Virus Corona

Corona Belum Usai, WHO Peringatkan Dunia Harus Siap Hadapi Pandemi Berikutnya

Bahkan beberapa waktu terakhir jumlah orang yang terkonfirmasi positif covid-19 meningkat di sejumlah negara.

Fabrice Coffrini/AFP/Getty Images via CNN
Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus 

TRIBUNKALTIM.CO - Pandemi virus Corona masih terus terjadi di berbegai belahan dunia.

Bahkan beberapa waktu terakhir jumlah orang yang terkonfirmasi positif covid-19 meningkat di sejumlah negara.

Meski demikian Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO memperingatkan dunia akan pandemi selanjutnya.

Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengingatkan, dunia harus bersiap untuk pandemi selanjutnya.

Ia meminta negara-negara untuk berinvestasi di bidang kesehatan masyarakat.

Saat ini, lebih dari 27,19 juta orang telah dilaporkan terinfeksi virus corona baru secara global dan 888.326 telah meninggal, sejak kasus pertama diidentifikasi di China pada Desember 2019.

"Ini bukan pandemi terakhir," kata Tedros dalam jumpa pers di Jenewa seperti dikutip dari Reuters, Selasa (8/9/2020).

“Sejarah mengajarkan kita bahwa wabah dan pandemi adalah fakta kehidupan. Tetapi ketika pandemi berikutnya datang, dunia harus siap - lebih siap daripada saat ini," lanjutnya dalam jumpa pers, Senin kemarin (7/9/2020).

 BLT BPJS Ketenagakerjaan, UMKM dan Kartu Prakerja tak Kunjung Cair, Saatnya Lakukan Langkah Ini

 Unggahan Rizki DA soal Belajar Sabar Disorot, Begini Jawaban Nadya Saat Disinggung Istri Mantan

 Ramalan Zodiak Cinta Selasa 8 September 2020, Libra tak Perlu Serakah, Asmara Gemini Dapat Tekanan

 Unggahan Rizki DA soal Belajar Sabar Disorot, Begini Jawaban Nadya Saat Disinggung Istri Mantan

Sebelumnya, WHO menyatakan, belum ada vaksin Covid-19 yang tersedia hingga pertengahan 2021.

"Sejauh ini, tak satu pun dari calon vaksin dalam uji klinis yang menunjukkan sinyal jelas kemanjuran pada tingkat setidaknya 50% yang dicari oleh WHO, kata juru bicara WHO Margaret Harris, seperti dikutip Reuters, Minggu (6/9/2020).

Harris mengatakan, bahwa pentingnya pemeriksaan ketat terhadap keefektifan dan keamanan vaksin. Ia merujuk pada fase dalam penelitian vaksin di mana uji klinis besar-besaran di antara manusia dilakukan.

"Tahap 3 ini harus memakan waktu lebih lama karena kita perlu melihat seberapa protektif vaksin itu dan kita juga perlu melihat seberapa aman vaksin itu," tambahnya dalam press briefing di PBB.

Tak Ada Calon Vaksin yang Tunjukan Sinyal Manjur, WHO tak Yakin Vaksin Corona Ditemukan Sampai 2021

3 Tempat yang Mudah Tularkan Virus Corona Menurut WHO, Tetap Tenang dan Waspada Penuh

WHO Keluarkan Pedoman Baru soal Covid-19, Menyangkut Anak-anak Usia 12 Tahun ke atas

Vaksin Covid-19 Buatan Rusia Siap Diproduksi Massal, WHO tak Jamin Keamanannya

Rusia mengklaim telah menemukan vaksin virus Corona.

Vaksin Covid-19 itu bahkan disebut siap diproduksi secara massal.

Meski demikian banyak pihak yang meragukan keamanan dari vaksin covid-19 buatan Rusia itu. 

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tak menjamin keamanan vaksin virus corona (Covid-19) Sputnik V yang diproduksi oleh Rusia. WHO mengatakan, sebelum diproduksi secara massal, vaksin tersebut masih harus melewati tahap prakualifikasi.

"Kami berhubungan erat dengan otoritas kesehatan Rusia dan diskusi sedang berlangsung sehubungan dengan kemungkinan prakualifikasi vaksin WHO. Tetapi sekali lagi prakualifikasi vaksin apapun mencakup tinjauan dan penilaian yang cermat dari semua data keamanan dan kemanjuran yang diperlukan," kata juru bicara WHO, Tarik Jasarevic, dalam jumpa pers di Swiss, seperti dilansir Associated Press, Rabu (12/8/2020).

Sejumlah ilmuwan memang mempertanyakan keamanan dan data uji coba dari vaksin tersebut yang sejauh ini belum dipublikasi.

 

Ayfer Ali, spesialis obat-obatan di Britain’s Warwick Business School mengatakan, persetujuan cepat yang diberikan Rusia terhadap vaksin Sputnik V itu dapat memberikan efek buruk dari vaksin yang tidak terdeteksi sebelumnya, mengingat Rusia juga belum melakukan uji coba dalam skala besar untuk melihat apakah vaksin bekerja dengan aman atau tidak.

"Rusia pada dasarnya tengah melakukan eksperimen tiNgkat populasi besar," kata Ali, menyamakan persetujuan vaksin Sputnik V seperti eksperimen.

Francois Balloux, seorang ahli di University College London’s Genetics Institute berpendapat, tindakan Presiden Rusia, Vladimir Putin dengan memberikan vaksin Covid-19 Sputnik V kepada putrinya adalah keputusan sembrono dan bodoh.

Ia juga mengatakan vaksinasi massal dengan vaksin yang diuji coba secara tidak tepat adalah tindakan salah. Itu bisa menyebabkan bencana bagi kesehatan masyarakat.

Peneliti rekanan senior di Universitas Southampton, Michael Head, juga meragukan kemanjuran vaksin Sputnik V.

Dia menduga vaksin itu hanya diuji ke beberapa orang, dan pemerintah Rusia dinilai terlalu terburu-buru dalam menyetujui vaksin itu.

Menurut standar dunia, uji klinis tahap tiga sebuah vaksin harus melibatkan sekitar 10 ribu orang dan memakan waktu berbulan-bulan.

Tahap itu juga dinilai menjadi satu-satunya tahapan eksperimen untuk menguji apakah vaksin itu aman dan manjur. Sebagai perbandingan, uji tahap akhir vaksin di Amerika Serikat mewajibkan untuk diuji coba kepada 30 ribu relawan.

Meski banyak yang meragukan keampuhan dan keamanan Sputnik V, namun sejumlah negara sudah menyatakan minatnya membeli vaksin virus corona buatan Rusia itu. Israel salah satunya.

Menteri Kesehatan Israel, Yuli Edelstein mengatakan, negaranya sudah merencanakan negosiasi pembelian vaksin dengan Rusia. Sputnik V bakal dibeli jika terbukti manjur.

"Kami mengikuti dengan cermat setiap laporan, tidak peduli (vaksin berasal) dari negara mana," kata Edelstein seperti dikutip dari AFP.

"Kami sudah membahas laporan dari pusat penelitian Rusia mengenai pengembangan vaksin. Bila kami yakin ini produk serius kami akan mencoba negosiasi. Tapi saya tak mau menipu siapa pun. Staf profesional Kementerian terus bekerja, tapi vaksin tidak akan datang besok," tutur dia.

Israel sendiri saat ini juga sedang mengembangkan vaksin corona. Uji coba pada manusia akan dilakukan paling cepat Oktober mendatang.

Israel juga sudah menandatangani kontrak dengan produsen vaksin Moderna dan Arcturus Therapeutics untuk membeli vaksin potensial mereka.

 Pilkada Solo, Duet Penjahit - Ketua RW vs Anak Presiden - Ketua DPRD, Modal Gerakan Tikus Pithi

 Tak Membantah, Sri Mulyani Akui Indonesia Bakal Resesi, Tapi Tak Parah Karena Upaya Pemerintah Ini

 Dituduh Curi Sawit, Nenek 80 Tahun Jadi Terdakwa, Ke Pengadilan Pakai Tongkat dan Obat Sakit Kepala

Di sisi lain Gamaleya Institut, pengembang vaksin Sputnik V, mengatakan akan segera memproduksi vaksin tersebut mulai akhir 2020 hingga awal 2021.

Direktur Gamaleya Institut, Alexander Gintsburg, mengatakan, jutaan dosis vaksin corona Rusia akan segera diproduksi.

"Rusia berencana memproduksi 5 juta dosis pada Desember sampai Januari mendatang," kata Gintsburg seperti dikutip dari Reuters.

 (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Peringatan WHO : Dunia Harus Bersiap untuk Pandemi Selanjutnya, https://www.tribunnews.com/corona/2020/09/08/peringatan-who-dunia-harus-bersiap-untuk-pandemi-selanjutnya.

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved