Bukan Orang Sembarangan di PDIP, Whisnu Terlempar di Pilkada Surabaya, Megawati Tak Beri Rekomendasi
Anak eks petinggi PDIP, Whisnu Sakti Buana terlempar di Pilkada Surabaya, padahal sudah 2 periode dampingi Risma, Megawati tak beri rekomendasi
Penulis: Cornel Dimas Satrio | Editor: Doan Pardede
"Ini saya berhadapan sama kamu. Tidak akan saya buang, terima kasih selama ini membantu Mbak Risma," kata Megawati.
Tampak Whisnu Sakti Buana mengepalkan tangan ke dada, sepertinya terharu atas pesan Megawati kepadanya.
Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, Whisnu Sakti Buana dikenal sebagai sosok pejuang.
• PDIP Sudah Kantongi Nama Suksesor Risma di Pilkada Surabaya, Segera Diumumkan Sebelum 4 September
Ketua Umum PDIP sampai terharu dan mengucapkan terima kasih pada Whisnu Sakti Buana, atas kerjanya selama dua periode mendampingi Risma.
"Buat Mas Whisnu, terima kasih telah bekerja bersama Bu Risma membangun Surabaya.
Pengabdian itu bukan hanya di eksekutif, tapi juga di struktur partai dan legislatif," tutur Hasto.
Sementara itu, Whisnu Sakti Buana tampak menerima keputusan Megawati yang tak memberikan rekomendasi kepada dirinya di Pilkada Surabaya.
"Apa pun, sebagai kader partai harus tegak lurus dengan arahan Ketua Umum. Kita harus memenangkan PDI Perjuangan di Surabaya,"kata Whisnu Sakti Buana.
Untuk meredam gejolak dari pendukungnya yang mungkin saja kecewa dengan keputusan partai, Whisnu akan menemui mereka.
"Kami akan kumpul lah. In sha Allah, kalau kader PDI Perjuangan harus tegak lurus dengan keputusan Ketua Umum," pungkasnya.
Profil Whisnu Sakti Buana
Whisnu Sakti Buana lahir di Surabaya, Jawa Timur, 22 Oktober 1974.
Tahun ini, Whisnu Sakti Buana berusia 44 tahun.
Ia adalah putra mantan wakil ketua MPR RI yang juga tokoh senior PDIP, Soetjipto Soedjono.
Karier Politik dan Pemerintahan hingga Menjabat Wakil Wali Kota Surabaya