Virus Corona

Relaksasi Penanganan Covid-19 dan Adu Politik

Akademisi dan Praktisi Bisnis Indonesia, Rhenald Kasali menyebut relaksasi yang diberikan pemerintah dalam rangka penanganan pandemi Corona.

Penulis: Risnawati | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/RISNAWATI
Founder Rumah Perubahan, Rhenald Kasali dalam Webinar Menggerakkan Roda Ekonomi di Tengah Pandemi covid-19, Jumat (18/9/2020). 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Akademisi dan Praktisi Bisnis Indonesia, Rhenald Kasali menyebut relaksasi yang diberikan pemerintah dalam rangka penanganan pandemi Corona atau covid-19 cukup efektif dan efisien.

Melalui Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 11 Tahun 2020, pemerintah memberikan restrukturisasi berupa keringanan kredit atau pembiayaan bagi masyarakat terdampak, di lembaga keuangan bank maupun non-bank.

Ada juga program kartu prakerja, serta BLT untuk masyarakat kurang mampu.

Lalu ada program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dimana pemerintah melalui Kementerian Keuangan, menggelontorkan dana sebesar Rp 695,2 triliun pada 2020 dan Rp 356,5 triliun pada 2021.

Baca Juga: Percobaan Vaksin Covid-19 Sinovac, Diklaim Aman Digunakan oleh Kalangan Lansia

Baca Juga: 16 Kasus Baru Covid-19 di Yogyakarta, Berasal dari Klaster Warung Solo Sudah Meluas

Berupa BSU untuk pekerja swasta, ekspansi KUR, Banpres produktif UMKM, hingga subsidi pulsa untuk murid dan guru.

"Relaksasi ketika diturunkan, lumayan ada pergerakan ekonomi. Ada tanda-tanda kehidupan, masyarakat sudah bisa belanja lagi, indeks konsumen juga mulai naik walaupun belum 100 persen," jelas Rhenald Kasali saat menjadi pembicara dalam Sarasehan Virtual Nasional secara daring, yang dirangkai dengan lauching Tribunkaltara.com, Jumat (18/9/2020).

Founder Rumah Perubahan ini memandang, relaksasi sangat bergantung bagaimana kepala daerah menanganinya.

Apakah dia bisa menangani sesuai dengan ucapannya dan apa yang harus digariskan, atau hanya sekadar menjadi panggung politik.

"Saya kira keduanya merupakan hal yang berbeda," imbuhnya.

Tanah air merupakan negara gotong-royong. Pemerintah, baik pusat maupun daerah, memiliki pemimpin dengan background partai yang berbeda.

Rhenald Kasali mengaku setuju dengan statement salah seorang pengamat yang ia dengar, bahwa sebetulnya relaksasi kali ini, atau penanganan pandemi, adalah panggung adu pintar, adu hebat para kepala daerah.

Ada daerah yang sudah tepat, ada yang tidak tepat. Ada daerah yang ngomongnya keras, namun sebetulnya tidak ada apa-apa di lapangan.

Ada pula daerah yang ngomongnya keras, tindakannya keras, ada yang ngomong keras tindakan lembut dan seterusnya. Jadi tidak sama.

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved