Usaha Ditutup, Ketua Forum PKL Minta Pemkot Samarinda Beri Perhatian buat Pedagang Tepian Mahakam

Pemkot Samarinda menutup usaha cafe dan angkringan di Kawasan Citra Niaga, termasuk kawasan Tepian Mahakam sebagai upaya memutus mata rantai penularan

TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD FAIROUSSANIY
Tempat yang biasa digunakan para PKL Tepian Mahakam berdagang pada saat senja hingga malam hari, tepatnya di Jalan Gajah Mada, Samarinda, tampak sepi. Kini para pedagang diminta tutup untuk sementara karena angka Covid-19 yang mengalami peningkatan. 

Kawasan Tepian Mahakam yang sebenarnya dikenal sebagai tempat untuk 'nongkrong', bersantai dan berkumpul memang terbantu adanya PKL, pengunjung tak jauh untuk membeli minuman atau cemilan.

Kebijakan pesan antar, menurutnya, tidak bisa diterapkan pada PKL di Tepian Mahakam.

"Kebijakan itu (pesan antar) sesungguhnya tidak bisa diterapkan untuk PKL di Tepian Mahakam, kawasan ini dikenal tempat santai sembil menyantap cemilan-cemilan, kan gitu," kata pria berusia setengah abad lebih ini.

Sambil mengerutkan dahi, ia mencoba menelaah beberapa pertanyaan yang diajukan.

Disinggung terkait kepatuhan terhadap protokol kesehatan yang diterapkan para PKL, Bambang mengemukakan, pedagang sudah menyediakan beberapa wastafel dan mengatur penempatan meja yang sebelumnya tanpa jarak. 

Pedagang sangat patuh pada anjuran, tak ingin jadi agen penyebaran, bahkan kluster Tepian Mahakam.

Bahkan Bambang berkeliling di sekitar Tepian Mahakam, melihat sendiri dan  menegur pengunjung yang tidak mengenakan masker saat berkunjung ke kawasan Tepian Mahakam, apalagi pada pedagang yang tidak menerapkan protokol kesehatan

"Jaga jarak sebenarnya sudah diatur sebaik mungkin. Kami agak kesulitan mengatur jarak jika pengunjung membludak, pernah terjadi. Pengunjung tak pakai masker juga beberapa kali kami tegur, tapi ada saja yang bandel. Pedagang juga kami tegur jika berbuat sama," tuturnya.

Ketentuan dan aturan yang diberlakukan Pemkot Samarinda sebenarnya menimbulkan kebimbangan para pedagang, di samping harus mendukung pencegahan penyebaran Virus Corona, sisi lainnya harus menutupi segala tuntutan hidup serta kebutuhan sehari-hari.

Jika penutupan sementara ini menjadi solusi terbaik, maka pihaknya akan patuh terhadap putusan tersebut.

"Akan tetapi pemerintah juga harus memberikan perhatian kepada PKL di Tepian Mahakam, terutama dampak sosial dan ekonomi yang ditimbulkan akibat kebijakan ini. Upaya konkret bagi para pedagang karena tak mudah beralih jualan, pasar malam pun saat ini juga sudah dibatasi," ujarnya

Tribunkaltim.co juga  bertemu langsung dengan PKL di sekitar Tepian Mahakam yang berkunjung ke workshop Bambang, Setyo Budi.

Setyo bercerita, dampak signifikan pasca pandemi sangat terlihat di awal pemerintah memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kota Samarinda, awal medio Maret 2020 lalu.

Setyo bercerita, pendapatan yang tak mencapai 25 persen dari target harian menjadi beban tuntutan hidup.

Kebijakan PSBB yang akhirnya harus menghentikan sumber mata pencahariannya ini, mau tak mau memutar otak demi bertahan hidup.

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved