di Toilet Kejaksaan Tinggi

 Achmad Yurianto Muncul Lagi, Jelaskan Beda Mendasar Vaksin Covid-19 dan Imunisasi, Cegah Euforia

 Tak Puas Hanya Dengan Tonali, Stefano Pioli Carikan Pesaing Kessie, Conti dan Calhanoglu di AC Milan

Nicke Widyawati memaparkan, saat ini masih ada dua produk di bawah RON 91 yang masih dijual yakni Ron 88 ( premium) dan RON 90 ( Pertalite).

"Kita akan mencoba melakukan pengelolaan hal ini karena sebetulnya premium dan Pertalite ini porsi konsumsinya paling besar," kata Nicke.

Menurut dia, hanya tinggal 7 negara yang masih menjual produk gasoline di bawah RON 90 yakni Bangladesh, Colombia, Mesir, Mongolia, Ukraina, Uzbekistan, dan Indonesia.

Padahal sebut Nicke, Indonesia masuk dalam kelompok negara yang memiliki GDP 2.000 dollar AS hingga 9.000 dollar AS per tahun.

Berdasarkan klasifikasi tersebut, Indonesia menjadi satu-satunya negara yang memasarkan jumlah jenis produk BBM paling banyak yakni 6 jenis produk.

"Jadi itu alasan yang paling penting kenapa kita perlu mereview kembali varian BBM ini.

Karena benchmark 10 negara seperti ini," kata Nicke Widyawati.

Di sisi lain, CEO Subholding Commercial and Trading Pertamina Mas'ud Khamid mengungkapkan, memang terjadi penurunan penjualan produk premium sejak awal tahun 2019 hingga pertengahan 2020.

"Daily sales premium di awal 2019 di kisaran 31.000 hingga 32.000 kiloliter per day, Pertamax sekitar 10.000 kiloliter artinya penjualan premium tiga kali penjualan pertamax," terang Mas'ud.

 Sanksi Tak Main-Main, Bupati Gowa Ancam PNS yang Tak Bisa Baca Al Quran, Diberi Waktu Setengah Tahun

 Sanksi Tak Main-Main, Bupati Gowa Ancam PNS yang Tak Bisa Baca Al Quran, Diberi Waktu Setengah Tahun

Adapun, memasuki Agustus 2020, penjualan premium menunjukkan tren penurunan menjadi sebesar 24.000 kiloliter per hari sementara Pertamax meningkat menjadi 11.000 kiloliter per hari.

Mas'ud melanjutkan, proyeksi penjualan ke depannya penjualan premium akan semakin menurun volumenya.

"Pada 2024 penjualan volume gasoline sekitar 107.000 kiloliter per hari. premium dari 24.000kiloliter per hari menjadi 13.800 kiloliter per hari," ujar Mas'ud.

Di sisi lain, Anggota Komisi VII DPR RI Paramitha Widya Kusuma mempertanyakan kesiapan kilang Pertamina seandainya jadi melakukan penyederhanaan varian produk BBM.

"Terkait penghapusan premium dan Pertalite, bagaimana nanti kesiapan Kilang Pertamina untuk konfigurasi tersebut," ujar Paramitha dalam kesempatan yang sama.

Kepala BKPM Tinjau Kilang di Balikpapan

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia melakukan peninjauan langsung proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Refinery Unit V Balikpapan & Lawe-lawe di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur pada Jumat siang (28/8/2020).

Dalam kunjungan ini, Bahlil didampingi oleh Direktur Utama PT Kilang Pertamina International (KPI) Ignatius Tallulembang, Direktur Utama PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB) Narendra Widjajanto dan Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Mardani Maming.

Kepala BKPM menyampaikan apresiasi atas berjalannya proyek RDMP RU V Balikpapan & Lawe-lawe di tengah situasi saat ini.

"Salah satu yang membuat defisit neraca perdagangan adalah impor minyak dan gas. Presiden selalu bertanya mengapa kita tidak bisa bangun kilang sendiri? Tantangan ini sudah dijawab Pertamina dengan membangun beberapa kilang, salah satunya di Balikpapan. Ini hanya salah satu dari beberapa proyek besar Pertamina," ujar Bahlil yang tiba siang ini di Balikpapan.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia melakukan peninjauan langsung proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Refinery Unit V Balikpapan & Lawe-lawe di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur pada Jumat siang (28/8/2020).
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia melakukan peninjauan langsung proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Refinery Unit V Balikpapan & Lawe-lawe di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur pada Jumat siang (28/8/2020). (IST)

Proyek RDMP RU V Balikpapan & Lawe-lawe sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) merupakan bagian dari upaya besar yang dilakukan pemerintah dalam rangka mewujudkan kemandirian, ketahanan, dan kedaulatan energi nasional.

"Saya kira bangsa ini mampu dihargai oleh negara lain, jika kita semua mampu untuk berkolaborasi dan bekerja sama demi mewujudkan apa yang menjadi target. BKPM berkomitmen memfasilitasi dan mengawal proyek ini hingga tuntas," kata Bahlil.

Baca juga: Donasi Buat Pendidikan di Balikpapan, Pertamina Sumbang 304 Gadget untuk Belajar Daring

Baca juga: Meski Pandemi Covid-19, PT Pertamina Hulu Mahakam Realisasi Investasi 105 Juta USD

Baca juga: Kini Sudah Hadir di 19 Provinsi, Pertashop Pertamina Siap Layani Masyarakat Pedesaan

Direktur Utama PT KPI Ignatius Tallulembang menyampaikan bahwa Proyek RDMP RU V Balikpapan & Lawe-lawe adalah proyek terbesar Pertamina dengan nilai mencapai USD6,5 miliar.

Proyek ini akan meningkatkan kapasitas kilang, memperbaiki kualitas produk dan menurunkan harga pokok produksi BBM.

Proyek ini tentu akan mendorong peningkatan devisa dan penerimaan pajak.

"Produk yang dihasilkan nantinya akan memiliki standar Euro V. Artinya sudah sama dengan negara-negara maju. Ke depan Indonesia akan menjadi pemain terbesar dan terkuat di kawasan regional, bahkan mengalahkan Petronas Malaysia dan Korea National Oil Corporation (KNOC) Korea Selatan. Kita berfokus menciptakan kemandirian dan ketahanan energi, dan selanjutnya kedaulatan energi," ujar Ignatius yang akrab disapa Lete.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia melakukan peninjauan langsung proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Refinery Unit V Balikpapan & Lawe-lawe di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur pada Jumat siang (28/8/2020).
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia melakukan peninjauan langsung proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Refinery Unit V Balikpapan & Lawe-lawe di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur pada Jumat siang (28/8/2020). (IST)

Pembangunan proyek kilang ini sudah mencapai 19 persen dan ditargetkan selesai tahun 2023 mendatang.

Baca juga: Pertamina Resmikan Bengkel Enduro Express Pemasyarakatan Corner di Lapas Klas IIA Balikpapan

Baca juga: Pertamina Kembangkan Teknologi Diesel Dual Fuel pada Kapal, Kolaborasi Tiga Unit Usaha

Baca juga: Perkaya Keanekaragaman Hayati, Pertamina Balikpapan Tanam 2.000 Bibit Mangrove di Margomulyo

Direktur Utama PT KPB Narendra Widjajanto mengutarakan bahwa semua rencana tetap berjalan sesuai jadwal dan di masa pandemi ini juga sekaligus mendorong Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) menyerap tenaga kerja.

"Saat ini tenaga kerja yang terserap adalah sekitar 4.500 orang. Dan tentunya di tahun mendatang akan menyerap lebih banyak lagi tenaga kerja," jelas Narendra.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia melakukan peninjauan langsung proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Refinery Unit V Balikpapan & Lawe-lawe di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur pada Jumat siang (28/8/2020).
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia melakukan peninjauan langsung proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Refinery Unit V Balikpapan & Lawe-lawe di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur pada Jumat siang (28/8/2020). (IST)

Kilang minyak di Balikpapan terakhir kali diperbarui tahun 1995 dengan produksi mencapai 260 ribu barel/hari hingga saat ini.

Target kapasitas produksi saat penyelesaian pembangunan di tahun 2023 akan menjadi 360 ribu barel/hari. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Soal Penghapusan premium dan Pertalite, Ini Kata Bos Pertamina", Klik untuk baca: https://money.kompas.com/read/2020/09/01/050600926/soal-penghapusan-premium-dan-Pertalite-ini-kata-bos-pertamina?page=all.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved