Sosok di MPR Ini Bocorkan Makna Tersembunyi Pengakuan Eks Panglima TNI, Dicopot Akibat Film G30S/PKI
Sosok di MPR RI ini bocorkan makna tersembunyi pengakuan Eks Panglima TNI, dicopot akibat Film G30S/PKI
TRIBUNKALTIM.CO - Sosok di MPR RI ini bocorkan makna tersembunyi pengakuan Eks Panglima TNI, dicopot akibat Film G30S/PKI.
Gatot Nurmantyo jadi perbincangan setelah pengakuan soal pencopotan dirinya dari posisi Panglima TNI, viral.
Deklarator Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia atau KAMI ini mengaku dicopot lantaran menginstruksikan prajurit untuk menonton Film G30S/PKI.
Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid menduga ada motif dibalik ungkapan Gatot Nurmantyo soal pencopotan dirinya dari posisi Panglima TNI.
Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid menduga pernyataan Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo baru-baru ini berhubungan dengan keinginan untuk mencalonkan diri sebagai calon presiden pada Pilpres 2024.
Pernyataan Gatot yang dimaksud adalah ketika dia mengaku diganti dari jabatannya sebagai panglima TNI karena menginstruksikan pemutaran film G30S/PKI.
• Wakil Indonesia di PBB Tak Tinggal Diam, Blak-Blakan Sebut PM Vanuatu Memalukan, Campuri Soal Papua
• Seru, Live Streaming Trans 7 MotoGP Catalunya, Dovizioso Frustasi, Dibuntuti Fabio Quartararo
• Jadwal Liga 1 2020 Berubah, Laga Panas Derby Jatim Persebaya vs Arema FC, Jadwal Lengkap Klub Bonek
• Bursa Transfer Liga Italia, AC Milan Terancam Gigit Jari, Incaran Pioli Diburu 3 Klub Liga Inggris
“Saya juga husnudzon bahwa Pak Gatot ini juga pengen jadi presiden, ngga ada masalah, karena beliau kan mantan panglima,” ucap Jazilul Fawaid dalam diskusi daring bertajuk “Mantan Panglima, Maumu Apa?”, Minggu (27/9/2020).
“Jadi saya berhusnudzon beliau sebagai seorang mantan panglima itu sah-sah saja di negara yang juga dibangun bersama-sama ini,” sambung dia.
Menurut dia, pergantian pejabat adalah suatu hal yang normal dilakukan oleh pihak yang berwenang.
Ia mengatakan, pergantian Gatot sebagai Panglima TNI beberapa tahun silam juga telah sesuai mekanisme yang ada, yaitu melalui persetujuan DPR.
Maka dari itu, Jazilul Fawaid menilai, pernyataan Gatot Nurmantyo bersifat politis karena memiliki makna tersembunyi.
Makna tersembunyi itu, katanya, yang membuat pernyataan Gatot Nurmantyo menjadi ramai dibicarakan publik.
“Pernyataan Pak Gatot itu menjadi rame justru bukan karena pernyataannya.
Karena ada makna explicit-nya, kalau saya diganti gara-gara pemutaran film G30S/PKI, maka Presiden itu tidak suka kebijakan saya terkait pemutaran film,” ucap dia.
Jazilul Fawaid menuturkan, pernyataan itu yang kemudian menjadi polemik sehingga menimbulkan dugaan.