Tak Membantah, Sri Mulyani Akui Indonesia Bakal Resesi, Tapi Tak Parah Karena Upaya Pemerintah Ini

Tak membantah, Sri Mulyani akui Indonesia bakal resesi, tapi tak parah karena upaya Pemerintah ini

Editor: Rafan Arif Dwinanto
Tribunnews/Jeprima
Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani berpidato saat menghadiri seminar Nota Keuangan APBN 2020 Mengawal Akuntabilitas Penerimaan Negara di Gedung Nusantara IV DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (21/8/2019). Hingga bulan Juli 2020, realisasi pendapatan negara Rp 922 T, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebutkan angka ini turun dari periode yang sama 2019. 

TRIBUNKALTIM.CO - Tak membantah, Sri Mulyani akui Indonesia bakal resesi, tapi tak parah karena upaya Pemerintah ini.

Pandemi Virus Corona akhirnya menggiring Indonesia masuk jurang resesi di kuartal III 2020 ini.

Menteri Keuangan Sri Mulyani pun tak menampik potensi resesi ekonomi berada di depan mata.

Meski demikian, Sri Mulyani menuturkan kondisi Indonesia masih lebih baik dibandingkan banyak negara lainnya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati tidak menampik kemungkinan terjadinya resesi pada kuartal III tahun ini.

Bendahara Negara itu memeperkirakan, pertumbuhan ekonomi pada kuartal III tahun ini akan berada di kisaran minus 2 persen hingga 0 persen.

Dituduh Curi Sawit, Nenek 80 Tahun Jadi Terdakwa, Ke Pengadilan Pakai Tongkat dan Obat Sakit Kepala

 Jangan Terlewat, Bantuan UMKM Rp 2,4 Juta Selesai Akhir September Ini, Simak Cara Mudah Daftarnya

 Sikap Beda Ridwan Kamil Soal Kata Anjay, Ajak Follow Ramai-Ramai Si Pemilik Nama, Sita Produktivitas

 Cara Baru Konfirmasi Bagi yang Belum Dapat BLT BPJS Ketenagakerjaan, Khusus Karyawan Kategori Ini

Artinya, bila perekomian RI kembali masuk di zona negatif, maka perekonomian RI bakal masuk ke dalam definisi resesi secara teknis.

Yakni pertumbuhan ekonomi negatif dalam dua kuartal berturut-turut.

Sebab pada kuartal II yang lalu, perekonomian RI terkontraksi cukup dalam, yakni sebesar -5,32 persen.

"Meski belanja Pemerintah diakselerasi, konsumsi dan investasi belum masuk zona positif.

Karena aktivitas masyarakat sama sekali belum normal.

Kalau kalau itu terjadi, secara teknis kuartal III ini kita masuk zona negatif, maka resesi terjadi," ujar Sri Mulyani usai melakukan rapat dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, Senin (7/9/2020).

"Namun tidak berarti kondisinya sangat buruk.

Karena kita melihat kalau kontraksi melihat kalau kontraksi lebih kecil, dan akan terjadi pemulihan di bidang konsumsi, investasi melalui dukungan belanja Pemerintah," lanjut Sri Mulyani.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itupun mengatakan, Pemerintah saat ini tengah berupaya untuk mempercepat belanja agar pemulihan tak hanya terjadi did bidang konsumsi dan investasi, namun juga kinerja ekspor Indonesia.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved