Virus Corona
Tanpa Gejala dan Bisa Mati Mendadak, Kenali Happy Hypoxia Pada Pasien Virus Corona, Kematian Tinggi
Tanpa gejala dan bisa mati mendadak, kenali Happy Hypoxia pada pasien Virus Corona, kematian tinggi
TRIBUNKALTIM.CO - Tanpa gejala dan bisa mati mendadak, kenali Happy Hypoxia pada pasien Virus Corona, kematian tinggi.
Kasus baru Virus Corona di Indonesia terus meningkat.
Terbaru, Dinas Kesehatan Jawa Tengah kini tengah mendata pasien covid-19 dengan Happy Hypoxia.
Menimpa pasien Virus Corona yang tak memerlihatkan gejala, tapi tiba-tiba bisa mengakibatkan kematian.
Happy Hypoxia pada orang yang terjangkit covid-19 rupanya sudah ditemukan di sejumlah daerah.
Fenomena Happy Hypoxia ini mencuat setelah dialami oleh pasien covid-19 di Banyumas yang akhirnya meninggal dunia.
• Bongkar Pesta Seks Sesama Jenis, Polisi Beber Grup WhatsApp dan Instagram Gay, Isinya Mengejutkan
• Presiden Brescia Bocorkan Barcelona dan Manchester United Siap Beli Mahal Regista AC Milan, Tapi?
• Mata Najwa, Pengakuan Mengejutkan Ketua Adat Laman Kinipan Effendy Buhing Sakit Hati Diseret Polisi
• Tak Kunjung Ditransfer, Menaker Beber Progres Pencairan BLT Karyawan Tahap II, Cara Cek Rekening
Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo menjelaskan bahwa Happy Hypoxia pada penderita corona sebenarnya sudah muncul sejak lama.
"Happy Hypoxia sebenarnya sudah ada sejak dulu, saat covid-19 mewabah.
Hanya saja, saat itu kasus tersebut tak mendapat perhatian khusus," kata dia.
"Setelah kasus di Banyumas, baru diperhatikan. Padahal, ini kerap terjadi di mana-mana.
Di Semarang dan Solo juga ada,” lanjut Yulianto saat ditemui di Kantor Gubernur Jateng, Rabu (2/9/2020).
Pasien tidak mengalami gejala tertentu, namun dapat secara tiba-tiba mengalami sesak napas karena kadar oksigen dalam tubuh terus menurun.
“Orang yang mengalami Happy Hypoxia ini enggak terlihat gejala yang jelas.
Tapi, sebenarnya paru-parunya sudah rusak.
Makanya, sering disebut silent hypoxia,” ungkapnya.
Kemungkinan terburuk pada kasus ini adalah kematian mendadak.
• Terungkap, Baru 1,9 Juta Karyawan Terima BLT Rp 600 Ribu, Begini Cara Setor Rekening ke BPJamsostek
Di Jawa Tengah, kasus pasien covid-19 mengalami Happy Hypoxia tidak hanya ditemukan di Banyumas, tetapi juga Semarang dan Solo.
Kasus kematian akibat Happy Hypoxia disebut juga cukup tinggi.
Saat ini dinas tengah melakukan pendataan.
“Ini kami baru mengumpulkan data dari rumah sakit-rumah sakit rujukan yang menangani kasus ini.
Baru ada tiga rumah sakit yang mengumpulkan dari Banyumas, Semarang dan Solo.
Yang lainnya masih menunggu ” tutur Yulianto.
Mengenai kapasitas rumah sakit di Jawa Tengah, Yulianto menyebut masih mencukupi untuk penanganan covid-19.
“Ketersediaan ruang isolasi kita cukup kok. Masih ada free sekitar 40 persen.
• Brahim Diaz Tiba, AC Milan Siapkan Plan B Pada Pemain Liga Inggris Andai Gagal Gaet Federico Chiesa
Jadi masih kosong sekitar 40 persen dari total ruang isolasi di berbagai rumah sakit rujukan yang kita sediakan,” jelasnya.
Pola Gejala Unik Virus Corona
Jika hanya berdasarkan gejalanya, membedakan covid-19 dengan penyakit flu dan virus corona lainnya bukan perkara mudah.
Pasalnya, gejala covid-19 sering kali tidak spesifik, yaitu batuk, nyeri tenggorokan, nyeri otot, demam dan diare.
• Disorot Dana Rp 90,45 M untuk Influencer, Ini Daftar Kementeriannya dan Kekhawatiran ICW dan YLBHI
• Adian Napitupulu Bongkar Ciri Partai Politik di Tubuh KAMI, Refly Harun Bereaksi, Lalu Tersenyum
• Update Pencairan BLT Karyawan Swasta Rp 600 Ribu, Masih Ada Waktu, Cek Namamu Terdaftar atau Tidak
• Dukung Polisi, Gubernur Bali Sebut Jerinx Cengeng, Coba Gagalkan Upaya Pemerintah Putus Covid-19
Namun, sebuah studi baru terhadap data yang dikumpulkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO) dari 55.000 kasus covid-19 di China mengungkapkan bahwa kemunculan gejala covid-19 memiliki pola yang unik.
Data tersebut menunjukkan bahwa urutan gejala covid-19 biasanya diawali dengan demam yang kemudian disusul oleh batuk dan nyeri otot, baru diikuti oleh mual dan muntah, dan akhirnya muncul diare.
Pola unik ini menjadi semakin jelas terlihat ketika dibandingkan dengan pola kemunculan gejala dari ribuan kasus influenza yang dikumpulkan oleh University of Michigan.
Hampir 150 kasus SARS di Toronto dan sejumlah kasus MERS yang dilaporkan di Korea.
Influenza biasanya dimulai dengan batuk baru demam.
Sementara MERS dan SARS biasanya memiliki permulaan yang mirip dengan covid-19.
Tetapi diare terjadi duluan sebelum mual dan muntah.
Bahkan ketika para ahli juga memperhitungkan gejala covid-19 lain, seperti nyeri tenggorokan dan lemas, urutannya cenderung sama: demam, batuk, nyeri otot, mual dan muntah, dan diare.
Salah seorang penulis studi, Joseph Larsen yang juga peneliti biologi komputasional dan bioinformatika di University of Southern California, mengatakan, urutan dari gejalanya (covid-19) menjadi penting.
"Mengetahui bahwa setiap penyakit memiliki perkembangan gejala yang berbeda membantu para dokter mengidentifikasikan lebih awal, apakah seseorang terkena covid-19 atau penyakit lainnya.
Dan membuat keputusan penanganan yang lebih baik," ujar Larsen, seperti dilansir dari Science Alert, Kamis (20/8/2020).
• Jadwal Acara TV Hari Jumat 21 Agustus 2020, GTV Uang Kaget, Trans 7 Ada Kisah Para Nabi
Temuan ini juga memperkuat anjuran untuk mengecek temperatur sebagai screening covid-19 karena demam biasanya menjadi gejala pertama yang muncul.
Menanggapi temuan yang telah dipublikasikan dalam Frontiers in Public Health ini, pakar reumatologi Bob Lahita yang tidak terlibat dalam studi berkata bahwa model gejala baru ini bisa menjadi panduan yang baik.
Memperhatikan gejala awal dari berbagai infeksi pernapasan bisa membantu membedakan covid-19 dari penyakit-penyakit lainnya.
Bahkan ketika gejalanya tidak muncul sama persis pada setiap orang yang terinfeksi.
(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul ""Orang Covid-19 dengan Happy Hypoxia Tidak Terlihat Gejala tapi Paru-parunya Sudah Rusak"", Klik untuk baca: https://regional.kompas.com/read/2020/09/03/09171301/orang-covid-19-dengan-happy-hypoxia-tidak-terlihat-gejala-tapi-paru-parunya?page=all#page3.