Satu Lagi Korban Kapal Pengangkut Pasir di Perairan Semurut Berau Ditemukan Meninggal Dunia

Satu lagi korban tenggelamnya kapal pengangkut pasir, di perairan Sungai Semurut sekitar 1 Kilometer (km) dari Dermaga Semurut.

Penulis: Ikbal Nurkarim | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/IKBAL NURKARIM
Proses evakuasi korban kapal pengangkut pasir yang tenggelam di perairan Sungai Semurut sekitar 1 Kilometer (km) dari Dermaga Semurut, RT 01, Kampung Semurut, Kecamatan Tabalar, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur berhasil ditemukan tim gabungan, Senin (28/9/2020). (TRIBUNKALTIM.CO/IKBAL N) 

TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB - Satu lagi korban tenggelamnya kapal pengangkut pasir, di perairan Sungai Semurut sekitar 1 Kilometer (km) dari Dermaga Semurut, RT 01, Kampung Semurut, Kecamatan Tabalar, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur berhasil ditemukan tim gabungan, Senin (28/9/2020).

Korban diketahui bernama Kahar (35) yang merupakan nahkoda kapal nahas tersebut.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD ) Kabupaten Berau Thamrin saat ditemui awak TribunKaltim.co mengatakan penemuan korban ketiga tersebut sekitar pukul 08.00 Wita.

Terkait kecelakaan laut itu memang ada tiga diatas kapal, 1 nahkoda dan dua ABK, kemudian ditemukan selamat satu orang dan korban kedua ditemukan sore kemarin dalam keadaan sudah meninggal dunia.

"Dan satu lainnya pagi tadi juga ditemukan sudah meninggal," jelas Thamrin kepada TribunKaltim.co.

Baca Juga: BERITA FOTO Prosesi Pemakaman Bupati Berau Muharram di TPU Km 15 Balikpapan

Baca Juga: BERITA FOTO Prosesi Pelepasan Sampai Penguburan Almarhum Bupati Berau Muharram di Balikpapan

Saat ditemukan, lanjut Thamrin, korban sudah muncul di permukaan air dan kebetulan tim gabungan melihatnya dan langsung dievakuasi ke daratan.

Sehingga Kepala BPBD Kabupaten Berau itu memastikan dalam kapal pengangkut pasir hanya terdapat tiga orang satu ditemukan selamat dan dua lainnya meninggal dunia.

Lebih lanjut Thamrin menjelaskan dari informasi yang Ia peroleh, kapal nahas tersebut tenggelam karena kapal mengalami kebocoran dan kejadian terjadi di malam hari.

"Kalau informasi yang kami terima bahwa kapal itu dari Tanjung Redeb menuju Tubaan membawa pasir dan diperairan sekitar Semurut katanya ada bagian kapal bocor. Dan mungkin ABK lagi istirahat dan tidak sempat menyelamatkan diri hingga meninggal dunia," tuturnya.

Sebelumnya Kasat Polair, Iptu Amin Maulani keawak media juga mengatakan, dugaan sementara penyebab kapal tenggelam, karena ada bagian kapal yang bocor.

Baca Juga: Percobaan Vaksin Covid-19 Sinovac, Diklaim Aman Digunakan oleh Kalangan Lansia

Baca Juga: 16 Kasus Baru Covid-19 di Yogyakarta, Berasal dari Klaster Warung Solo Sudah Meluas

Posisi kapal yang sudah tenggelam, membuat tim gabungan dibantu warga melakukan penyelaman ke dalam kapal tersebut, untuk mencari keberadaan korban yang diduga terjebak dalam kapal.

"Untuk arus cukup tenang. Kami akan menyelam ke dalam dahulu, memastikan apakah ada korban atau tidak di dalam kapal tersebut,” bebernya.

Selain melakukan pencarian, pihaknya juga meminta keterangan saksi mata yakni Alimudin, Ia mengaku tertidur pada saat kejadian, sehingga tidak mengetahui secara pasti kronologinya. Ia terbangun, pada saat air sudah masuk ke dalam kapal.

Baca Juga: Bangun Ibu Kota Negara di Kalimantan Timur Ditunda, Garap Masterplan dan Infrastruktur Dasar Saja

Selain melakukan penyelaman, pihaknya juga melakukan pencarian menggunakan perahu karet dan perahu para warga di Kampung Semurut. Untuk lokasi pencarian sendiri, diperlakukan jarak dengan luas mencapai radius 500 meter dari lokasi kapal tenggelam

1 ABK ditemukan meninggal dunia

Sebuah kapal pengangkut pasir dilaporkan tenggelam, di perairan Sungai Semurut sekitar 1 kilometer dari Dermaga Semurut, RT 01, Kampung Semurut, Kecamatan Tabalar, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.

Kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 04.00 Wita, Minggu (27/9/2020).

Kapal dengan nomor lambung KM Winda 01 ini, mengangkut pasir dengan berat 30 meter kubit, berangkat dari Sambaliung, pada Sabtu (26/9) sekitar pukul 16.00 Wita kemarin.

Setibanya di Kampung Tabalar, Nakhoda kapal bernama Kahar (35) memutuskan untuk istirahat.

Baca Juga:Polsek Samarinda Ulu Beber Kronologi Bocah 9 Tahun Tenggelam di Kolam Gerbang Unmul

Baca Juga:Kronologi Bocah 9 Tahun Tenggelam di Kolam Universitas Mulawarman Samarinda, Sempat Ditegur Security

Namun, pada pukul 04.00 Wita, anak buah kapal (ABK) yakni Alimudin (25) terbangun karena merasakan kapal sudah mulai tenggelam. Kemudian pria 25 tahun itu memutuskan untuk menyelam dan keluar dari kapal.

Kapolres Berau AKBP Edy Setyanto Erning melalui Kasat Polair, Iptu Amin Maulani ke awak media mengatakan, dugaan sementara penyebab kapal tenggelam, karena ada bagian kapal yang bocor.

Ia menjelaskan masih ada dua orang dilaporkan hilang, yakni nakhoda kapal dan satu orang ABK bernama Ujang (30).

"Dalam kapal tersebut, terdapat 3 orang yakni Kahar, selaku nakhoda, Ujang dan juga Alimudin yang berprofesi sebagai ABK," katanya

Posisi kapal yang sudah tenggelam, membuat para warga dan juga pihak kepolisian melakukan penyelaman ke dalam kapal tersebut, untuk mencari keberadaan Ujang dan Kahar.

"Untuk arus cukup tenang. Kami akan menyelam ke dalam dahulu, memastikan apakah ada korban atau tidak di dalam kapal tersebut,” bebernya.

Selain melakukan pencarian, pihaknya juga meminta keterangan saksi mata yakni Alimudin.

Ia mengaku tertidur pada saat kejadian, sehingga tidak mengetahui secara pasti kronologinya. Ia terbangun, pada saat air sudah masuk ke dalam kapal.

"Dari pengakuan saksi yakni Alimudin, air sudah cukup tinggi di kapal. Ia terbangun, kemudian menyelam untuk bisa keluar dari kapal tersebut. Ia juga tidak melihat kedua rekannya,” imbuhnya.

Proses pencarian membuahkan hasil, sekitar pukul 17.25 Wita, jasad dari Ujang ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. Posisi jenazah sendiri, menurut Amin berada di dalam kapal. Diduga, korban terjebak sehingga tidak bisa keluar.

"Iya baru ditemukan, posisinya sudah meninggal dunia. Ia berada di dalam kapal,” ungkapnya.

Selain melakukan penyelaman, pihaknya juga melakukan pencarian menggunakan perahu karet dan perahu para warga di Kampung Semurut.

Untuk lokasi pencarian sendiri, diperlakukan jarak dengan luas mencapai radius 500 meter dari lokasi kapal tenggelam.

"Sementara ini, satu orang masih dalam pencarian yakni nakhodanya. Untuk waktu pencarian sendiri akan dilakukan hingga 3 hari ke depan. Jika memang belum ditemukan, maka akan ditambah selama 7 hari,” tutupnya. 

(TribunKaltim.co/Ikbal Nurkarim)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved