Virus Corona

Tanpa Gejala dan Bisa Mati Mendadak, Kenali Happy Hypoxia Pada Pasien Virus Corona, Kematian Tinggi

Tanpa gejala dan bisa mati mendadak, kenali Happy Hypoxia pada pasien Virus Corona, kematian tinggi

Editor: Rafan Arif Dwinanto
IST
REKOR KASUS HARIAN - Tenaga medis mengambil sampel darah anggota TNI yang mengikuti rapid test massal, di aula Makodim Cianjur, Senin (15/6/2020) 

Namun, sebuah studi baru terhadap data yang dikumpulkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO) dari 55.000 kasus covid-19 di China mengungkapkan bahwa kemunculan gejala covid-19 memiliki pola yang unik.

Data tersebut menunjukkan bahwa urutan gejala covid-19 biasanya diawali dengan demam yang kemudian disusul oleh batuk dan nyeri otot, baru diikuti oleh mual dan muntah, dan akhirnya muncul diare.

Pola unik ini menjadi semakin jelas terlihat ketika dibandingkan dengan pola kemunculan gejala dari ribuan kasus influenza yang dikumpulkan oleh University of Michigan.

Hampir 150 kasus SARS di Toronto dan sejumlah kasus MERS yang dilaporkan di Korea.

Influenza biasanya dimulai dengan batuk baru demam.

Sementara MERS dan SARS biasanya memiliki permulaan yang mirip dengan covid-19.

Tetapi diare terjadi duluan sebelum mual dan muntah.

Bahkan ketika para ahli juga memperhitungkan gejala covid-19 lain, seperti nyeri tenggorokan dan lemas, urutannya cenderung sama: demam, batuk, nyeri otot, mual dan muntah, dan diare.

Salah seorang penulis studi, Joseph Larsen yang juga peneliti biologi komputasional dan bioinformatika di University of Southern California, mengatakan, urutan dari gejalanya (covid-19) menjadi penting.

"Mengetahui bahwa setiap penyakit memiliki perkembangan gejala yang berbeda membantu para dokter mengidentifikasikan lebih awal, apakah seseorang terkena covid-19 atau penyakit lainnya.

Dan membuat keputusan penanganan yang lebih baik," ujar Larsen, seperti dilansir dari Science Alert, Kamis (20/8/2020).

 Jadwal Acara TV Hari Jumat 21 Agustus 2020, GTV Uang Kaget, Trans 7 Ada Kisah Para Nabi

Temuan ini juga memperkuat anjuran untuk mengecek temperatur sebagai screening covid-19 karena demam biasanya menjadi gejala pertama yang muncul.

Menanggapi temuan yang telah dipublikasikan dalam Frontiers in Public Health ini, pakar reumatologi Bob Lahita yang tidak terlibat dalam studi berkata bahwa model gejala baru ini bisa menjadi panduan yang baik.

Memperhatikan gejala awal dari berbagai infeksi pernapasan bisa membantu membedakan covid-19 dari penyakit-penyakit lainnya.

Bahkan ketika gejalanya tidak muncul sama persis pada setiap orang yang terinfeksi.

(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul ""Orang Covid-19 dengan Happy Hypoxia Tidak Terlihat Gejala tapi Paru-parunya Sudah Rusak"", Klik untuk baca: https://regional.kompas.com/read/2020/09/03/09171301/orang-covid-19-dengan-happy-hypoxia-tidak-terlihat-gejala-tapi-paru-parunya?page=all#page3.


Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved